Bab 7

3 1 0
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi tanda pelajaran sudah selesai, seperti yang mereka bicarakan tadi, mereka ingin pergi ke rumah Mei Han untuk menjenguk Mei Han. Xiao Ta mengajak Arisha untuk ikut pergi dan Arisha pun menyetujui ajakan Xiao Ta. Mereka pun mulai berjalan ke rumah Mei Han

Ting Tong

Tian Lo memencet bel rumah Mei Han, sembari memanggil nama Mei Han. Tidak butuh waktu lama untuk menunggu, pintu rumah tersebut dibuka, terlihat Mei Han sedang berdiri di ambang pintu. "Mei Han, bukannya kau sakit? Bagaimana bisa kau buka pintu?" Tanya Tian Lo. "Aku sudah lumayan, dan Risha aku tidak menyangka kau ikut," mendengar respon Mei Han, perasaan Arisha menjadi tidak enak, dia takut kedatangannya membuat dirinya tidak nyaman. Karena mau bagaimanapun, Arisha baru saja kenal dengan Mei Han. "Tidak apa-apa kan? Kau tidak keberatan kan? Kalau keberatan tidak apa-apa aku akan pulang," Mei Han menggelengkan kepala. "Hanya saja, jangan terkejut saat kau melihat ada sesuatu yang aneh," 'aneh' yang dimaksud Mei Han itu pasti Kha Fu, secara Kha Fu adalah seekor naga kecil, dan akan sangat aneh apabila ada naga dirumah nya. Tanpa dia ketahui, Arisha sebenarnya sudah tau tentang mereka yang memiliki naga kecil, akibat tidak sengaja mendengar pembicaraan Mei Han, Tian Lo dan Xiao Ta kemarin. Ditambah dia sendiri punya seekor naga yang bernama Kamaniya.

Mereka pun segera pergi ke dalam kamar Mei Han. Ketika Mei Han membuka pintu kamar nya, terlihat sesosok naga yang amat mereka kenali, semua orang terkejut tapi tidak dengan Arisha. Xiao Ta yang sadar akan kehadiran Arisha, langsung menatap Mei Han dengan tatapan seolah memberi kode pada Mei Han, Mei Han paham akan kode itu dia hanya mengangguk dan memberikan kode 'tidak apa-apa dia tau' . "Itu naga kecil? " mendengar pertanyaan Arisha semua orang terdiam. Arisha yang menyadari semua orang terdiam setelah pertanyaannya keluar, langsung bertanya. "Ada apa?" Tanya Arisha. "Ehm tidak tidak apa-apa" jawab Xiao Ta sambil tertawa canggung. Arisha menghela nafas dan tersenyum. "Aku paham kalian ingin merahasiakan nya, tapi kalian sebenarnya tidak perlu merahasiakannya lagi, aku sudah tau sejak lama," mereka semua pun terdiam dan bertanya-tanya bagaimana Arisha bisa tau. "Maaf kalau kesannya tidak sopan, tapi jujur aku sempat mendengar Xiao Ta, Mei Han dan Tian Lo membahas tentang naga kecil, awalnya aku tidak percaya. Tapi setelah kemarin malam aku menerima kotak misterius yang dikirimkan oleh seseorang yang tidak dikenal, aku menyadari ternyata naga itu memang nyata, karena isi dari kotak misterius yang aku terima itu adalah telur naga dan alat naga tempur," cerita Arisha. "Apa?! Kalau begitu kau sama dengan kami? Prajurit naga tempur?" Kaget Tian Lo. "Aku tidak tau tapi sepertinya iya," jawab Arisha. "Tidak salah lagi, dia pasti prajurit naga, dia dapat alat naga tempur, itu artinya dia sudah pasti prajurit naga. Karena hanya prajurit naga yang memiliki alat naga tempur," jelas Liling.

"Bagus lah kalau begitu, kita jadi bisa cerita tentang dunia naga tempur dengan bebas saat berkumpul bersama Arisha," Arisha tersenyum, ia senang Mei Han dan teman-temannya menerima dirinya dengan tulus. Mereka berlima pun mendekati Kha Fu. "Kha Fu? Bagaimana kau bisa di tempat Mei Han? Dainase bagaimana kabarnya? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Liling yang mengkhawatirkan naga kecilnya. "Tenang dia baik-baik saja Liling" aku rasa dia pasti akan ikut denganku sebentar lagi, secara dia tadi sedang bersama ku saat sebelum aku ke dunia manusia dan dia melihat aku yang menghilang dari dunia naga tempur dan muncul ke dunia manusia," ucap Kha Fu. "Syukurlah, aku tenang, terima kasih info nya Kha Fu," Kha Fu mengangguk. Mata Kha Fu yang awalnya fokus mengobrol dengan Liling kini fokus memandang Arisha, wajahnya terlihat bingung. Mei Han yang paham betul tentang Kha Fu tanpa basa-basi langsung memperkenalkan Arisha ke Kha Fu. "Perkenalkan, ini sahabat baru kami Arisha. Dia juga prajurit naga," ucap Mei Han. "Ooh" Arisha tersenyum.  "Halo salam kenal Kha Fu," Arisha menjabat tangan Kha Fu, dan Kha Fu membalas jabatan tangan tersebut. "Kalian tunggu disini sebentar, aku ingin mengambil sedikit camilan untuk kalian," Mei Han segera berjalan keluar kamar, saat ia hendak berjalan keluar kamar, Arisha menahan Mei Han. "Kau belum terlalu sehat Mei Han, beri tau aku saja dimana camilannya, biar aku yang mengambilkannya, kau istirahat saja," Mei Han pun memberi tau posisi camilan yang ingin diberikan ke teman-temannya. Arisha segera keluar dari kamar Mei Han dan mengambil beberapa camilan. Setelah mengambil beberapa camilan, mereka pun mengobrol sambil memakan camilan.

✨️✨️✨️

"Dainase kau serius? Kau tidak sedang bermimpi kan?" Itu suara Taliku. Ya, setelah Kha Fu tidak kembali dari dunia manusia, Dainase memutuskan untuk menceritakan hal ini kepada teman-teman nya yang lain. Kemarin setelah Kha Fu pergi, Dainase ketiduran di tempat itu, dan ia baru sadar setelah bangun pagi ini, setelah terbangun, Dainase pergi mencari keempat teman-teman nya yang lain. Mereka sempat mengkhawatirkan Dainase. "Tentu aku tidak bermimpi Taliku, aku melihat betul-betul Kha Fu pergi ke dunia manusia sendiri, kalau kau tidak percaya ayo ikut denganku," jelas Dainase. "Ah tidak ah aku malas sekali, aku ingin mencari makanan, Mulato kau temani Dainase sana," suruh Taliku. "Ayaya, kenapa harus aku. Tapi baiklah, Dainase ayo kita kesana," Mulato dan Dainase pun kembali ke tempat itu.

Setelah sampai di tempat itu, Dainase langsung menunjukkan layar yang masih setia menyala di meja itu. Terlihat Kha Fu sedang mengobrol dengan Mei Han, Liling, Tian Lo, Xiao Ta dan satu orang yang tidak dia kenali. "Ayaya ayaya.  Kau benar, itu Kha Fu, dia sedang bersama Xiao Ta dan yang lain! Dainase bagaimana cara pakai alat itu tunjukkan padaku, aku ingin bertemu dengan Xiao Ta," mohon Mulato. "Aku sejujurnya juga tidak paham tapi aku akan mencoba nya seperti Kha Fu kemarin," Dainase langsung menyentuh tombol seperti yang dilakukan Kha Fu, akan tetapi tidak terjadi apa-apa dengannya. "Bagaimana? Bisa tidak?" Tanya Mulato. Dainase menggelengkan kepala nya sedih. Mulato yang melihat temannya sedih itu segera mendekati temannya itu. "Ayo coba lagi! Aku yakin kau bisa Dainase," ucap Mulato menyemangati Dainase. Dainase menganggukkan kepala nya, ia memejamkan matanya dan berbicara dalam hati

Aku ingin sekali bertemu Liling, aku mohon. Alat apapun yang aku sentuh ini kumohon bawa aku ke sisi Liling aku rindu pada Liling, aku mau menemani Liling.

Tiba-tiba sama seperti yang terjadi pada Kha Fu, Dainase juga kini diliputi oleh sinar tapi sinar yang menyelimutinya berwarna biru tua. Mulato tercengang melihat hal itu. Dalam sekejap mata Dainase sudah menghilang, dengan cepat Mulato melihat ke layar tersebut, akan tetapi yang ia lihat hanya gelap. Sepertinya layar tersebut mati, Mulato mulai panik. Ia tidak tau harus bagaimana, ia sangat khawatir pada Dainase, kalau menurut cerita Dainase harusnya kalau memang Dainase berhasil kembali ke dunia manusia ia bisa melihat Dainase di kamar Liling, Dainase juga sempat mendeskripsikan bentuk kamar Liling pada Mulato, tapi yang ia lihat kini hanya gelap. Bagaimana mungkin Mulato tidak panik.

Mulato pun mulai menekan-nekan seluruh tombol yang ada di meja tersebut, tapi tidak ada yang berhasil membuat layar itu kembali menyala. Ia pun menjauhkan dirinya dari meja itu, ia berniat untuk menyerang meja tersebut, saat Mulato hendak menyerang, tiba tiba layar itu kembali nyala, terlihat Dainase sedang berada di sebuah tempat dengan dominan warna cat putih, dan di tempat tersebut ada banyak benda yang ia tidak pernah lihat, seperti sebuah tempat duduk dengan lubang di tengahnya dan sebuah benda berbentuk segi empat dengan besi yang tertempel di bagian atas benda itu. "Ayaya, ayaya. Aku bisa melihat Dainase tapi ia tidak di kamar Liling, tempat ini sangat berbeda dari tempat yang dijelaskan oleh Dainase. Aku harus bagaimana?" Panik Mulato.  Mulato pun memejamkan mata nya dan berfikir, tapi ia tidak dapat solusinya . Oleh karena itu Mulato memutuskan untuk memantau Dainase dulu.

The Story Of 7 DragonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang