Bab 13

3 1 0
                                    

A Kun, Qiu Bi dan Mulato pun sampai di tempat meja-meja tersebut. "Ayo sekarang giliran kalian, aku akan menemani kalian berhati-hatilah," pesan A Kun. Mereka mengangguk. Mulato dan Qiu Bi mulai menelusuri tempat itu sambil memikirkan matang-matang meja yang akan mereka pilih. Setelah beberapa menit mendiskusikan pilihan mereka, Qiu Bi dan Mulato akhirnya sepakat memilih meja yang berada di posisi tengah. Mulato langsung menekan tombol merah sebelah kanan. Layar diatas meja itu menyala, dengan harapan tinggi mereka berharap semoga meja yang mereka pilih adalah meja yang asli, meja yang benar. Layar itu sudah menunjukkan kata-kata 'welcome' dibawah kata-kata itu muncul sebuah tulisan 'continue?' Dan dibawah tulisan itu ada dua pilihan 'yes' dan 'no' . "A Kun apa yang harus aku lakukan?" Tanya Mulato. "Pilih pilihan pertama," Mulato langsung memilih pilihan pertama. Tiba tiba semua tulisan itu menghilang, mereka pun melihat layar itu dengan hati yang berdegup kencang. Dalam waktu beberapa detik muncul sebuah gambar, ketika mereka lihat gambar itu mereka terkejut karena ternyata pilihan mereka salah, yang muncul di layar itu bukan simbol bumi melainkan muncul simbol mata satu. "Ayaya.. kita salah, bagaimana ini?" Panik Mulato. "Tidak apa-apa, masih ada 2 kesempatan qiu," ujar Qiu Bi. Tiba-tiba muncul 3 buah portal aneh, dan dari dalam portal itu keluar 3 monster yang amat mereka kenali, bentuk monster itu hanyalah asap hitam dengan satu mata dan 2 tangan. "Rupanya musuh kita hanyalah tangan hitam," ujar Qiu Bi. "Kita bertemu kembali prajurit naga tempur," ujar tangan hitam. "Ayaya, ayaya apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Mulato. "Tidak ada cara lain selain bertempur, aku bisa mengurus dia, bukannya sekali dua kali kita melawan mereka. Kau jaga bola kristal untukku Mulato aku akan melawan tangan hitam ini," ujar Qiu Bi. Mulato mengangguk, ia pun terbang dan mengambil bola kristal Qiu Bi untuk melindunginya. Qiu Bi pun bersiap bertempur. "A Kun pinjam tenaga dari naga bintang," A Kun mengangguk, ia menekan alat naga tempur nya lagi dan berkata "Memanggil naga bintang!" Untuk pertempuran kali ini Qiu Bi meminjam tenaga dari Naga Kambing Putih, kini di tangan Qiu Bi ada senjata berbentuk tanduk. "Tunjukkan kemampuanmu tangan hitam!" Tangan hitam pun menyerang Qiu Bi dengan serangan nya, Qiu Bi berhasil menghindar. "Sekarang giliranku! Senjata tanduk!" Senjata ditangan Qiu Bi mengeluarkan serangan dan serangan tersebut mengenai mata tangan hitam itu dan salah satu dari ke 3 tangan hitam itu lenyap. "Tombak Pasir Emas!" Qiu Bi mengeluarkan senjata andalannya tombak pasir emas dan dia pun menyerang tangan hitam itu lagi. Kini semua tangan hitam itu lenyap dalam sekejap mata. "Mudah sekali," ujar Qiu Bi. "Jangan senang dulu, kalian belum menemukan layar yang benar," pesan A Kun. "Baiklah ayo kita cari lagi layar yang asli," ujar Qiu Bi.

Mereka bertiga pun mencari meja dengan layar yang asli itu. Setelah berjalan kira kira tidak jauh dari bagian tengah, mereka menemukan sebuah meja di sudut kiri atas, mereka pun akhirnya memilih meja itu. Sama seperti tadi, Mulato menyalakan layar yang ada diatas meja itu. Lagi-lagi layar itu tidak menunjukkan simbol bumi melainkan kini simbol kepala 6. "Ayaya! Kita salah lagi," ujar Mulato. "Argh! Bagaimana bisa?! Kita salah memilih lagi?!" Kesal Qiu Bi. "Tenanglah Qiu Bi, jangan emosi. Masih ada satu kesempatan terakhir ingat gunakan hati dan pikiran kalian untuk memilih, pikirkan baik-baik meja mana yang harus kalian pilih, sekarang bersiap untuk bertempur lagi Qiu Bi, aku merasa musuh kita yang selanjutnya ini akan sulit," ujar A Kun. Sebuah portal kembali muncul lagi, kini yang muncul adalah seekor naga dengan 6 kepala, dan sayap juga tubuh yang besar. Naga itu berwarna merah. "A Kun masukkan aku dalam evolusi dewa raja naga tempur tingkat akhir, sepertinya tebakan mu benar musuh kita yang kali ini kuat," A Kun mengangguk ia kembali menekan alat naga tempur nya lagi dan berkata "Qiu Bi! Evolusi Dewa Raja Naga Tempur Tingkat Akhir!" Qiu Bi berevolusi menjadi dewa raja naga tempur tingkat akhir, ia terlihat sangat keren dan kuat tubuhnya seperti dilapisi emas. "Hahaha, jadi ini bentuk dari salah satu 6 Dewa Naga Suci, kuakui kau keren tapi aku jauh lebih kuat darimu!" Sombong naga itu. "Terserah saja! Lebih baik sekarang kita bertempur!" Bentak Qiu Bi. "Siapa takut?" Mereka pun mulai bertarung satu sama lain.

✨️✨️✨️

Jam sudah menunjukkan pukul 7.30 malam, pesta di rumah Mei Han akan berakhir sebentar lagi. "Teman-teman, apa kalian mau makanan penutup lagi? Mamaku baru memesan es krim dan sebentar lagi es krim itu akan datang," tanya Mei Han. "Sebenarnya aku sudah kenyang tapi kalau hanya es krim tidak apa-apa deh aku mau," ujar Liling. "Yang lain bagaimana?" Tanya Mei Han. "Siapkan saja Mei Han kalau memang nanti kami mau kami akan mengambilnya," ucap Xiao Ta. Tak lama kemudian, es krim yang dipesan mama Mei Han datang, Mei Han pun mengambil es krim itu. Saat Mei Han mengambil es krim itu, langit yang awalnya cerah menjadi berangin dan angin itu lumayan kencang. Tiba-tiba perasaan Mei Han buruk, ia  tidak beranjak dari pintu. Kha Fu yang melihat Mei Han yang diam di pintu menghampirinya. "Mei Han, apa yang terjadi?" Tanya Kha Fu. Mei Han menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku hanya bingung kenapa langit yang cerah bisa tiba-tiba jadi sangat berangin," jawab Mei Han. "Mungkin sedang mau hujan Mei Han, kau jangan berfikir yang tidak-tidak," balas Tian Lo sembari meminum air di gelasnya. "Tian Lo benar, belum ada tanda-tanda bahaya yang akan datang, jadi alangkah baiknya apabila kita menikmati hari-hari damai kita sekarang. Ya tapi tetap harus terus waspada karena seperti yang kita lihat para naga kecil ada di dunia manusia sekarang tidak mungkin kebetulan mereka kembali ke dunia manusia kalau tidak terjadi apa-apa," tambah Xiao Ta.

"Tidak, kalian salah. Bahaya sudah menanti kita," mendengar ucapan Arisha mereka semua pun menatap Arisha. "Apa maksudmu Risha?" Tanya Xiao Ta. "Mei Han, bisa tolong tutup pintu nya dulu tidak? Untuk jaga-jaga kalau semisal ada sesuatu yang berbahaya ingin menyerang kita," pinta Arisha. Mei Han langsung menutup pintu rumah itu menaruh es krim di meja dan duduk di dekat Arisha. "Sudah ayo jelaskan Risha," Arisha menghela nafas. "Kalian masih ingat tidak hari dimana setelah pulang sekolah kita pergi ke rumah Mei Han untuk menjenguk Mei Han yang sedang sakit?" Mendengar pertanyaan Arisha mereka semua mengangguk. "Jadi, jalanan ke rumahku itu sepi, karena memang daerah rumahku kalau sudah malam itu tidak ada mobil atau motor yang lewat. Saat aku sedang berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki, awalnya aku mengabaikan suara itu dan terus melanjutkan perjalanan ku ke rumah hingga tiba tiba saat aku berjalan ke arah kanan, tiba-tiba ada seekor naga tempur menghalangiku. Tubuhnya sangat besar dan rupanya sangat seram, naga tempur itu terus mengejarku dan hendak menerkamku. Untungnya ada Kamaniya, Kamaniya berhasil membawaku kabur dari naga tempur itu," cerita Arisha. Mereka pun memandang Arisha dengan pandangan tidak percaya mereka sangat kaget.  "Tunggu dulu, naga tempur. Risha, Apa naga tempur yang mengejarmu itu berwarna hijau?" Tanya Kha Fu. Arisha mengangguk. "Mei Han! Berarti benar dugaan kita kemaren," ujar Kha Fu. "Iya Kha Fu, aku juga sangat kaget setelah mendengar cerita Risha," balas Mei Han. "Apa yang kalian bicarakan? Aku sama sekali tidak mengerti. Ayo cepat ceritakan," omel Tian Lo. "Setelah kalian semua pulang aku dan Kha Fu sedang bersiap untuk tidur, saat kami hendak tidur. Kha Fu mendengar ada suara benda yang terjatuh, untuk memastikan suara apa itu Kha Fu pergi ke jendela untuk melihat ke luar, dan secara tidak sengaja iya melihat sebuah tubuh berwarna hijau," cerita Mei Han. "Berarti bisa jadi badan yang dilihat Kha Fu adalah badan milik maga tempur yang menyerang Arisha. " ujar Liling menyimpulkan. "Iya benar dan setelah aku melihat tubuh itu tiba tiba muncul perasaan tidak enak, dan perasaan itu berkaitan dengan hari ini, lalu tadi seperti yang diceritakan Mei Han, langit malam yang semula cerah tiba-tiba sangat berangin, aku curiga akan sesuatu," ujar Kha Fu. "Aku tau apa yang kau curigakan Kha Fu," jawab Dainase. "Maksudmu Dainase?" Tanya Kha Fu. "Aku mencium bau naga tempur yang tidak aku kenali, dan bau itu tidak jauh dari tempat ini," jawab Dainase. "Apa? Kau pasti bercanda Dainase?" Kaget Mei Han. Belum sempat Dainase menjawab, tiba-tiba terdengar suara teriakan  tidak jauh dari sini, selain itu ada suara seperti suara bangunan yang hancur dan suara tembakan.

"Aku yakin ada yang tidak beres disini, aku akan keluar untuk mengeceknya," Kha Fu segera beranjak menuju pintu. Saat Kha Fu hendak membuka pintu, Mei Han menahannya. "Ayo pergi bersama aku tidak mau kau kenapa-kenapa," kata Mei Han. "Iya benar, biarkan kami semua ikut," timpal Tian Lo. "Baiklah, tapi kalian berhati-hati lah. Terutama untuk Tian Lo dan Xiao Ta. Taliku dan Mulato tidak ada disisi kalian, " pesan Kha Fu. "Aku tau," mereka pun segera pergi ke arah suara itu.

The Story Of 7 DragonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang