Bab 10

3 1 0
                                    

Mei Han sedang bersiap untuk tidur, saat ia hendak naik ke atas kasurnya, ia menemukan sebuah buku di lantai. Mei Han yang penasaran pun mengambil buku itu, Mei Han membuka buku itu dan di halaman pertama buku itu tertulis Buku Catatan Matematika dan ada nama Arisha di halaman buku tersebut.

 "lho ini punya Arisha, setauku kelas Arisha besok ada jadwal matematika, dia sekelas sama Xiao Ta kan, otomatis sama pasti, aku akan mengembalikannya," Mei Han pun membuka pintu kamarnya secara pelan karena Kha Fu sudah tidur dan dia tidak mau membangunkan  naga kecilnya. Tanpa ia ketahui, naga kecilnya itu terbangun. Sepertinya karena hati Kha Fu dan Mei Han bersatu, Kha Fu jadi bisa merasakan ada pergerakan dari Mei Han.  "Mei Han, kau mau kemana malam-malam seperti ini?" Tanya Kha Fu. Mendengar pertanyaan itu Mei Han terkejut ia pun membalikkan badan nya dan ia melihat Kha Fu sudah duduk di atas tempat tidurnya.  "Kha Fu, kau bangun? Apa aku membangunkanmu? Maaf ya, kau tidur lagi saja," ucap Mei Han lembut. "Iya baiklah, tapi jawab dulu pertanyaanku, kau ingin kemana? Ini sudah malam, dan aku rasa kau tidak lupa kan sama penampakan yang aku lihat kemarin?" Tanya Kha Fu. "Tentu saja aku tidak lupa, aku hanya mau pergi keluar sebentar, buku matematika Risha tertinggal di rumahku dan besok dia harus membawa buku matematikanya itu ke sekolah. Aku ingin mengembalikannya, karena guru yang mengajar pelajaran matematika itu sangat galak, aku kenal sekali dengan dia," jelas Mei Han. "Oh begitu, ayo kita pergi, aku akan menemanimu," ucap Kha Fu. "Tidak usah Kha Fu, rumah Risha tidak jauh juga dari sini, aku cuma pergi sebentar. Kau tidak perlu menemaniku, kau istirahat saja Kha Fu," tolak Mei Han halus. "Tidak Mei Han, bagaimana kalau makhluk itu tiba-tiba muncul lalu menyerangmu? Aku tidak mau kau kenapa-kenapa Mei Han, aku tidak tenang kalau kau pergi malam-malam sendiri di keadaan seperti ini, " Mei Han menghela nafas.

Kha Fu adalah naga kecil yang keras kepala, percuma kalau Mei Han terus melarang Kha Fu, pasti Kha Fu akan tetap melakukannya kalaupun Mei Han menggunakan cara lain untuk pergi tanpa sepengetahuan Kha Fu, pasti Kha Fu tetap bisa mengetahuinya dan bahkan dia pasti akan mengikutinya secara diam-diam. 

Akhirnya Mei Han pun menyetujui permintaan Kha Fu. Mereka pun pergi ke rumah Arisha

✨️✨️✨️

Makan malam keluarga Berenice sudah selesai, setelah membantu Nyonya Berenice membersihkan meja makan, Arisha langsung kembali ke kamarnya bersama Kamaniya, sebelum Arisha tidur, biasanya ia selalu menyusun buku untuk ia bawa besok ke sekolah. Arisha pun  memasukkan satu per satu buku pelajaran yang sesuai dengan jadwal kelasnya besok ke dalam tasnya. Setelah ia selesai memasukkan buku tersebut, ia menyadari kalau ternyata dia lupa memasukkan buku catatan Matematika miliknya, Arisha pun mencari buku itu tapi ia sama sekali tidak menemukannya. "Kamaniya, apa kau lihat buku tulis berwarna kuning? Aku kehilangan buku tulisku," tanya Arisha. "Tidak, aku tidak lihat," jawab Kamaniya. Arisha benar-benar khawatir sekarang, karena berdasarkan cerita dari Xiao Ta, Mei Han dan Tian Lo guru matematika nya itu sangat tegas dan galak, kalau besok gurunya tau dia tidak membawa buku catatan matematikanya pasti dia akan dimarahin habis-habisan lalu dihukum oleh guru itu.

Tok, tok, tok

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari bawah, siapa yang berkunjung ke rumahnya jam segini ? Ini sudah sangat larut. "Kamaniya aku kebawah dulu ya," Arisha langsung membuka pintu kamar nya lalu menutup pintu itu dan ia langsung turun ke bawah.

Dibawah, kedua orang tua Arisha sedang menonton televisi, karena mereka mendengar suara langkah kaki mereka pun langsung mencari tau arah langkah kaki itu dan ternyata itu langkah kaki anak semata wayangnya Arisha, Saat Arisha hendak membuka pintu, mereka langsung mendekati Arisha. "Risha, kenapa kau belum tidur? Dan kau ingin kemana?" Tanya Nyonya Berenice. "Aku tidak kemana-mana mama, memangnya mama dan papa tidak dengar ada pintu yang diketuk?" Tanya Arisha. "Benarkah? Sepertinya kami sangat fokus menonton televisi tadi, yasudah kami akan menemanimu membuka pintu," ujar Tuan Berenice. "Baiklah," Arisha dan kedua orang tuanya pun langsung membuka pintu, dan diluar, sudah terlihat Mei Han dan juga Kha Fu, Mei Han membawa sesuatu di tangannya. Tidak butuh waktu lama, Arisha langsung mengetahui itu adalah buku matematika yang dia cari sedari tadi. "Mei Han, Kha Fu kenapa kalian kesini malam-malam?" Tanya Arisha. "Mei Han bilang dia mau mengembalikan bukumu," jawab Kha Fu. "Iya Kha Fu benar, ini buku matematikamu kan Risha?" Mei Han menunjukkan  buku yang dia pegang di tangannya kepada Arisha. Arisha senang sekali, akhirnya dia bisa bernafas lega. Ia pun mengangguk dan langsung mengambil buku itu. "Terima kasih Mei Han! Kha Fu!" Ujar Arisha. "Lain kali hati-hati Risha jangan ceroboh," pesan Kha Fu. "Baiklah, baiklah terima kasih Kha Fu," jawab Arisha

"Tunggu dulu, Kha Fu?" Tanya Tuan Berenice. Kha Fu yang merasa namanya di panggil menjadi bingung. Karena dirinya bingung harus berespon apa, Kha Fu akhirnya memutuskan untuk tidak merespon apa-apa.  "Jadi ini kau? Dewa Naga Suci berelemen tanah yang melambangkan kekuatan," mendengar kata-kata Tuan Berenice Kha Fu dan Mei Han terkejut mereka saling lempar tatap. "Oh astaga, maafkan aku. Mungkin kalian bingung bagaimana bisa aku mengatakan hal itu," ucap Tuan Berenice. "Jujur, Aku tidak tau apa kau benar Kha Fu, salah satu dewa naga suci yang sudah berjasa bagi dunia manusia juga dunia naga tempur, karena kalian sangat mirip. Akan tetapi jika benar itu kau, aku hanya ingin mengatakan aku sangat menghormati kalian, kalian sangat keren dan aku juga ingin mengucapkan terima kasih karena sudah menyelamatkan kami," lanjut Tuan Berenice. "Kau tidak salah, aku memang Kha Fu yang kau maksud, tapi jujur ini kali pertamanya aku mendengar kalau ada yang menyebut aku dan teman-temanku dewa naga suci," jelas Kha Fu. "Iya sama," jawab Mei Han. "Sebutan itu sudah terkenal di kalangan prajurit naga tempur," Mei Han dan Kha Fu cukup terkejut, mereka tidak menyangka bahwa keberadaan dan kisah mereka sudah benar-benar mendunia. "Wow, keren sekali. Kalau soal kami menyelamatkan dunia itu memang benar akan tetapi soal sebutan Dewa Naga Suci itu aku  tidak menyangkanya. Paman kalau boleh tau bagaimana paman bisa tau tentang hal itu? Apa Arisha menceritakan itu semua ke paman?" Tuan Berenice menggeleng. "Masuklah dulu sebentar, saya akan menjelaskannya kepada kalian, kalau nanti kalian mau menceritakannya ke teman-teman kalian yang lain silahkan saja karena cerita ini juga sudah menjadi masa lalu saya yang tidak terlalu saya pikirkan lagi," ucap Tuan Berenice.

Kha Fu dan Mei Han pun masuk ke dalam rumah keluarga Berenice, nyonya Berenice pun membuatkan cokelat panas untuk mereka. "Kalian pasti bingung sekali ya ketika mendengar ada orang asing yang bisa paham dan tau hal-hal khusus seperti itu. Sejujurnya saya bukan sekedar paham dan tau saja. Tapi saya pernah ada diposisi seperti kalian, tapi yang berbeda hanyalah kalian terkenal sebagai penyelamat sedangkan kami terkenal sebagai  penghancur," senyum sendu kembali terukir di bibir tuan Berenice setelah mengatakan hal itu. "Jauh sebelum kalian, ada sekelompok prajurit naga tempur yang juga datang ke dunia naga tempur untuk mengalahkan naga hitam. Akan tetapi karena keegoisan mereka, bukannya berhasil membunuh Naga Hitam. Mereka justru malah saling menyerang satu sama lain, dan berakhir naga kecil kami berubah menjadi telur naga dan kami kembali ke dunia kami. Sejak saat itu saya akhirnya memutuskan untuk memutuskan hubungan antara saya dan dunia naga tempur," Tuan Berenice menghela nafas. "Dan saya adalah salah satu dari 'mereka' ini," ucap Tuan Berenice. "Jadi kesimpulannya, kau dulu adalah seorang prajurit naga tempur sama seperti Mei Han, akan tetapi kau dan teman-temanmu gagal menjalankan tanggung jawab kalian karena sering terjadi pertengkaran yang diakibatkan oleh keegoisan kalian. Dan berakhir kalian pulang ke dunia manusia dan kau memutuskan hubungan dengan dunia naga tempur. Apakah benar begitu?" Tanya Kha Fu memastikan.

"Kau sangat pintar Kha Fu, " balas Tuan Berenice. "Lalu, bagaimana bisa kau tau tentang kami yang mengalahkan Naga Hitam sedangkan kau sendiri sudah putus hubungan sejak lama dengan dunia naga tempur?" Tanya Kha Fu. "Karena saya hanya putus hubungan dengan dunia naga tempur tidak putus hubungan dengan teman-teman seperjuangan saya, ada beberapa teman saya yang tidak memutuskan hubungan dengan dunia naga tempur. Mereka memanfaatkan retakan ruang hampa yang di buat Naga Hitam untuk terus memantau dunia naga tempur, tidak heran mereka tau berita terbaru tentang dunia naga tempur. Disaat saya berkumpul dengan mereka, mereka sering sekali membahas kalian dari situ saya tau semua hal yang terjadi setelah kami semua kembali ke dunia manusia," cerita Tuan Berenice. "Oh wow! Keren sekali, semakin hari aku semakin menyadari kalau dunia naga tempur itu sangat ajaib dan menarik, banyak sekali cerita menarik yang bisa aku ketahui. Aku bersyukur sekali bisa menjadi bagian dari dunia ajaib ini," ujar Mei Han. "Kau bersemangat sekali ya tampaknya," ujar Tuan Berenice. "Haha tentu saja Paman," jawab Mei Han. "Ini sudah larut malam, sebaiknya kalian pulang. Berbahaya masih di luar jam segini," nasihat Tuan Berenice. "Iya paman benar, kalau begitu aku dan Kha Fu pamit dulu ya. Selamat malam paman, bibi. Dan sampai jumpa besok di sekolah Risha!" Pamit Mei Han. "Terima kasih sudah mengembalikan bukuku dan Hati-hati!" Mei Han juga Kha Fu pun meninggalkan rumah Arisha.

The Story Of 7 DragonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang