Bab 9

4 1 0
                                    

Arisha sedang berjalan menelusuri jalan yang gelap. Tidak seperti biasa nya, jalanan yang ia lalui kini sangat sepi. Bulu kuduk gadis itu berdiri dan jantungnya berdegup kencang. Arisha mempercepat langkah nya, hingga tiba-tiba terdengar suara langkah kaki. Mendengar hal itu, Arisha pun menghentikan langkah kakinya dan melihat sekitar, suara tersebut kian mendekat.

Gadis itu berlari secepat mungkin menuju ke rumahnya, saat ia hendak belok kanan, sesosok makhluk besar menghalangi dia, makhluk itu tampaknya adalah seekor naga tempur, sekujur tubuhnya berwarna hijau. Arisha terkejut naga tempur itu terlihat sangat seram dan naga tempur tersebut tampak siap menerkam tubuh mungilnya.

Arisha berjalan mundur, bukannya berhenti, naga tempur tersebut malahan makin mendekatkan dirinya kepada Arisha, air mata keluar dari kedua mata nya, ia sangat takut, yang bisa gadis itu lakukan, kini hanyalah tetap berjalan mundur. Di belakang Arisha ada sebuah batu besar, karena gadis itu tidak melihat jalan, dirinya tersandung batu itu dan terjatuh.

Naga tempur itu tersenyum puas, karena kini mangsanya sudah tidak bisa kemana-mana lagi, ia pun terus berjalan mendekati Arisha. Setelah dilihatnya posisinya dan Arisha sudah sangat dekat, naga itu pun membuka mulutnya hendak menerkam Arisha, Arisha menutup mata pasrah. "Jurus hujan es!" Tiba-tiba ada sebuah serangan yang menyerang naga itu, serangan tersebut berbentuk seperti hujan es, naga itu melindungi diri nya dengan tangan nya. Arisha terdiam, ia tidak bisa mencerna apa yang sedang terjadi hingga tiba tiba ada suara yang dikenali oleh Arisha. "Risha, kau tidak apa-apa kan?" Arisha pun tersadar dan dilihatnya seekor naga kecil berwarna biru muda menghampirinya. "Kamaniya?" Kaget Arisha. Kamaniya tidak merespon perkataan Arisha, ia langsung menarik tangan Arisha dan membawa nya pergi ke dalam rumah.

"Risha, berhati-hatilah. Kau hampir saja mati!" Omel Kamaniya. "Terima kasih sudah menolongku Kamaniya," ucap Arisha. "Tidak perlu berterima kasih, sudah seharusnya aku melindungimu, kau pasanganku," ucap Kamaniya. Arisha tersenyum senang, karena, baru kali ini ia diperhatikan seperti ini. Biasanya tidak ada yang memperhatikannya, orang tua Arisha sibuk bekerja. Bisa dibilang orang tua Arisha mirip dengan orang tua Mei Han, gila kerja. Bedanya orang tua Mei Han sama sekali tidak memperdulikan dan memperhatikan Mei Han sedangkan orang tua Arisha masih memperdulikan dan memperhatikannya, hanya saja jarang sekali.

"Aku ke kamar dulu ya, kalau kau ingin makan, ambil saja makanan di meja. Orang tua ku belum pulang, kau bisa mengambil semua makanan yang kau sukai di atas meja," Arisha pun kembali ke kamarnya, Kamaniya pun mengambil makanan di meja Arisha. Saat Kamaniya sedang makan, tiba-tiba pintu rumah terbuka. Kedua orang tua Arisha pun berjalan masuk ke dalam rumah, Karena Kamaniya sedang sibuk mengunyah makanan, ia tidak sadar kalau pintu rumah Arisha sudah dibuka dan dia juga tidak menyadari ada orang yang masuk ke dalam rumah pasangan Prajurit Naga tempurnya.

Hingga tiba-tiba...

Seorang wanita dewasa berteriak, "AHH! SIAPA KAU? APA YANG KAU INGINKAN DISINI? TOLONG!" Kamaniya yang terkejut langsung menaruh makanannya dan ia terdiam saat melihat wanita itu, seorang laki-laki dewasa yang baru saja menaruh sepatu nya di rak sepatu, langsung berlari ke arah teriakan wanita itu. "Mama, ada apa?" Tanya laki-laki itu. "Pa, itu apa? Aku sangat takut. Kenapa dia bisa ada disini?" Wanita itu pun menunjuk ke arah Kamaniya, Laki-laki itu pun langsung melihat ke arah Kamaniya. Arisha yang mendengar suara teriakan itu langsung turun ke bawah. "Ada.." belum sempat Arisha melanjutkan kata-katanya, ia terdiam melihat laki-laki dan wanita dewasa yang kini sedang berdiri di dekat Kamaniya. "Mama, Papa.. Aku, aku bisa menjelaskannya, tolong jangan sakiti dia ya," ucap Arisha takut. Ternyata wanita dan laki-laki dewasa itu ialah orang tua dari Arisha. Mendengar perkataan Arisha, sang ayah tersenyum dan mendekati Arisha, ia pun membelai rambut Arisha. "Tidak apa-apa Arisha, kau tidak usah takut kami tidak akan melukai naga kecilmu itu," mendengar hal itu, Arisha terbelalak. Apa maksudnya? Kenapa ayahnya seperti tidak terkejut ataupun takut? "Kau pasti bertanya-tanya ya Risha, ayo kita duduk dan makan malam bersama. Papa ingin menceritakan sesuatu kepadamu dan juga kepada mamamu," Arisha dan ibunya menatap satu sama lain dengan tatapan bingung, Tuan Berenice yang menyadari perubahan raut wajah istri dan anaknya hanya tertawa kecil dan ia pun langsung duduk di sebelah Kamaniya, Arisha dan ibu nya pun akhirnya mengikuti perintah dari tuan Berenice.

The Story Of 7 DragonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang