13. Kabar Duka

2K 167 15
                                    

Hai guyss jangan lupa sebelum baca vote & komen 🤍✨️. Pastikan tinggalkan jejak di setiap paragraf yahhh ☺️

Happy Reading! 🤗
.

.

.

Abian mengendarai mobilnya dengan kecepatan normal menuju Toko Bajunya, Lathif Collection. Ia melihat sosok wanita yang menggunakan pakaian Abaya serba putih.

Ternyata dia sudah berhijab? Tapi kenapa dia menangis? Gumamnya.

Perlahan tapi pasti, Abian melaju pelan mendekat dengan bertujuan untuk menawarkan bantuan "Permisi, apakah ada yang bisa saya ban-"

"Iya!, Gue butuh bantuan lo. T-tolong gue" potong kiara tanpa mendengar Abian selesai berbicara.

Tanpa aba-aba dari Abian, Kiara langsung membuka pintu mobil, ia duduk di samping pengemudi. Sontak membuat Abian kaget melihat perlakuan Kiara.

"Astaghfirullahal'azhiim! Kamu kenapa tiba-tiba duduk di sini?"

"Eh! Lo kan yang nawarin bantuan ke gue?. Cepat sekarang bantuin gue. Bawa gue ke rumah sakit Medika!!" Perintah Kiara.

"Tolong pliss bantuin gue. Entar uang bensin nya gue ganti deh, untuk uangnya nanti gue transfer. Yang penting sekarang bawa gue ke rumah sakit Medika. Cepat nyalain mobilnya!!"

Abian menyalakan mobilnya, ia melaju cepat karena Kiara yang selalu berteriak agar cepat sampai di rumah sakit. Selama di perjalanan hanya mendengar suara tangisan Kiara yang semakin kencang, hingga akhirnya Abian membuka Suara.

"Maaf, kalau saya boleh tau kenapa dari tadi kamu menangis?." Kiara membuka wajah nya yang ia tutupi dengan kedua tangannya, "Mama dan Papa gue kecelakaan hikss... hikss..."

Abian yang mendengar penuturan Kiara. Ia ikut prihatin, "Semoga Mama dan Papa kamu selamat dari kecela-"

"Aamiin"

"Maaf Kiara saya belum seles-"

"Diam!. Jangan banyak bicara!!"

Abian hanya memasang raut wajah pasrah. Mungkin ini karena ia sedang khawatir dengan keadaan kedua orang tuanya.

***

Kiara dan Abian tiba di rumah sakit. Kiara keluar dan langsung berlari menuju ruang UGD. Tanpa ia sadari, pin hijab yang ia kenakan terlepas dan terjatuh di lantai.

Tanpa permisi, Kiara membuka pintu ruang UGD. Ia melihat Shaka yang menangis memeluk Mamanya.

"MAMA!!" teriak Kiara. "Shaka! Ini Mama kenapa? Kenapa seluruh badan Mama dingin? Jawab dek!. Kamu kok diam aja?"

Shaka berusaha menenangkan Kiara "Kak, Mama udah tenang di alam sana. Kita harus ikhlas yah kak hikss..."

"ENGGAK!! MAMA MASIH HIDUP, MAMA MASIH HIDUP KAN? MAMA CUMAN TIDUR KAN?. AYO SHAKA KAMU ITU DOKTER!! KAMU HARUS BISA BUAT MAMA SEMBUH!!!" Teriak Kiara histeris di dalam dekapan Shaka.

Kiara mendongakkan kepalanya dan menatap Shaka dengan raut wajah yang memerah " terus... dimana Papa?. Papa baik-baik aja kan?"

"Keadaan Papa sekarang keritis dan Papa harus dirawat di ruang ICU" tutur Shaka.

"Hikss... pokoknya Mama enggak boleh dimakamkan sebelum Papa sadar!" tegas Kiara.

"Tapi kak kita enggak tahu kapan Papa sadar"

Tiba-tiba suster masuk menemui Shaka "Permisi, Dokter Shaka Papa anda sudah sadar"

Shaka langsung memasuki ruang ICU dan melihat Hasan dengan tatapan kosong.

"Ma-ma kamu dimana nak?" Tanya Hasan dengan suara yang lemah.

"Pa, Mama udah tenang di alam sana pa" tutur Shaka.

"Maksud kamu apa nak?. Sekarang cepat bawa Papa ke Mama kamu" perintah Hasan.

"Tapi, Pa. Papa baru sadar-"

Dengan suara yang lemah Hasan memohon, "T-tolong bawa Papa ke Mama kamu nak"

"Baik Pa, Kalau begitu Shaka ambil kursi roda dulu". Dengan hati-hati Shaka membantu Hasan membawa nya duduk di kursi roda.

***

Setelah Aisyah menebus obat Ayahnya, Aisyah kembali duduk di ruang tunggu sambil menunggu kabar dari sepasang kekasih yang ia tolong tadi.

"Assalamu'alaikum Aisyah, ada keperluan apa kamu disini?"

"Wa'alaikumussalam ustadz A-abian" Balas Aisyah gugup. "Ehmm... saya menunggu kabar dua orang kecelakaan mobil yang saya bantu membawanya ke rumah sakit ini" tuturnya. "Maaf ustadz kalau boleh tau ustadz juga ada keperluan apa di sini?" Tanyanya.

"Saya juga menunggu kabar dari kedua orang tua teman saya yang kecelakaan" Jawab Abian. Aisyah kembali duduk di kursi ruang tunggu, sedangkan Abian duduk di samping Aisyah dengan jarak tiga kursi.

***

"Mama hikss... kenapa Mama ninggalin Kia?" Ucap Kiara terisak.

"Nak!"

Sentuhan hangat dari Hasan yang mengelus punggung putrinya. Kiara berbalik badan ia langsung berjongkok dan memeluk tubuh Hasan.

"Pa-Papa udah sadar?, Pa! Mama udah enggak ada hikss..."

"Iyah nak, kita harus ikhlas yah" Hasan berusaha ikhlas menerima semuanya.

"Sekarang kia udah enggak punya Mama lagi, kenapa harus Mama yang pergi pa? Kenapa enggak Kia aja hiksss".

Hasan yang mendengar tuturan putrinya, ia yang sedari tadi menahan tangis di depan Kiara. Kini Hasan mengeluarkan cairan bening yang membasahi pipinya itu.

***

Setelah Aisyah mengetahui kabar dari suster tentang kedua orang tua korban kecelakaan yang ia tolong tadi. Yang ternyata adalah kedua orang tua Kiara. Aisyah ikut prihatin dan ia pun langsung pamit pulang ke rumahnya. Karena Ayahnya yang sangat membutuhkan obat itu segera. Sedangkan Abian, kini ia mengikuti proses pemakaman Maryam.

***

Setelah Abian memimpin doa, para pelayat pun berhamburan pulang. Terkecuali Kiara, Shaka dan Hasan berusaha untuk membujuk Kiara pulang tapi ia tetap bersih keras ingin menetap di pemakaman Mamanya.

"Ma, kenapa Mama ninggalin Kia secepat ini ma?. Padahal Kia sangat butuh support dari Mama agar kia semangat dalam proses hijrah Kia, hikss... Kia janji Ma. Kia akan berusaha Istiqomah untuk berhijrah dan Kia akan selalu mendoakan Mama. Semoga suatu saat nanti kita akan berkumpul bersama di Syurga-Nya Allah yah Ma, Aamiin."

***

"Loh, dimana sajadah ku ya Allah?" Ucap Abian yang mencari Sajadah nya yang hilang.

----

Vote dan tinggalkan jejak di setiap halaman guyss, biar author semakin semangat untuk up bab berikutnya...🥰🤩

💦

_Sajadah Putih_

✍️🏻Nyimas Rizki Nawal Fitria

VOTE & KOMENTAR for next part

Spam komen 🤍✨️ yang banyakk!!

Sebelum baca WAJIB Follow akun wattpad ini! :

📝Nyskiyyy_

Akun real Ig author :
@nyimasrzki_01

Akun tiktok :
@nyimaskyyy

Sajadah PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang