20 : white-night II

793 76 1
                                    

"All night long
It’s been so long"
.
.

*

********

Sangga seperti sangat menyukai aktivitasnya setiap kali luang dan mamanya menyuruh lelaki itu untuk membeli kue kering kesukaannya. Barangkali, Sangga memang kelewat sering datang kesana, ke tempat biasa dia membeli bunga yang entah untuk siapa di toko sebelahnya meski Ia menjadwalkan dirinya hanya datang dua kali seminggu.

"Beli kue buat mama lagi nak Sangga?"

Seorang wanita berusia sekitar 40 tahun  menyapa lelaki jangkung didepannya yang sudah Ia kenali karena sudah seperti pembeli tetap dan pelanggan setia mereka.

Sangga tersenyum dan mengangguk, "Iya tante, yang kayak biasa ya, yang punya Sangga juga kayak biasa, dua-duanya dibungkus."

"Siap!" Wanita itu mengangguk mengerti lalu kembali tersenyum, "Mau beli bunga juga nak?"

Sangga menggaruk tengkuknya tiba-tiba dengan canggung, padahal pertanyaan itu hanya hal yang terlampau biasa, apalagi bagi pengelola toko kue dan toko bunga seperti wanita didepannya ini.

"Eh–boleh." Jawab lelaki dengan jaket abu muda itu, Ia mengedarkan pandangannya dan berjalan menuju tempat sebelah yang berisi berbagai macam bunga.

"Ada Letta-nya?" Wanita itu bercelinguk menatap Sangga dari dalam toko.

Yang ditanya kembali mengedarkan pandangannya ke arah seisi toko dan masuk sebentar sebelum kembali keluar untuk memberitahu wanita itu bahwa tidak ada penjaga disana.

"Gak ada Tan."

"Kemana ya?" Wanita dengan celemek itu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Memang sering ditinggal tiba-tiba, gak bilang-bilang, kalau ada yang mau maling bunga gimana toh?"

Sangga terkekeh, sang ibu dari gadis bernama Letta itu kini keluar dan masuk ke dalam toko bunga.

"Aletta, ada Sangga nih mau beli bunga!"

Seseorang menyahut dari dalam dengan balas berteriak, "Mama aja, Letta lagi bikin laprak."

"Bentar aja, mama lagi bungkusin kuenya!"

Sepekian detik sesudahnya tidak ada sahutan, namun ada seseorang dengan rambut dicepol yang muncul dari dalam toko.

"Nah ini, tante tinggal dulu ya."

Sangga mengangguk pada wanita paruh baya yang berjalan menjauh, "Iya makasih Tante."

"Mau bunga apa Kak?" Sapanya lalu tersenyum pada Sangga, "Lily atau Kamelia lagi?"

Sangga berdeham canggung saat tatapan mereka bertemu disertai senyuman yang tidak luntur dari gadis didepannya itu, lelaki jangkung tersebut lalu menunduk sebentar untuk memilih bunga yang dikelompokkan dalam berbagai macam.

"Hari ini, tulip." Sangga mendongak, "Yellow tulip."

"Have something to celebrate?" Gadis itu kembali tersenyum kecil, "Soalnya gak mungkin karena punya unrequited love, kan kak Sangga punya pacar."

Sangga mengerutkan keningnya, "Pacar?"

Gadis bernama Aletta itu mengangguk, "Bunga-bunga biasanya buat pacar kakak kan? Kalo tante Arum aku tau dia sukanya mawar."

"Itu.." Sangga berhenti sebentar untuk memikirkan jawaban, "Hm, iya."

Aletta kembali tersenyum, Ia mengemas buket bunga pesanan lelaki itu dan memberikannya segera.

From Home [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang