Bab 21

8 1 0
                                    

Dua hari berlalu. Sampailah mereka ke hari dimana mereka akan memulai pertualangan mereka sekali lagi, tapi kali ini mereka tidak ³hanya berenam, ada satu teman lagi yang akan menemani mereka dalam pertualangan di Dunia Naga Tempur Kali Ini. Arisha Berenice seorang ballerina terkenal yang baik hati, lucu, cantik dan pintar beserta dengan naga kecilnya yang tidak kalah pintar Kamaniya. Arisha kini sedang memasukkan barang-barang terakhir kedalam tas yang akan ia bawa ke Dunia Naga Tempur. "Sudah semua Risha?" Tanya Tuan Berenice dari luar kamar. "Sudah pa," Tuan Berenice mengangguk, ia memanggil anak perempuan tunggalnya dan Arisha pun mendekati Tuan Berenice. "Kau hati-hati ya disana. Seperti yang sempat papa bilang semalam, Dunia Naga Tempur bukanlah dunia sembarangan, banyak naga jahat yang berkeliaran kau harus sangat berhati-hati. Kamaniya papa titip Risha ya," ujar Tuan Berenice. "Tentu saja pa! Aku pasti akan menjaga Risha," Arisha tersenyum dan memeluk sang papa. Tuan Berenice membalas pelukan Arsha dan membelai rambut Arisha dengan penuh kasih sayang. "Ayo kita makan dulu, kau harus menyiapkan energi yang banyak di Dunia Naga Tempur nanti,"

Arisha, Kamaniya dan Tuan Berenice turun kebawah. Sesampainya di bawah, terlihat Nyonya Berenice sedang menyiapkan makanan. Banyak sekali makanana yang sudah dimasak oleh Nyonya Berenice, ada daging, sayuran dan nasi. "Mama! Makanannya sudah siap belum?" Tanya Arisha. "Sudah makanlah, mama lagi menyiapkan makanan penutup buatmu dan mama juga ada menyiapkan chocolate cookies untuk kau bawa. Tapi pastikan untuk memakan itu sebelum berganti hari ya, mama takut cookies nya tidak bisa dimakan lagi," pesan Nyonya Berenice. "Wah! Terima kasih mama! Kalau begitu kami makan dulu," Arisha, Tuan Berenice dan Kamaniya mulai menyantap makan pagi mereka. Setelah selesai memanggang cookies. Nyonya Berenice bergabung untuk makan pagi. Waktu pun berlalu sangat cepat kini jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, mereka memang janjian di Rumah A Kun pada jam 8 Pagi. Tiba-tiba Hp Arisha berdering, ternyata telfon dari Mei Han. Arisha langsung mengangkat telfon tersebut

"Halo, Mei Han,"

"Risha! Apa kau sudah siap? Kami semua sudah menunggumu,"

"Sudah aku sedang sarapan, yang lain memangnya sudah berkumpul ya?"

"Tinggal kau dan Tian Lo saja yang belum datang,"

"Ah begitu, maaf aku disuruh sarapan dulu soalnya, tadi aku berniat langsung mau pergi, tapi orang tua ku menyuruh ku memakan sarapan,"

"Iya tidak apa-apa, kau selesaikan dulu sarapanmu lalu langsung ke rumah A Kun ya,"

"Baik Mei Han,"

Tuut. Telfon pun mati. "Dari siapa?" Tanya Nyonya Berenice. "Ini Mei Han menelfonku," Nyonya Berenice mengangguk dan menyelesaikan makanannya. Arisha pun memakan suapan terakhir dessert yang dibuat mamanya setelah itu ia pergi ke sofa dan mengambil tas yang sudah ia taruh di atas sofa. Kedua orang tua Arisha pun mendekati Arisha. "Mama, Papa. Risha izin pergi dulu ya, doakan semoga Risha bisa menuntaskan masalah ini dan kembali dengan selamat agar bisa berkumpul bersama kalian lagi," pamit Arisha. Nyonya Berenice mulai meneteskan air mata, dipeluknya tubuh anak semata wayangnya itu, Arisha yang berusaha untuk menahan nangis akhirnya menangis, ini pertama kalinya dia akan pergi jauh dari kedua orang tuanya ke tempat yang asing. "Bersemangatlah Risha, mama akan selalu mendoakanmu dari dan menunggumu dari sini. Selesaikan apa yang harus kau selesaikan dan jaga dirimu baik-baik," pesan Nyonya Berenice. "Risha, papa ada sesuatu untukmu," Arisha melepas pelukan sang mama dan mendekati papanya. "Terima ini, ini akan sangat berguna untukmu di Dunia Naga Tempur nanti," Tuan Berenice menyerahkan sebuah kotak hitam ke Arisha. Arisha pun mengambil kotak itu dan membuka kotak itu, didalam kotak itu ada kalung dengan liontin biru tua berbentuk love. "Ini cantik sekali," kagum Arisha. "Jangan sampai hilang, barang ini sangat penting," pesan Tuan Berenice. Arisha mengeluarkan kalung itu dari kotaknya lalu ia memakai kalung itu di lehernya. "Ayo Kamaniya! Sudah waktunya pergi," ajak Arisha. "Kami pergi dulu ya ma, pa," pamit Arisha. "Hati-hati, Kamaniya kami titip Risha," ujar Tuan Berenice. "Tenang saja pa! Aku pasti akan melindungi Risha dengan seluruh kekuatanku," Arisha dan Kamaniya pun keluar dari rumah dan berjalan menuju rumah A Kun.

The Story Of 7 DragonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang