Bab 24

5 1 0
                                    

Setelah berjalan beberapa meter, mereka pun sampai di sebuah penginapan yang cukup besar, sama seperti warna bangunan lain di Kota Redeen, penginapan tersebut didominasi dengan warna merah. Naga Eldar mengantar mereka masuk. "Kalian dudukkan saja dulu teman kalian ke sofa yang disana, aku akan mencoba mencari obat untuk mengobati teman kalian," ujar Naga Eldar seraya menunjuk sebuah sofa di dekat jendela. "Tidak usah, Aku ada bawa obat," tolak Liling dingin. "Baiklah kalau begitu, aku akan menyiapkan kamar untuk kalian dulu, tapi sebelumnya aku minta maaf, kamar yang kosong hanya tersisa 3, kamar yang lain penuh dengan pengunjung," ujar Naga Eldar. "Tidak apa-apa Naga Eldar. Kami bisa sharing kamar kok, terima kasih sudah membantu kami!" jawab Mei Han. Naga Eldar langsung pergi meninggalkan ketujuh prajurit naga tempur itu. Kamaniya mendudukkan Arisha ke atas sofa yang ditunjuk oleh Naga Eldar. Liling langsung mendekati Arisha, dan mengambil obat dari dalam tasnya. Liling mulai membersihkan luka Arisha. "Awh," ringis Arisha. "Tahan sebentar," Ujar Liling. Setelah membersihkan luka tersebut, Liling meneteskan obat merah ke luka Arisha lalu membalutnya dengan plester. Mei Han tersenyum, melihat apa yang terjadi didepannya dia mendekati Dainase dan berbisik. "Dainase, pasanganmu romantis sekali," ledek Mei Han. Dainase hanya tertawa kecil mendengar kata-kata Mei Han. Liling yang merasa sedang dibicarakan langsung menoleh ke Dainase dan Mei Han. "Kalian membicarakan apa?!" Tanya Liling. "Tidak ada kok, kami tidak membicarakan apapun," ujar Mei Han. "Awas saja kalau kalian membicarakan yang tidak-tidak tentangku!" Liling berdiri dan menyimpan semua obat-obatannya. Setelah Liling menyimpan semua obat-obatanny, Naga Eldar datang. "Kamar kalian sudah siap," ujar Naga Eldar. "Jadi, bagaimana pembagian kamarnya?" Tanya Liling. "Bagaimana kalau, aku, Mulato, Tian Lo dan Taliku sekamar, Kau, Dainase, A Kun dan Qiu Bi sekamar, Terakhir Zhi Wan, Milla, Arisha, Kamaniya, Mei Han dan Kha Fu," ujar Xiao Ta. "Kalau begitu yang bertiga ambil kamar nomor 15 ya, karena hanya kamar itu yang ada 3 tempat tidur, " pesan Naga Eldar seraya menaruh 3 kunci diatas meja. "Beristirahatlah dengan baik, aku pergi dulu ada urusan yang harus kukerjakan, maaf tidak bisa menemani kalian," pamit Naga Eldar.

"Tidak apa-apa, terima kasih!" Naga Eldar segera keluar dari penginapannya. Liling menggendong tas nya dan berdiri. "Kak, kalau aku ke kamar duluan tidak apa apa kan?" Tanya Liling. "Tidak apa-apa, kau masuklah dulu," ujar A Kun. "Ayo Dainase," ajak Liling. Dainase pun menghampiri Liling, dan mereka mulai menaiki tangga, akan tetapi, saat mereka hendak naik ke tangga. Arisha tiba-tiba memanggil Liling. "Liling," Liling menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Arisha. "Ada apa?" Tanya Liling dengan nada dinginnya. "Terima kasih sudah mengobatiku. Dan maafkan aku tadi sempat membuat kau emosi, hanya saja pikiran ku waktu itu benar-benar kacau melihat keadaan Kamaniya," ungkap Arisha. Liling tersenyum tipis. "Tidak apa-apa. Aku juga minta maaf terlalu kasar padamu tadi," ucap Liling. "Jadi kau memaafkanku??! Terima kasih Liling!!" Ujar Arisha. "Oh my gosh! You guys are so romantic! " seru Mei Han tiba-tiba. Arisha menatap Mei Han tajam. "shut up," kesal Arisha. "Risha kenapa kau kesal sih? Kau kan harusnya senang, kan kau me.." "Kamaniya, kau mau diam atau tidur diluar?" Potong Arisha. "Jangan seperti itu Risha. Baiklah aku diam," ujar Kamaniya. "Ayaya, Risha seram sekali kalau marah," ujar Mulato ketakutan. "Kau tidak usah ikut-ikutan!" Arisha menatap tajam Mulato. Mulato terkejut ia langsung terbang kebelakang Xiao Ta dan bersembunyi di belakang Xiao Ta. "Ayaya, Xiao Ta.. aku takut, Risha seram," ujar Mulato. "Kau sih terlalu bawel Mulato. Kena marah kan sama Risha," timpal Xiao Ta.

Liling hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dasar tidak jelas, ayo kita ke kamar saja. Jangan disini lama-lama, nanti jadi ketularan tidak jelas," ia dan Dainase pun langsung menaiki tangga meninggalkan teman-temannya. "Yaudah kalau begitu, Risha, Kamaniya, Milla, Mei Han, Kha Fu ayo kita ke kamar juga, kalian pasti lelah terutama Risha. Kau harus banyak istirahat," mereka pun segera mengambil kunci kamar mereka dan pergi ke kamar mereka untuk beristirahat.

✨️✨️✨️

Sesampainya di kamar, Arisha, Zhi Wan dan Mei Han menaruh semua barang bawaannya di dalam lemari. Setelah itu mereka memilih tempat tidur masing-masing, Arisha dan Kamaniya memilih tempat tidur yang berada di sebelah kanan dekat dengan jendela, Zhi Wan dan Milla mengambil tempat tidur di tengah lalu Mei Han dan Kha Fu mengambil tempat tidur di sebelah kiri. "Risha, bagaimana keadaan kakimu?" Tanya Mei Han. "Kakiku sudah tidak apa-apa kok," jawab Arisha. "Syukurlah kalau sekarang tidak apa-apa, aku kaget sekali tadi waktu liat kau nekat mau menyelamatkan Kamaniya padahal kakimu dan tanganmu luka," ungkap Mei Han. "Ya bagaimana ya, aku takut kehilangan Kamaniya. Ya kalau dipikir aneh sih, aku baru mengenal Kamaniya tapi aku bisa sampai seperti ini untuk melindungi Kamaniya," ujar Arisha. "Itu semua tidak aneh Risha. Itu semua bisa terjadi karena hatimu dan Kamaniya bersatu. Kau termasuk cepat Kamaniya. Dulu waktu pertama kali aku dan Mei Han kesini, hati kami sama sekali tidak bersatu. Bahkan aku punya pikiran untuk meninggalkan Mei Han dan mencari pasangan baru hanya karena Mei Han tidak bisa menggunakan kartu tempurnya," cerita Kha Fu. "Apa? Serius?" Kaget Arisha. "Kha Fu benar.. aku dan Kha Fu memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang. Dulu aku memiliki sifat yang cengeng, dan mudah menyerah. Berbeda dengan Kha Fu yang kuat dan tidak mudah menyerah. Itulah kenapa aku sempat bertengkar dengan Kha Fu," tambah Mei Han. "Zhi Wan dan Milla bagaimana? Apa kalian sempat ada konflik atau semacamnya dulu?" Tanya Arisha penasaran. "Kalau aku sih tidak ada konflik, tapi dulu Milla hampir mati karena Naga Hitam. Aku dan Milla adalah prajurit naga tempur yang datang ke Dunia Naga Tempur duluan sebelum akhirnya Mei Han dan yang lainnya tiba, waktu itu kami berhasil mencapai Pagoda Naga Hitam. Waktu itu Milla hampir mati karena Naga Hitam, adikku juga hampir mati waktu itu. Hingga akhirnya Naga Hitam memberi tawaran kepadaku, apabila aku mau mengabdi pada Naga Hitam, Milla dan adikku tidak akan dia sentuh dan setelah dia bangkit dia berjanji untuk menyelamatkan adikku. Karena dulu aku hanya memikirkan keselamatan adikku dan Milla akhirnya aku menyetujui tawaran itu, dan kami diberi tugas untuk membasmi Mei Han dan yang lain," cerita Zhi Wan. "Benar, Milla ingat sekali. Milla hampir membunuh Kha Fu, Mulato, Dainase, Taliku dan Qiu Bi," tambah Milla. Zhi Wan mengangguk sendu, kalau mengingat masa lalu, bagaimana ia dan Milla hampir 2x membunuh Kha Fu, Dainase, Mulato, Qiu Bi, dan Taliku, Zhi Wan merasa sangat bersalah, karena mau bagaimanapun sekarang Zhi Wan bersahabat dengan mereka, sahabat mana yang tidak merasa bersalah karena sempat hampir membunuh sahabat-sahabatnya yang lain, walau sebelum itu mereka tidak bersahabat sama sekali tapi tetap saja Zhi Wan dan Milla hampir membunuh mereka.

Mei Han yang menyadari perubahan raut wajah Zhi Wan yang menjadi sedih langsung menepuk pundak Zhi Wan. "Zhi Wan? Kau baik-baik saja?" Tanya Mei Han. "Aku baik-baik saja. Hanya saja aku merasa sangat bersalah apabila mengingat masa lalu itu. Maafkan aku Mei Han, Kha Fu. Maaf aku sudah sangat jahat pada kalian bahkan hampir membunuh naga kecil kalian," isak Zhi Wan. Mei Han yang melihat Zhi Wan mulai terisak langsung memeluk Zhi Wan. "Sudahlah Zhi Wan, lupakan saja. Itu semua kan masa lalu. Lagipula alasanmu berbuat seperti itu juga kan karena kau mau menyelamatkan Milla juga adikmu," hibur Mei Han. Mendengar cerita haru tersebut mata Kamaniya berkaca-kaca. "Aku tidak menyangka ternyata sebelum menjadi dewa naga suci, banyak rintangan yang harus kalian lalui. Tidak heran kalian bisa sehebat dan sekuat sekarang. Walaupun kalian sahabat kami, kami tetap sangat menghormati kalian sebagai Prajurit Naga Suci, kami sangat kagum dengan kalian, tolong bimbing aku dan Risha supaya bisa menjadi seperti kalian," ujar Kamaniya. "Kamaniya benar. Bimbing kami ya nyonya prajurit naga suci," canda Arisha. "Aku merasa aneh kau memanggilku nyonya," ujar Mei Han. "Sama, bisakah jangan gunakan kata-kata nyonya?" Tanya Zhi Wan. Arisha tertawa. "Haha, iya iya aku bercanda teman-teman. Tapi tetap ya yang aku minta kalian bimbing itu tidak bercanda, aku benar benar butuh bimbingan dari kalian," ujar Arisha. "Tenang saja Risha, kami sudah berjanji kan akan membimbingmu di Dunia Naga Tempur, kami pasti akan terus membimbing dan mendukungmu juga Kamaniya," jawab Mei Han. "Terima kasih!" Ujar Arisha.

"Ayo kita istirahat, besok akan ada pertempuran yang besar," ajak Zhi Wan. "Ayo, tapi aku mau mandi dulu ya, aku tidak tahan kalau tidak mandi," ujar Mei Han. "Mandi? Memangnya ada kamar mandi? Ini kan penginapannya punya seekor naga tempur. Masa iya ada kamar mandi?" Heran Zhi Wan. "Awalnya aku juga berfikir gitu, tapi tadi aku sempat secara tidak sengaja membuka sebuah pintu dekat dengan lemari baju, ternyata pintu itu mengarah ke Kamar Mandi. Dan ada air bersih juga di sana. Sepertinya penginapan ini didirikan oleh manusia juga, sama seperti penginapan di hutan sesat. Mungkin saja manusia yang mendirikan penginapan ini lalu mereka menitipkan penginapan ini kepada Naga Eldar," jelas Mei Han. "Wah! Bagus sekali! Kalau begitu aku mau mandi duluan deh, kebetulan aku bawa skincare," ujar Arisha bersemangat. "Apa? Tidak! Kau mau skincare an? Kan pasti lama itu, di kamar mandinya. Aku duluan saja ya Risha, aku ingin cepat tidur," pinta Mei Han. "Tunggu dulu, Risha. Kenapa kau bawa skincare?" Tanya Zhi Wan. "Agar aku bisa tetap merawat kulitku walau sedang berpetualang di tempat yang jauh, aku juga tidak membawa banyak sih, hanya 3 produk saja," ujar Arisha. "Skincare? Kalian bicarakan apa sih? Milla tidak mengerti," ujar Milla tiba-tiba. "Sama Milla, sepertinya hanya manusia yang paham," jawab Kha Fu. "Aku paham kok," ucap Kamaniya. "Apa? Bagaimana bisa kau paham?!" Kaget Kha Fu. "Waktu masih di rumah Risha, aku suka nonton tv Kha Fu. Tv memberikanku banyak informasi tentang manusia. Terkadang ada beberapa informasi yang tidak ku mengerti, tapi Risha selalu menjelaskannya padaku. Karena itu lah aku jadi paham banyak hal yang berkaitan dengan manusia. Salah satu nya skin care, kata Arisha, Skin care itu bentuk perawatan terhadap wajah manusia, umumnya hanya perempuan saja yang melakukan perawatan tersebut. Tapi bukan berarti laki-laki tidak melakukannya, laki-laki juga akan tetapi jarang ada laki-laki yang melakukan hal itu," jelas Kamaniya. "Oh wow Kamaniya, kau masih ingat semua penjelasanku? Keren sekali!" Puji Arisha. "Tentu saja! Aku mudah mengingat sesuatu," ucap Kamaniya. "Yasudah aku mau ke.." belum sempat Arisha bergerak, Mei Han sudah masuk duluan ke kamar mandi dan mengunci pintu. Arisha menatap pintu yang sudah di kunci itu dengan tatapan kesal. "Mei Han!! Oh ayolah! Aku kan sudah bilang aku mau duluan!" Teriak Arisha. "Salah sendiri kau banyak mengobrol, bersabarlah Risha aku duluan," balas Mei Han dari dalam kamar mandi. Zhi Wan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan dua sahabatnya yang masih seperti anak-anak. "Dasar mereka ini, Milla apa kau mau makan? Aku ingin makan," tawar Zhi Wan. "Tentu saja tapi Milla mau makan Kembang Gula Kapas aja," jawab Milla. "Kau kan barusan makan kembang gula kapas, makan yang lain saja ya? Tidak baik makan kembang gula kapas terus. Aku bawa banyak makanan," nasihat Zhi Wan. "Tidak mau, Milla cuma mau makan kembang gula kapas," Zhi Wan menghela nafas. Dia pun mengambil kembang gula kapas dari tas nya dan memberikannya pada Milla. "Yeay!! Akhirnya Milla makan kembang gula kapas lagi. Terima kasih Zhi Wan!" Milla langsung membuka kembang gula kapasnya dan memakannya.

The Story Of 7 DragonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang