Bab 16

3 1 0
                                    

1 jam kemudian, mereka selesai membereskan rumah Mei Han. Setelah selesai mereka kembali berkumpul di ruang tamu untuk beristirahat sebentar. "Pesta hari ini menyenangkan! Walau diakhir kita harus bertempur," ujar Tian Lo. "Bertempur? Yang bertempur itu perasaan kakakku, Qiu Bi, Mei Han, Kha Fu, Xiao Ta, Mulato, Arisha, Kamaniya, aku dan Dainase. Kau sama sekali tidak ikut kenapa kau bilang kita bertempur?" Omel Liling. "Hey aku juga ikut bantu ya," kesal Tian Lo. "Bantu apa?" Tanya Liling. "Bantu menyemangati, hehe" jawab Tian Lo asal. "Dasar payah!" Ledek Liling. "Hey Auw Yang Ling! Kenapa kau selalu menyebutku payah!?" Marah Tian Lo. "Ya karena memang kau payah," jawab Liling asal. "Dasar sombong!!" Bukannya membalas perkataan Tian Lo, Liling hanya tertawa saja mendengar perkataan Tian Lo. "Oh ya ngomong-ngomong bagaimana kalian kesini Qiu Bi, Mulato?" Tanya Xiao Ta. "Ayaya, Kita itu tadi menggunakan cara yang sama seperti yang Dainase lakukan, hanya saja tantangan yang harus kami lalui lebih sulit, kami harus memilih 1 meja yang bisa membawa kami ke dunia manusia dari antara kumpulan meja-meja ajaib, meja nya sama semua, kami cuma dikasih 3 kesempatan kalau salah pilih akan keluar naga jahat," cerita Mulato. "Oh jadi alasan kenapa pas kau menghubungiku kau minta aku untuk memasukkan kau kedalam evolusi, adalah karena kalian salah memilih dan kalian terpaksa harus bertempur?" Tanya Xiao Ta. "Iya benar, tapi bersyukur A Kun membantu kami," tambah Qiu Bi. "Terima kasih A Kun sudah mengembalikan Mulato dengan selamat ke sisiku," kata Xiao Ta. "Aku hanya bantu sedikit kok," jawab A Kun. "Oh ya ngomong-ngomong, A Kun kau berutang cerita padaku. Bagaimana bisa kau berjalan sekarang?" Tanya Qiu Bi. "Ya sebenarnya tidak ada hal spesial sih, aku cuma melakukan pengobatan saja di rumah sakit dan ternyata berhasil," jawab A Kun. "Keren sekali! Berarti kau sekarang sudah bisa ikut ke dunia naga tempur bersamaku kan?" Tanya Qiu Bi. A Kun tertawa, ia pun mendekati Qiu Bi lalu berlutut dan memeluk Qiu Bi. "Tentu saja Qiu Bi, kita akan bertempur bersama mulai sekarang!" Ujar A Kun. "Aku senang sekali Qiu!" Qiu Bi tersenyum bahagia, akhirnya hari untuk bertempur bahu membahu bersama A Kun  tiba juga. Di tengah keadaan yang mengharukan itu, tiba-tiba Kha Fu bertanya. "Mei Han kau kenapa menangis?" Mei Han mengusap air matanya. "Aku terharu Kha Fu! Qiu Bi dan A Kun akhirnya bisa bertarung bersama," Kha Fu memijat kepalanya pusing melihat pasangannya yang cengeng. "Kau ini, cengeng sekali," ujar Kha Fu. "Kha Fu! Apa kau tidak bisa menangis? Kenapa kau selalu mengatakan aku cengeng?!" Marah Mei Han. "Apa hubungannya tidak bisa menangis sama cengeng?" Celetuk Kha Fu. "Sudahlah Kha Fu, tidak usah didengar. Jangankan kau, aku saja yang sudah berteman lama dengan Mei Han lelah melihat sifat dia yang cengeng," ungkap Tian Lo. Belum sempat Mei Han membalas ungkapan Tian Lo, Xiao Ta sudah melerai mereka. Berakhir Mei Han tidak jadi membalas ungkapan dari Tian Lo. A Kun yang menyadari kehadiran Arisha menatap Arisha dengan tatapan bingung. "Liling, apakah ini perempuan yang sering kau dan Dainase bahas?" Tanya A Kun. Arisha terdiam, ia menatap Liling dengan tatapan penuh pertanyaan. "Apa yang kalian bahas tentang aku?" Tanya Arisha. "Ituu.." Belum sempat Liling menjawab A Kun langsung memotong Liling. "Waktu itu aku secara tidak sengaja lewat didepan kamarnya Liling dan sepertinya Liling lupa menutup pintu kamarnya, dan saat aku lewat aku mendengar Dainase bertanya pada Liling, pertanyaannya.  apa kau benar-benar tidak menyukai Arisha? Mendengar hal itu aku kaget, ini kali pertamanya aku mendengar Liling mau membahas seorang perempuan. Jadi saat Liling pergi bermain basket, aku bertanya pada Dainase apa maksud pertanyaan nya di kamar Liling waktu itu dan Dainase menceritakan kalau Liling itu sangat dekat dengan seorang perempuan bernama Arisha, karena aku penasaran siapa itu Arisha akhirnya aku menghubungi Xiao Ta, karena berdasarkan cerita Dainase, Arisha itu sekelas dengan Liling di sekolah barunya, dan setauku Liling itu sekelas dengan Xiao Ta. Makanya aku tanya pada Xiao Ta, Xiao Ta bahkan sempat mengirim foto Arisha, aku tidak menyangka aku bisa melihat sosok Arisha secara langsung secepat ini," mendengar cerita kakaknya Liling terkejut. "Apa?! Jadi kakak sampai segitunya mencari tau tentang perempuan yang kami bahas?!" Kaget Liling. "Hehe, maafkan aku Liling. Tapi aku sangat penasaran, karena kau tidak pernah kan membahas soal perempuan," Arisha yang mendengar hal itu jadi salah tingkah, jadi selama ini Liling membicarakanku? Ada apa denganku kenapa aku jadi salah tingkah begini, batin Arisha.

"Kakak kau menyebalkan sekali! Dainase, ini semua gara-gara kau. Lain kali aku tidak akan mengizinkan kau membahas Arisha lagi," omel Liling. "Haha, jangan mengomel Liling. Lagipula tidak masalah juga kan kalau kau membahas soal Arisha? Arisha itu perempuan cantik tau. Menurutku wajar saja kalau kau membahas Arisha terus. Kakak pun kalau memiliki teman secantik dan seimut Arisha juga pasti akan membahasnya terus," ujar A Kun. "Kakak apa-apaan sih?! Jangan sembarangan bicara," marah Liling. Mendengar respon Liling A Kun tertawa. "Kenapa kau jadi marah Liling?" Tanya A Kun. "Wah wah wah, ada yang cemburu nihh," timpal Tian Lo. Semua orang tertawa mendengar kata-kata Tian Lo tapi tidak dengan Liling dan Arisha. Liling menatap tajam mereka satu per satu sedangkan Arisha hanya diam dan tertawa canggung.

"Kalian apa-apaan sih. Ti..tidak mungkin Liling suka dengan orang sepertiku. Masih banyak yang lebih baik dariku. Lagipula Liling kan sahabatku, kasih sayang dia tidak mungkin melebihi dari kasih sayang seorang sahabat. Benar kan Liling?" Liling menggangguk. Entah kenapa Arisha merasa sakit dihatinya saat mengatakan kata-kata itu. Apa jangan-jangan dirinya sudah mulai menaruh hati untuk Liling? Tapi itu tidak mungkin, Liling kan tidak seperti pria lain yang penuh kehangatan dan perhatian. Liling merupakan sosok pria dingin dan cuek, bagaimana bisa anak manja seperti dirinya jatuh cinta pada orang yang cuek dan dingin. Arisha membuang jauh-jauh semua pikiran pikiran itu, ini bukan waktunya memikirkan hal-hal tidak penting seperti itu.  Tanpa sadar ternyata Arisha melamun, hingga tiba-tiba dia merasa ada yang menepuk pundaknya, Arisha terkejut, rupanya Mei Han yang menepuk pundaknya. "Kau kenapa Risha?" Tanya Mei Han. "Uhm tidak. Aku tidak apa-apa Mei Han. Aku pulang dulu ya hari sudah malam, aku takut orang tuaku mencariku. " Arisha langsung pergi dari rumah Mei Han. Kamaniya yang heran melihat perubahan sifat Arisha pun mengejar Arisha yang sudah keluar dari rumah Mei Han. "Rishamu kenapa Liling?" Tanya A Kun. "Bisa kah kakak berhenti menjodohkanku dengan Arisha? Aku jadi tidak enak dengannya, aku yakin dia pasti merasa tidak nyaman," kesal Liling. "Maafkan kakak Liling. Kakak hanya bercanda, mana tau dia merasa tidak nyaman," ujar A Kun. "Ah sudahlah, aku pulang dulu, Ayo Dainase !" Liling dan Dainase pun meninggalkan rumah Mei Han. A Kun menggeleng-gelengkan kepala nya melihat kelakuan adiknya, "dasar Liling, gengsi nya sangat tinggi," celetuk A Kun. "Ya sudah, aku dan Qiu Bi juga pamit pulang ya, selamat tinggal teman-teman!" Pamit A Kun. "Selamat tinggal," ujar Mei Han A Kun dan Qiu Bi pun keluar dari rumah Mei Han. "Mei Han, kami juga akan segera pulang, terima kasih untuk hari ini!" Pamit Xiao Ta. Mei Han mengangguk dan tersenyum. Mulato, Xiao Ta dan Tian Lo pun pulang  ke rumah mereka.

The Story Of 7 DragonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang