Bab 6

3 1 2
                                    

Hari sudah menjadi malam, Arisha sedang membaca buku pelajarannya. Besok akan ada ulangan harian untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, sebenarnya pelajaran Bahasa Inggris tidak susah bagi dia yang notabenenya memang asli orang Amerika. Akan tetapi, Arisha adalah anak yang ambisius, walaupun ia bisa ia pasti akan tetap belajar agar bisa mendapat nilai sempurna.

Saat ia sedang membaca, terdengar suara benda yang jatuh dari tempat tinggi, suara benda itu cukup keras sehingga membuat Arisha terkejut. Arisha pun melihat ke sumber suara dan terlihat telur besar yang diberikan kemarin oleh orang misterius jatuh. Gadis itu mendekati telur itu dan telur itu sudah retak. "Tolong bantu aku ini sangat sulit," sebuah suara muncul dari dalam telur itu. Arisha yang bingung segera melepaskan bagian atas telur yang retak itu dan dari dalam telur itu muncul seekor naga kecil dengan mahkota es di atas kepala nya, naga tersebut sangat cantik, kulit naga itu semua berwarna campuran biru muda, selain itu ia juga memiliki dua mata yang berbentuk bulat sangat menggemaskan seperti boneka, di belakang kepala naga itu ada banyak sekali hiasan berbentuk setengah lingkaran, ukuran nya kecil, dan hiasan tersebut menghiasi dari belakang kepala sampai ke belakang ekor. Naga itu pun tersenyum melihat Arisha. "Terima kasih ya! Perkenalkan aku Kamaniya, aku adalah naga kecil pasanganmu," ucap Kamaniya. "Hah? Tidak, tidak. Aku pasti sedang bermimpi.. Naga? Memangnya ada naga di dunia ini?" Tanya Arisha tidak percaya. "Kau tidak bermimpi, aku benar-benar naga. Coba kau sentuh aku," mendengar hal itu, Arisha pun memberanikan diri menyentuh kepala Kamaniya lalu mengelus kepala itu pelan. "Benar kan? Kau percaya kan sekarang?" Tanya Kamaniya. "Aku tidak tau, tapi untuk sekarang aku akan mempercayaimu. Namaku Arisha, biasa dipanggil Risha, " Arisha pun mengulurkan tangan nya dan disambut oleh tangan Kamaniya. "Halo!" Ucap Kamaniya. "Ngomong-ngomong bagaimana bisa kau sampai kesini Kamaniya?" Tanya Arisha. "Entahlah, yang pasti aku sengaja diberikan ke kau karena ada sesuatu tanggung jawab yang harus aku dan kau selesaikan, tapi aku belum tau tanggung jawab apa itu, oh ya ngomong-ngomong kau sudah lihat kotak yang berisi benda seperti gelang kan?" Tanya Kamaniya. "Iya sudah kenapa?" Kamaniya tampak berjalan dan mengambil kotak tersebut, lalu ia memberikan kotak itu ke Arisha. "Pakailah, ini alat naga tempur. Dengan alat ini aku dan kau bisa bahu-membahu untuk bertarung melawan kekuatan jahat," walau Arisha tidak mengerti tapi ia mengiyakan saja perkataan Kamaniya dan ia langsung menggunakan alat naga tempur tersebut. "Jaga alat itu ya Risha," ujar Kamaniya. "Iya baiklah. Kamaniya, aku harus ke sekolah sekarang, kau tinggal di kamarku saja ya? " pesan Arisha. "Iya baiklah," Arisha pun segera mengambil tas nya dan turun ke bawah untuk berangkat ke sekolah

✨️✨️✨️

Tian Lo dan Xiao Ta sudah sampai di sekolah. Sesampainya di sekolah, kedua anak laki-laki itu duduk di kursi dekat dengan kelas Tian Lo. "Bagaimana kabar Mei Han? Aku khawatir pada nya," ucap Xiao Ta. "Jangan khawatir. Dia kan hanya demam, sepulang sekolah kita akan jenguk dia," ucap Tian Lo. "Kalian tidak melupakan aku kan? Aku juga ingin ikut," suara yang familiar terdengar oleh Xiao Ta dan Tian Lo, ternyata sumber suara itu berasal dari suara seorang anak laki-laki berambut biru, berbaju putih dengan garis-garis biru. Yap, siapa lagi kalo bukan Liling. Tian Lo pun mendekati Liling dan melihat Liling dari kepala sampai kaki. "Ini benar-benar kau Auw Yang Ling?" Liling memutarkan bola mata nya dan menatap Tian Lo sinis. "Tentu saja ini aku, payah," celetuk Liling. "Kenapa kau bisa ada disini pencuri?" Tanya Tian Lo. Tian Lo selalu memanggil Liling pencuri karena dulu Liling sempat mengambil kartu tempur dari Naga Gunung Es yang harusnya menjadi hak milik Tian Lo karena dia dan Taliku sudah berhasil mengalahkan nya, sejak saat itu Tian Lo dan Liling jadi sering bertengkar. Akan tetapi, walau mereka sering bertengkar, mereka saling menyayangi satu sama lain.

Liling memutar-mutarkan pena kesayangannya, dan berkata "Aku pindah ke sekolah ini, tentu saja atas izin dari kakakku," Xiao Ta yang penasaran pun juga ikut mewawancarai Liling. "Ada apa dengan sekolah lama mu?" Tanya Xiao Ta. "Tidak apa-apa, aku hanya ingin pindah saja," jawab Liling enteng. "Apa maksud mu hanya ingin? Kau manusia teraneh yang pernah aku temui," kesal Tian Lo.
"Sudahlah dari pada kalian bertengkar disini, lebih baik kita ke kelas. Bel akan masuk sebentar lagi, Liling apa kau sudah tau kelasmu?" Tanya Xiao Ta. Liling mengangguk. "Aku sudah tau, aku sekelas denganmu. Tadi sebenarnya kepala sekolah menyuruhku untuk mencari kau, aku ingin menelfonmu tadi, tapi ternyata aku bertemu denganmu disini," cerita Liling. "Bagus! Ayo kita pergi," saat mereka bertiga hendak pergi ke kelas, tiba-tiba Arisha mendatangi mereka. "Hai! Apa boleh bareng?" Tanya Arisha. "Tentu saja, oh ya. Perkenalkan ini sahabatku Liling, dan Liling ini Arisha dia murid baru juga, " ujar Xiao Ta. "Ohh, salam kenal," Arisha, Xiao Ta, Liling dan Tian Lo pun naik ke lantai 2, lantai dimana kelas mereka berada. Mereka berjalan menelusuri koridor dan mereka berpisah di depan perpustakaan, karena kelas Tian Lo ada di ujung koridor kanan sedangkan kelas Xiao Ta, Liling dan Arisha di ujung koridor kiri.

Setelah Xiao Ta, Liling dan Arisha berpisah dengan Tian Lo. Mereka pun berjalan sedikit lagi dan sampailah mereka di depan kelas. Arisha yang posisinya di depan segera membuka pintu kelas itu. Di depan pintu terlihat 3 orang anak perempuan cantik yang menatap Arisha dengan sinis, akan tetapi Arisha menghiraukan nya, tepat saat Arisha berjalan masuk ke pintu kelas salah satu anak perempuan yang membawa sebotol air dengan sengaja menabrak Arisha dan menumpahkan sebotol air itu ke baju Arisha. Arisha terkejut, Liling dan Xiao Ta yang berada di belakang Arisha juga sama terkejutnya. "Maaf ya, aku tidak sengaja. Aku tidak lihat kau di depan pintu," ucap perempuan itu. "Apa maksudmu tidak sengaja? Jelas-jelas aku lihat sendiri kau sengaja melakukan itu," marah Xiao Ta. "Oh ayo lah Xiao Ta, aku bener-bener tidak sengaja," jawab perempuan itu lagi. "Bela saja terus cewe sok kecantikan dan sok pintar ini," bentak perempuan itu. "Kenapa kau lakukan itu pada Arisha Kat?" Tanya Xiao Ta. "Kenapa? Bukannya sudah jelas? Dia itu sok cantik, bahkan sekarang lihat dia sok dekat dengan anak laki-laki baru ini, anak laki-laki baru ini tidak seharusnya bergaul dengan dia, anak laki-laki itu terlalu tampan untuknya," Katie Elvina Grizelle adalah anak dari kepala sekolah sama seperti Arisha, dia juga adalah keturunan bule, akan tetapi yang membedakannya adalah sifat mereka. Kalau Arisha sosok anak yang baik dan ceria, Katie adalah anak yang arogan, egois dan kerjaan nya hanya membully orang. Dia dan teman-temannya dibenci oleh seluruh kelas karena memang mereka anak-anak yang tidak punya sopan santun. Kat sepertinya iri dengan kehadiran Arisha, terlebih Arisha hari ini sedang bersama Liling. Arisha yakin, anak laki-laki yang dia maksud tidak cocok bergaul dengannya itu pasti Liling. Karena memang berdasarkan rumor yang beredar di sekolah, Kat selalu ingin menjadi idola para laki-laki. Karena kecantikan dan kekayaannya, keinginan dia yang menjadi idola dari para laki-laki di sekolah bisa terwujud, banyak laki-laki di sekolah yang mengidolakan dirinya.

Akan tetapi sejak kedatangan Arisha, hampir semua laki-laki tertarik pada Arisha. Tentu saja Kat tidak mau Liling tertarik pada Arisha juga, dia mau Liling tertarik pada nya karena menurut Kat juga Liling ini adalah tipe laki-laki yang ia sukai.

"Ngomong-ngomong, kau pasti Liling kan? Ayahku memberi tauku tentangmu. Apa kau sibuk besok? Bagaimana kalau kita berjalan-jalan, dari pada kau berteman dengan mereka yang tidak seberapa, lebih baik berteman dengan kami. Kami adalah anak anak populer lho di sekolah ini," Liling yang mendengar kata-kata Kat hanya menatap nya dengan tatapan dingin. Ia sama sekali tidak merespon. Ia malah berbicara dengan Xiao Ta dan Arisha. "Ayo kita ke tempat duduk kita, kaki ku pegal," ucap Liling. Xiao Ta dan Arisha pun mengikuti ucapan Liling, mereka berjalan menerobos Kat dan teman-temannya, akan tetapi Kat menghalangi mereka. "Tunggu dulu! Kau belum menjawab ajakanku" ujar Kat. Liling menghela nafas. "Dengar, pertama aku tidak kenal dengan kau dan kedua bisakah kau memberi kami jalan? Kami ingin lewat, " Liling memberikan tatapan tajam ke arah Kat, Kat yang takut dengan tatapan itu langsung memberikan mereka jalan, dan akhirnya berkat Liling mereka bisa pergi ke tempat duduk mereka.

Karena Liling sekelas dengan Xiao Ta, Arisha yakin dia pasti ingin sekali duduk di sebelah Xiao Ta, karena sekarang posisi tempat duduk Arisha ada di sebelah Xiao Ta, gadis itu pun akhirnya pindah ke depan Xiao Ta dan mengosongkan kursi nya itu untuk Liling, Saat Arisha berdiri dan hendak berjalan ke kursi yang berada di depan Xiao Ta, Xiao Ta menghentikan Arisha, Arisha pun menghentikan langka nya dan melihat ke arah Xiao Ta. "Risha, baju mu basah. Kau tunggu sebentar ya aku akan membelikanmu tissue," ucap Xiao Ta. Liling yang mendengar hal itu langsung membuka tas nya, ia tampak sedang mencari suatu benda, setelah ia menemukan benda yang ia cari, ia langsung mengeluarkan benda tersebut. "Tidak usah, aku ada bawa,"
Liling langsung memberikan sebungkus tissue itu kepada Arisha dan setelah gadis itu menerima pemberian dari Liling, gadis itu langsung membersihkan baju sekolahnya.

Setelah selesai, ia mengembalikan tissue tersebut ke Liling. Setelah mengembalikannya Arisha heran dengan respon yang diberikan Liling, bukan nya memasukkan tissue ke tasnya, Liling malahan mengambil satu lembar tissue lagi dari bungkusan tissue yang ia bawa, lalu ia mendekati Arisha dan mengelap baju di bagian tangannya. "Baju mu yang di bagian tangan masih basah," Arisha menatap Liling, sambil melamun, pandangannya tidak lepas dari Liling yang mengelap baju nya. "Sudah," ujar Liling yang membuyarkan lamunan nya. "Terima kasih sudah membantuku," ucap Arisha. "Iya sama-sama. Kau sahabat Xiao Ta dan Tian Lo bukan? Itu artinya kau juga sahabatku, karena mereka adalah sahabat-sahabatku," ucap Liling. Arisha tersenyum senang. Ia akhirnya memiliki satu teman lagi.

The Story Of 7 DragonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang