12. Sesuai Rencana

2K 162 11
                                    

Dari kejauhan, sudah lama ia memperhatikan orang yang ia incar selama ini, tujuannya tidak lain hanyalah balas dendam. Dia yang menggunakan pakaian serba hitam itu akan melihat kehancuran seseorang yang di tunggu-tunggu selama ini.

"Gimana?" Tanya seseorang di seberang sana.

"Permainan akan segera di mulai"

"Bagus, pantau terus jangan sampai ada ketinggalan jejak sedikit pun" perintah nya.

"Ya gue akan ikutin mereka dari belakang"

Panggilan berakhir.

***

"Para jama'ah rahimahumullah, kita sebagai seorang hamba yang lemah. Jangan membiasakan diri kita hanya untuk merendahkan orang lain, merendahkan fisik, merendahkan kepercayaan orang lain, merendahkan pemikirannya orang lain dan merendahkan yang lain-lain. Apalagi Status sosialnya orang lain, memangnya diri kita siapa?

Mudah sekali bagi Allah membuat diri kita berada di posisi yang bawah. Hari ini kaya besok hari miskin, Gampang kok bagi Allah. Hari ini engkau punya jabatan yang hebat, besok Allah buat ada kasus tiba-tiba engkau tak terhormat lagi di mata manusia. Hari ini terkenal besok menjadi orang yang dibenci gampang kok bagi Allah. Hari ini sehat besok sakit, mudah kok bagi Allah. Apa yang kita sombongkan? Sehingga merasa lebih tinggi dan untuk berhak mencaci maki.

Maka dari itu, rajin-rajinlah beristighfar agar kita di jauhi dari perbuatan sikap buruk, fokuslah kepada diri kita sendiri untuk menjadi diri yang lebih baik lagi untuk menggapai ridho Allah swt." Jelas nya dengan lantang sehingga para jama'ah yang hadir merasa tertampar mendengar apa yang di sampaikan oleh Abian itu benar adanya.

Setelah menghabiskan waktu kurang lebih selama satu jam mengisi jadwal kajiannya. Abian langsung menuju ke parkiran untuk mengambil mobil nya. Namun, sebelum sampai di parkiran ia dengan tidak sengaja melihat sebuah kunci mobil di koridor masjid.

"Kunci mobil siapa ini?," Abian melihat dan memperhatikan mencari nama siapa pemilik kunci mobil itu.

"Aisyah?" Gumamnya.

***

"Ya Allah dimana lagi aku harus cari kunci mobilku," gumam Aisyah yang sedari tadi mondar mandir di sekitar masjid.

"Permisi apa kamu sedang mencari sesuatu?"

Aisyah yang mengenali suara itu ia langsung berbalik badan, namun dia langsung menunduk menjaga pandangan nya.

"Iya ustadz. Saya mencari kunci mobil saya yang terjatuh di sekitar koridor masjid ini"

Abian menunjukan kunci yang ia temui tadi,"apa betul yang ini?" Tanyanya.

"Nah iya betul, terimakasih ustadz sudah menemukan kunci mobil saya"

"Iya, sama-sama"

"Baik, kalau begitu saya permisi pulang ustadz," namun ketika Aisyah hendak melangkahkan kakinya, Abian kembali membuka suara.

"Aisyah, ini kunci mobilnya belum kamu ambil?. Gimana kamu mau pulang?"

"Eh.. iya ustadz maaf saya gro- ehh maksudnya ini pasti karena saya kepikiran Ayah saya yang sedang sakit jadi saya mau cepet-cepet pulang," ucap Aisyah gugup.

Abian menyerahkan kunci mobil itu, "Kalau begitu ini kunci mobilnya dan semoga Ayah kamu cepat sembuh"

"Aamiin... terima kasih ustadz. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam," balas Aisyah.

Di dalam mobil Aisyah masih menggerutu mengingat kejadian di masjid tadi. Ia benar-benar grogi apa lagi jantungnya yang sangat tidak aman. "Aisyah.. aisyah kenapa sih, kamu harus grogi seperti tadi ha?. Kan buat malu aja, wahai jantung dan diriku aku mohon kalian harus bisa mengontrol ketika ketemu ustadz Abian yah," monolog Aisyah.

***

Maryam dan Hasan yang tengah asik mendengar murotal ayat suci Al-quran menuju toko kue nya, tiba-tiba saja di perjalanan saat di penurunan, mobil mereka tidak bisa dikendalikan. Hasan berusaha menginjak rem mobil yang ia kendarai. Namun, remnya blong dan tidak berfungsi sama sekali. Sehingga mobil yang ia kendarai menabrak pohon besar. Dan sekarang keadaan sepasang kekasih itu tidak sadarkan diri. Darah segar yang mengalir di pelipis hasan dan hidungnya. Sedangkan Maryam lebih parah dari suaminya. Maryam terlempar jauh keluar dari mobil dengan jarak sekitar lima meter.

Panggilan masuk

"Gimana? Sesuai rencana nggak?" Tanya seseorang itu.

"Sangat-sangat sesuai rencana, gue yakin mereka habis ini tinggal nama dan enggak bakalan ada yang nemuin mereka disini. Karena ini jalanan yang sangat sepi," ucapnya dengan penuh kebahagiaan.

"Kerja bagus, segera ke rumah gue sekarang, ini ada bonus untuk lo"

Panggilam berakhir

"Sebentar lagi hidup lo bakalan hancur sehancur-hancur nya kiara," gumamnya dengan sedikit tersenyum di sudut bibirnya.

***

Aisyah yang setiba nya di rumah, ia harus pergi lagi menuju rumah sakit medika untuk menebus obat Ayahnya. Namun di perjalanan ia mengerem mobil nya mendadak. Ia kaget melihat sebuah mobil yang jauh dari kata baik. Aisyah langsung berlari menghampiri dan melihat keadaan pemilik mobil itu.

"Astaghfirullah!! Ya Allah, aku harus telpon ambulan sekarang" Aisyah pun langsung menelpon ambulan, selang beberapa waktu kemudian, dua mobil ambulan datang. Aisyah langsung mengikuti dua ambulan itu dari belakang.

Shaka yang yang tengah beristirahat di ruangannya. Baru saja ia ingin membuka ponsel nya, tiba-tiba suster memasuki ruangannya tanpa permisi.

"Dokter Shaka maaf saya masuk tanpa mengetuk pintu, di luar ada dua korban kecelakaan dan korban itu Pak Hasan dan Ibu Maryam," ujar suster tersebut dengan nafas yang memburu.

"APA? MAMA DAN PAPA KECELAKAAAN? Astaghfirullah... cepat kamu hubungi Kakak saya sekarang beritahu ia segera!!" Perintah Shaka, lalu ia pergi meninggalkan ruangannya dan menuju ke ruang UGD.

***

Handphone kiara berdering pertanda panggilan masuk.

"Halo, apa benar ini dengan Kakak dari Dokter Shaka?"

"Iyah benar, ini siapa yah?" Tanya kiara dengan perasaan tidak enak.

"Kami dari pihak rumah sakit ingin mengabarkan bahwa Kedua Orang tua anda mengalami kecelakaan"

Deg

Mendengar itu Kiara langsung mematikan panggilan nya. "Mama, Papa.. hikss," Kiara berlari dan menangis menuju mobilnya.

Ia melaju dengan kecepatan tinggi, namun ketika di perjalanan tiba-tiba mobilnya mendadak mati dan tidak bisa di nyalakan.

"Arghhh... kenapa harus mogok sih... hikss," kiara masih menangis, ia benar-benar cemas dengan keadaan Maryam dan Hasan di rumah sakit.

***

Dari kejauhan Abian melihat seorang wanita berpakaian Abaya serba putih. Namun, setelah ia perhatikan Abian mengenali wanita itu.

"Ternyata dia sudah berhijab? Tapi kenapa dia menangis? Gumamnya.

----

Vote dan tinggalkan jejak di setiap halaman guyss, biar author semakin semangat untuk up bab berikutnya...🥰🤩

💦

_Sajadah Putih_

✍️🏻Nyimas Rizki Nawal Fitria

VOTE & KOMENTAR for next part

Spam komen 🤍✨️ yang banyakk!!

Sebelum baca WAJIB Follow akun wattpad ini! :

📝Nyskiyyy_

Akun real Ig author :
@nyimasrzki_01

Akun tiktok :
@nyimaskyyy

Sajadah PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang