24. Bunuh Diri Lagi?

2.5K 167 16
                                    

Jangan lupa sebelum baca vote
Dulu guys ✨️
Happy Reading 🤍
.

.

.

Malam itu hujan deras mengguyur seluruh penjuru kota. Suara guntur bergemuruh menggelegar disertai kilat yang tampak ganas ingin menyambar. Gadis itu tidak memperdulikan dirinya yang kini basah kuyup. Bulir-bulir bening itu mencelos keluar tanpa henti, ia terus menancap gas motor sport nya menuju tempat dimana Kiara akan mengakhiri hidupnya.

Menyalip semua kendaraan roda empat, dengan gerakan lincah. Tanpa ia sadari, mobil truk besar tiba-tiba muncul dari arah berlawanan. Detik itu juga jantung Kiara rasanya ingin lepas. Dengan perasaan yang berkecamuk, dan nafas terengah-engah. Kia menepi sejenak mengatur nafasnya.

"Astaga! Gila tu mobil. Huhh..."

Apa? Jadi ini semua salah mobil itu?

"Udah gue klakson juga berkali-kali, tapi masih juga dia ngebut. Untung aja gue bisa menyalip dengan cepat." Gerutunya.

Kiara menggerutu hebat, bagaimana ia tidak kesal? Karena Kiara yang berusaha mencoba menyalip mobil roda empat itu. Seakan-akan ingin mengajaknya balapan.

"Wahh... keren juga tu cewek, padahal tadi gua bawanya ngebut banget," pujinya pemuda itu di dalam mobil.

Melaju perlahan, karena ingin memastikan siapa seorang gadis yang berani menyalipnya di tengah-tengah hujan.

Diperhatikannya dari jauh dengan menarik sudut bibirnya, "ternyata kamu Kia. Gak nyangka kamu berubah drastis begini." Hanya hitungan detik, tak lama kemudian Kiara kembali menyalakan motornya.

Tidak tau kenapa pemuda berprofesi sebagai dokter spesialis saraf itu, ingin mengikutinya. Ia merasa ada yang tidak beres dengan Kiara.

Sampai di tempat yang Kiara tuju, hujan pun mulai mereda. Kiara berdiri dan menaiki jembatan yang di bawahnya ada arus sungai yang mengalir deras. Meluapkan rasa sakit dan rasa kecewanya, Kiara berteriak kencang sembari menangis.

"KENAPAA?!! KENAPA SEMUANYA TERJADI SAMA AKU TUHAN?!! HIKSSS.... INI SEMUA TIDAK ADIL!!! ORANG-ORANG YANG AKU SAYANG PERGI SEMUA MENINGGALKAN AKU HIKSSS... MAMAA!! KIA SUDAH GAK KUAT MA!! KIARA GAK KUAT!!!" Teriaknya sekencang mungkin.

"ARGHH... LAKI-LAKI YANG GUE CINTAI TERNYATA CINTANYA UNTUK SAHABAT GUE. SAHABAT YANG SELALU GUE BANGGAKAN SUDAH MENIKAH BERSAMA KEKASIH GUE!!! HIKSSS... NGAPAIN GUE HIDUP KALAU SEMUA TAKDIR YANG GUE JALANI SEKARANG, HANYA BISA NYIKSA GUE!!!! ARGHHHHH!!!"

Sesakit itu? Iya!! Kali ini. Kiara benar-benar merasakan sakit. Mungkin ini adalah keputusan terbaik untuk mengakhiri hidupnya.

Posisi Kiara kini berdiri dengan kepala menghadap lurus. Ia benar-benar tidak berani untuk menghadap ke bawah. Bahkan kepalanya yang pusing, mulai dapat ia rasakan sekarang. Nafasnya yang terengah-engah serta seluruh tubuh yang bergetar hebat.

***

Selesai melaksanakan sholat isya berjamaah di masjid bersama dua sahabat nya, Abian langsung pamit pulang menuju rumahnya. Sedangkan Shaka, langsung kembali menuju rumah sakit tempat ia bekerja.

Menelusuri jalan pulang, sembari bersenandung dengan suara merdunya.

اَلْهِجْرَةُ رِحْلَةُ هَادِينَا , حَمَلَ الْإِسْلَامَ لَنَا دِينًا

فَسَلاَمُ اللهِ عَلَى الْهَادِيْ , وَالْكَوْنُ يُرَدِّدُ آمِيْنَا

Namun aktivitasnya terhenti, Abian melihat dari kejauhan seorang gadis tampak begitu berantakan berdiri di atas jembatan. Perlahan tapi pasti, kini mobil Abian mendekat memperhatikan siapa gadis yang melakukan perbuatan nekat itu.

Sajadah PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang