Bab 11

4 1 0
                                    

2 hari berlalu, hari ini adalah hari dimana Mei Han mengundang Arisha untuk acara makan-makan dirumahnya. Kebetulan hari ini adalah hari Sabtu, dimana seluruh sekolah libur, jadi dia bisa bermain di rumah Mei Han sepuasnya.

Arisha kini sedang bersiap, dia memilih baju terusan berwarna biru muda dan ia memadukan terusan itu dengan sebuah bando pita berwarna putih, ia memakai sedikit makeup agar tidak terlihat pucat. Setelah selesai bersiap, Arisha pun menemui Kamaniya yang sedang menonton televisi di ruang keluarga. "Kamaniya, aku sudah siap. Bagaimana penampilanku?" Tanya Arisha. "Kau terlihat cantik Risha. Aku yakin semua orang akan terpesona melihatmu," puji Kamaniya. "Hey jangan berlebihan seperti itu, kau membuatku malu," ujar Arisha. "Baiklah baiklah, ayo kita pergi," setelah berpamitan dengan kedua orang tua nya, Arisha dan Kamaniya langsung berjalan menuju rumah Mei Han.

Di perjalanan, Arisha dan Kamaniya bertemu dengan Liling dan juga Dainase. Mereka segera mendekati Liling juga Dainase untuk menyapa mereka. "Liling! Dainase!" Sapa Arisha. "Risha, apa itu Kamaniya?" Tanya Liling. Arisha mengangguk. "Kamaniya perkenalkan ini teman-temanku Liling dan Dainase," ucap Arisha memperkenalkan kedua temannya. "Halo! Aku tidak menyangka aku bisa bertemu sejenisku di sini, semoga kita bisa berteman ya Dainase!" Kamaniya tersenyum. "Iyaa mari kita berteman," jawab Dainase sopan. "Kebetulan sekali kita bertemu disini, mau pergi ke rumah Mei Han bersama?" Tanya Liling. "Tentu, ayo kita pergi," jawab Arisha. Kamaniya yang sedari tadi menyimak pembicaraan Arisha dan Liling tertawa kecil, Arisha yang menyadari bahwa naga kecilnya tertawa langsung bertanya pada naga kecilnya "Kenapa kau tertawa Kamaniya?" Kamaniya menggeleng. "Tidak, hanya saja kalian sangat lucu dan romantis," celetuk Kamaniya. "Apa maksudmu Kamaniya? Apa yang romantis? Aku hanya mengajak Risha pergi bersama," ujar Liling. "Iya, aku setuju dengan Liling. Lagipula dari mana kau belajar kata-kata romantis?" Selidik Arisha. "Aku kan suka menonton televisi, tentu saja aku memahami banyak istilah-istilah yang biasa dipakai manusia," jawab Kamaniya. "Lain kali aku tidak akan mengizinkanmu menonton televisi lagi Kamaniya," ancam Arisha. Kamaniya hanya tertawa mendengar ancaman dari Arisha, sangat menyenangkan menggoda pasangan manusianya yang satu itu. "Dari pada kita banyak berbicara seperti ini, lebih baik kita langsung jalan saja. Mei Han pasti menunggu kita," ujar Liling mengubah topik pembicaraan mereka yang tidak penting itu. "Benar, ayo kita jalan," Arisha, Kamaniya, Liling dan Dainase pun berjalan menuju rumah Mei Han

✨️✨️✨️

Sudah 2 hari ia tidur didaerah meja ajaib itu hanya untuk memantau keadaan Dainase, setelah di lihatnya bahwa Dainase benar-benar aman di dunia manusia bersama Liling, Mulato memutuskan untuk meninggalkan tempat itu. Ia pun terbang pergi dari hutan dimana tempat ajaib itu berada. Setelah ia keluar dari hutan, ia pun bertemu dengan Qiu Bi. "Mulato! Kau kemana saja? Teman-teman yang lain mencarimu Qiu," ujar Qiu Bi. "Ayaya maafkan aku Qiu Bi, aku menemani Dainase ke dalam hutan itu," Mulato menunjuk ke arah jalan menuju hutan aneh itu. "Apa yang kalian lakukan di dalam hutan itu?" Tanya Qiu Bi. "Aku dengar dari Dainase, di dalam hutan itu katanya ada sebuah tempat rahasia yang bisa membuat kita kembali ke dunia manusia, dia bilang dia melihat Kha Fu menghilang setelah menekan sebuah tombol di sebuah meja, dan sekali dia cari tau, ternyata Kha Fu sudah berada di kamar Mei Han, dan hal yang sama terjadi juga pada Dainase saat kami mengunjungi tempat itu dua hari yang lalu," cerita Mulato. "Benarkah? Tapi itu aneh sekali, bagaimana bisa mereka kembali ke dunia manusia? Bukankah retakan yang Naga Hitam buat sudah berhasil kita tutup Qiu?" Tanya Qiu Bi. "Ayaya, aku tidak tau Qiu Bi, tapi itu semua nyata," balas Mulato. "Yasudah begini saja, aku akan mencoba menghubungi A-Kun mungkin saja A Kun tau sesuatu," Qiu Bi langsung menghubungi A Kun lewat bola kristal miliknya.

Selang beberapa menit bola kristal Qiu Bi terhubung dengan A Kun. "Qiu Bi, ada apa kau menghubungiku?" Qiu Bi langsung menceritakan semua yang Mulato ceritakan padanya tadi, A Kun tampaknya juga kebingungan karena A Kun sama sekali tidak memberikan jawaban apa-apa kepada Qiu Bi. "Qiu Bi, maaf aku juga tidak mengerti. Tapi yang Mulato ceritakan itu benar. Dainase sekarang sudah ada dirumah bersama Liling, sekarang mereka sedang pergi ke rumah Mei Han katanya Mei Han mengadakan pesta dan mengundang aku, Liling dan Dainase. Akan tetapi aku tidak suka berpesta jadi aku lebih memilih dirumah saja," cerita A Kun. "Rupanya kau juga tidak paham Qiu," ucap Qiu Bi. "Ayaya, terus apa yang mau kita lakukan sekarang?" Tanya Mulato. "Kita ketempat itu, aku penasaran," jawab Qiu Bi. "Apa? Kau yakin Qiu Bi? Lebih baik jangan, aku tidak mau kalian berdua kenapa-kenapa, Firasatku mengatakan akan terjadi hal buruk," larang A Kun. "Kau tenang saja A Kun, aku dan Mulato tidak akan apa-apa. Aku sungguh penasaran dengan tempat itu," A Kun menghela nafas, ia tidak ingin berdebat dengan naga kecilnya akhirnya A Kun menyetujui keinginan Qiu Bi. "Yasudah, tapi kalian tunggu dulu sebentar ya. Aku ingin menghubungi professor An, kakek Xiao Ta. Dia yang paham tentang Dunia Naga Tempur. Aku yakin dia pasti tau sesuatu. Bukannya aku meremehkan kalian, tapi aku mau memastikan semuanya aman," jelas A Kun. "Baiklah A Kun kami akan menunggu," bola kristal Qiu Bi pun akhirnya terputus dengan A Kun. "Mulato, ayo kita kesana jangan dulu mendekati meja meja itu sampai A Kun menghubungi kita kembali," ajak Qiu Bi. "Ayaya, baiklah ayo kita kesana!" Mereka berdua pun pergi ke tempat itu

The Story Of 7 DragonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang