17. Perjodohan dan Sahabat

2.2K 169 23
                                    

Happy Reading!!! 🤍✨️

.

.

.

Ahmad yang sedari tadi mengikuti kajian dari awal sampai akhir, merasa Abian sangat cocok untuk putrinya.
Masya Allah nak Abian kamu memang pria yang sholeh, wajar saja putriku mengagumi mu. Batin Ahmad.

Usai mengisi kajian, Abian menemui Haidar dan Shaka " Haidar, Shaka!. Dimana Ara?"

Haidar menjawab, "dia sama Kiara-"

"Nah itu mereka" tunjuk Shaka.

Ayara berlari mendekat kepada Abangnya, "Abangg!! Ala habis makan comboboni punya Kak Kia!"

Abian menoleh Kiara, lalu ia langsung kembali melihat Ara mulutnya yang comot penuh dengan coklat, "ya ampun makannya sampai belepotan begini, Haidar atau Shaka kalian punya tisu gak?" Tanya Abian, mereka serempak menggeleng.

"Abian nih aku punya, tadi aku mau membersihkan mulut Ara. Tapi Ara nya udah lari duluan saat lihat kamu, sekarang aku izin bersihin Ara boleh?" Tanya Kiara menatap Abian.

Abian pun mengizinkannya "Iya boleh, silahkan."

Kiara membersihkan mulut Ara yang penuh coklat dengan telaten, jujur saja Kiara kini dia nervous karena di tatap oleh Abian seperti ini. Padahal Abian melihat adiknya yang sedang ia bersihkan.

"Nah udah bersih," ucapnya seraya tersenyum. Namun tiba-tiba saja Ara tertawa melihat Kiara, "hahaha, kak kia giginya walna hijau"

Mendengar Ara tertawa, membuat Shaka yang dari tadi menahan tawanya akhinya ia bisa melepas tawanya "Hahaha... kak Kia ternyata yang bilang tadi gak suka matcha, malah makan juga cromboloni aku sampe gigi kakak hijau gitu" ejek Shaka yang masih tertawa, begitu juga dengan Haidar.

Kiara berkata dengan raut wajah kesal, "Kalian berdua tuh yah!!, ishh... kenapa gak bilang dari awal?!"

"Sengaja", jawab mereka kompak, lalu Shaka melanjutkan ucapannya "1 2 3 ayo Haidar, kaburr...." mereka berdua lari meninggalkan Kiara. "Kak!, aku tunggu di mobil yah!" Teriak Shaka dari kejauhan.

Sedangkan Abian? Ia hanya tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kiara menahan malu di hadapan Abian, ia beribacara namun mulutnya ia tutup menggunakan hijab syar'inya, "A-abian, kalau gitu aku permisi pulang, p-permisi... Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Ara melambaikan tangannya, lalu jarinya ia bentuk love sarangheyo,"Dadah Kak Kia, salang heyo."

***

Abian dan Ayara yang baru saja tiba di rumah langsung di sambut oleh, kedua orang tua nya. Namun, di ruang tamu Abian melihat laki-laki paruh baya bersama sang istri.

"Nah, Latifah ini anak ku yang pertama namanya Abian dan gadis kecilku itu Ayara," jelas Aminah kepada sahabat lamanya waktu di pesantren.

Aminah dan Latifah memang sudah lama bersahabat, dan Ahmad yang sudah berniat ingin menemui kedua orang tua Abian ternyata Allah permudahkan melalui istrinya. Yang ternyata, Ibu Abian adalah Sahabat istrinya.

Ara duduk di pangkuan Aminah, sedangkan Abian duduk di samping Ayahnya. Ara menceritakan semua saat dia ikut Abian pergi kajian tadi, "bunda, ala cenang banget ikut Bang Bian pelgi kajian" ucapnya dengan semangat.

"Senang karena udah nangis kejer?" Ejek Abian, Ara mendengar itu ia langsung memanyunkan bibirnya.

"Hushh!! Abian biarkanlah adikmu cerita dulu" sambung Ali.

Sajadah PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang