Bab 19

2 1 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana acara prom night dilaksanakan. Sekolah mereka sudah menyewa satu salon untuk mendandani murid-murid perempuan. Arisha, Mei Han dan Zhi Wan berencana untuk pergi ke salon pada jam 4 sore. Sekarang Mereka sedang berkumpul di rumah Liling dan A Kun untuk sekedar mengobrol dan bertukar cerita sambil memakan camilan. "A Kun, kira-kira kapan kita bisa kembali ke Dunia Naga Tempur? Seingatku, kau bilang, sekarang Dunia Naga Tempur kembali dalam bahaya bukan? Kalau kita tidak cepat kembali kasihan para naga, mereka akan kehilangan tempat tinggal mereka," A Kun mengangguk. "Iya benar, aku sudah berbicara pada kakekmu 3 hari yang lalu, kami sedang mengurus itu," jawab A Kun. "Lalu bagaimana prosesnya?" Tanya Liling. "Sudah hampir selesai, menurut perkiraanku.
Lusa kita bisa kembali ke Dunia Naga Tempur," jelas A Kun. "Asyik! Ini yang aku tunggu, aku rindu berpetualang bersama Taliku!" Seru Tian Lo. Arisha tertegun mendengar penjelasan A Kun.

Pertualangannya akan dimulai, Arisha merasa ini terlalu cepat, ia sama sekali belum siap. Apalagi dia belum pernah melakukan hal ini. Walau dia ada Kamaniya disisinya, dan juga teman-temannya, gadis itu tetap merasa takut dan tidak siap. Mei Han yang melihat Arisha diam langsung menepuk pundak Arisha.

"Risha, apa yang kau pikirkan?" Tanya Mei Han. Arisha menggelengkan kepalanya. "Aku merasa belum siap pergi ke Dunia Naga Tempur. Ini pertama kalinya aku melakukan ini," ucapnya pelan. "Jangan khawatir Arisha, aku akan selalu melindungimu! Aku sudah berjanji juga pada mama dan papa untuk menjagamu saat ke Dunia Naga Tempur. Aku tidak akan meninggalkanmu!" Hibur Kamaniya. "Kamaniya benar, lagipula kau kan ada kami. Kami adalah prajurit naga suci lho. Naga kami adalah Dewa Naga Suci, kapan lagi berpetualang sama prajurit naga tempur seperti kami. Kau jangan khawatir, Kami sudah hafal dan paham betul tentang Dunia Naga Tempur. Kami akan membimbingmu dan menjagamu," tambah Tian Lo. Zhi Wan tertawa mendengar perkataan Tian Lo. "Hey Tian Lo, kau sebenarnya berniat menghibur Risha atau pamer?" Tanya Zhi Wan. "Dua-duanya," jawab Tian Lo dengan bangga. Arisha tertawa. "Terima kasih, Aku adalah orang yang paling beruntung, kenal dengan kalian, dan jadi sahabat kalian. Kalian bukan hanya sekumpulan anak yang baik, tapi kalian juga sekumpulan anak yang keren, bisa menjadi Prajurit Naga Suci adalah hal yang tidak semua Prajurit Naga Tempur bisa dapatkan. Kalian benar-benar spesial! Aku sangat menyayangi kalian," Mei Han yang ada disebelah Arisha langsung memeluk Arisha, suasana di rumah A Kun kini penuh dengan haru. "Kalau lusa kita akan kembali ke Dunia Naga Tempur, besok kita harus beristirahat yang cukup juga menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk berpetualang di Dunia Naga Tempur, dulu kita tidak paham tempat seperti apa itu Dunia Naga Tempur, jadi kita kesana tanpa persiapan apa-apa. Kali ini kita sudah tau bukan Dunia Naga Tempur itu tempat seperti apa? Aku harap kalian bisa menyiapkan perlengkapannya dengan baik," pesan Xiao Ta. Mereka semua mengangguk paham kecuali Arisha.

"Teman-teman, aku harus mempersiapkan apa? Aku bingung," tanya Arisha. "Untuk perlengkapan utama, kau harus bawa pakaian untuk berganti, sebuah tenda, makanan, senter, obat-obatan dan yang paling utama alat naga tempur. Sisanya kau bisa telfon aku nanti, aku akan dengan senang hati membantumu! Atau kau juga bisa bertanya pada papamu kalau kau malas menelfonku" saran Mei Han. "Baiklah terima kasih Mei Han! Aku  pulang duluan, aku mau menyiapkan beberapa perlengkapan untuk lusa," pamit Arisha. "Baiklah hati-hati. Jangan lupa nanti sore kita bertemu di salon!" Balas Mei Han. Zhi Wan yang sedari tadi duduk ikutan berdiri, dia sepertinya ingin membicarakan sesuatu pada Arisha, karena saat Arisha pamit, Zhi Wan tampak ingin mengejar Arisha. Setelah berpamitan dengan teman-temannya. Zhi Wan langsung mengejar Arisha. "Risha!" Panggil Zhi Wan. Arisha menoleh ke arah Zhi Wan. "Ada apa?" Tanya Arisha. "Mau pulang bersama? Aku ingin membicarakan sesuatu juga denganmu," Arisha pun meng iyakan ajakan Zhi Wan. Mereka pun berjalan bersama.

Mereka berjalan melewati sebuah taman, Arisha yang penasaran dengan apa yang ingin Zhi Wan bicarakan langsung membuka pembicaraan. "Apa yang ingin kau bicarakan Zhi Wan?" Tanya Arisha. "Kita ke taman itu dulu bagaimana?" Tunjuk Zhi Wan ke taman yang baru saja mereka lewati. Arisha mengangguk. Ia dan Zhi Wan pergi ke taman itu dan mencari kursi, setelah menemukan kursi itu, Arisha dan Zhi Wan langsung duduk di kursi itu. "Sebenarnya yang ingin kubicarakan adalah tentang masalah kemaren, yang aku merangkul Liling di depanmu," Arisha mengernyitkan dahi. "Ada apa dengan masalah itu?" Tanya Arisha. "Aku mau minta maaf karena sudah merangkul Liling didepanmu. Aku tau, kau menyukai Liling kan? Tenanglah aku tidak suka padanya aku merangkul dia karena dia adalah sahabatku, hanya itu saja kok," mendengar penjelasan Zhi Wan, Arisha terkejut. Bagaimana bisa Zhi Wan tau? Apakah gerak-geriknya sangat jelas dalam merespon masalah kemarin? Arisha merasa sangat malu sekarang, dia merasa bodoh. Dia sudah sekuat mungkin menyembunyikan hal itu tapi ternyata tanpa sadar dia malah menunjukkannya dengan jelas. "Kau tidak perlu menyembunyikannya padaku. Aku janji akan menjaga rahasiamu dan ya  aku benar-benar minta maaf, kalau kemarin aku membuatmu cemburu," sesal Zhi Wan. Arisha menggelengkan kepala nya dan mengusap pundak Zhi Wan. "Tidak apa-apa, aku nya saja yang terlalu berlebihan," jawab Arisha. Zhi Wan tersenyum. "Menurutku kau tidak berlebihan, kau kan suka dengan Liling wajar saja kalau kau cemburu," Arisha tidak menjawab, ia langsung mendekati Zhi Wan dan memeluknya. "Terima kasih Zhi Wan," ujar Arisha. "Kau temanku, sudah sewajarnya aku melakukan hal itu," jawab Zhi Wan. "Hore! Zhi Wan sudah berbaikan dengan Risha!" Seru Milla. "Milla, kau bicara apa? Aku tidak sedang bertengkar dengan Risha," ujar Zhi Wan. "Kalau begitu, kenapa tadi Milla dengar Zhi Wan meminta maaf pada Risha?" Zhi Wan menepuk jidatnya. "Milla, kau ini. Sudahlah, aku jelaskan padamu juga kau tidak akan mengerti," kesal Zhi Wan. "Ahh Zhi Wan, Milla penasaran," pinta Milla. "Ini urusan manusia," ketus Zhi Wan. Milla merengut kesal. Melihat hal itu, Zhi Wan menggelengkan kepalanya. Ia mengambil sebungkus kembang gula kapas dari tas nya dan memberikan kembang gula kapas itu pada Milla yang sedang merengut. "Ambil lah," Milla yang melihat kembang gula kapas itu melompat-lompat kegirangan. Dia langsung mengambil kembang gula kapas itu, membuka bungkusnya dan langsung memasukkan kembang gula kapas tersebut ke dalam mulutnya.

The Story Of 7 DragonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang