Part 1

1.3K 30 3
                                    

*2017*

Nadya Alleria, 22 Tahun. Yang merupakan mahasiswi ambisius disalah satu Universitas Swasta di Kota Bandung. Di tahun terakhir perkuliahannya, ia habiskan waktu dengan mencari pengalaman pekerjaan. 1 tahun terakhir dalam 2 semester ia menghabiskan waktunya dengan magang dibeberapa perusahaan ternama di Indonesia, ia juga bekerja sampingan untuk menambah uang saku dirinya. Kesibukan akan magang dan pekerjaan tidak menghentikan semangat belajarnya di kampus.

Di pertengahan 2017, akhirnya ia dapat lulus tepat waktu yang tentunya juga memiliki gelar sarjana dengan predikat Cumlaude. Pencapaian yang semua mahasiswa inginkan, dapat ia dapatkan. Suatu kebanggaan bagi kedua orang tua nya, karena anaknya dapat berkuliah dengan beasiswa penuh dan lulus dengan predikat Cumlaude.

Tidak sampai disitu, keburuntungan selalu menyertainya. Berkat doa dan dukungan kedua orang tua, dan semangatnya untuk pencapai apa yang ia mau. 1 bulan setelah lulus kuliah, ia mendapat panggilan pekerjaan sebagai Asissten dari sekretaris Wali Kota Bandung. Yang dimana pada saat disemester 6 ia pernah mengikuti suatu program magang yang pada akhirnya ia punya kesempatan untuk bisa tergabung sebagai staff Balaikota.

Segala pencapaian nya mulus, ia juga salah satu mahasiswi yang cukup dikenal dikampus karena keaktifan nya di salah satu UKM ter eksis di kampus, yaitu UKM paduan suara. Tentu saja, selalu ada orang yang iri kepadanya.

Ia selalu pendapat pujian dari semua orang, tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa kehidupannya enak karena apa yang ia mau selalu tercapai. Padahal, dibalik itu semua ada alasan mengapa seorang Nadya Alleria berjuang sekeras itu.

Mengingat alasan Nadya menjadi sekeras ini pada diri nya adalah karena ia masih sulit untuk mengikhlaskan cinta pertama nya yang pergi meninggalkannya demi seseorang yang lebih baik dari nya.

Iya, Nadya juga ingin merasakan cinta saat masih remaja. Meskipun separuh hari-hari nya ia habiskan untuk bekerja dan belajar. Saat itu ia masih duduk dibangku SMA , sejak kelas 2 SMA ia sudah bekerja untuk memenuhi kebutuhannya entah itu uang saku, membeli keperluan sekolah maupun membeli barang yang ia mau. Sejak saat itu ia sudah tidak pernah meminta uang saku bahkan uang untuk keperluan sekolahnya karena ia sudah bisa menghasilkan sendiri. Itu merupakan rasa tanggung jawabnya sebagai anak pertama yang tidak mau membuat orang tua nya kesulitan.

Ia menanggung segala lelah nya, sejak pagi ia berangkat sekolah lalu dilanjut untuk bekerja hingga larut malam, hampir setiap hari begitu. Rasa lelahnya terbayarkan setelah ia mendapatkan satu telfon dari seseorang yang menjadi tempat pulangnya.

Dulu, saat masih SMA ia memiliki seorang untuk berkeluh kesah, untuk saling menukar pikiran, saling memberi masukan dan dukungan. Ia adalah cinta pertamanya Nadya yang dimana mereka berteman sejak SD hingga akhirnya setelah memasuki SMA mereka saling menyukai, dan akhirnya menjalin hubungan. Setiap hari setelah sampai dirumah, malam nya dihiasi obrolan hangat saling bertukar cerita bagaimana keseharian mereka satu sama lain. Ya, seperti yang diketahui mereka menjalin hubungan jarak jauh karena sang kekasih tinggal di Kota Yogyakarta sedangkan Nadya di Bandung, maka dari itu mereka hanya menghabiskan waktunya dengan mengobrol lewat telfon.

Seiring berjalannya waktu, mereka menjalin hubungan selama 3tahun lamanya sejak. Hingga tiba dimana hubungan mereka kandas disaat Nadya sedang menyusun masa depannya. Hubungan mereka kandas karena sang kekasih memilih wanita lain yang jauh lebih baik dari nya. Sejak saat itu selama bertahun-tahun bahkan hingga saat ini Nadya selalu mencari letak salahnya dimana, dan kekurangannya dimana. Ia menyalahkan dirinya sendiri karena itu ia juga tidak mau terlalu berlarut-larut dalam kesedihan, ia mecoba untuk bangkit dan menunjukan bahwa ia juga bisa jauh lebih baik dari wanita pilihan sang mantan kekasihnya tersebut.

Begitulah alasan mengapa ia sekeras itu terhadap dirinya.

1 Bulan telah berlalu semenjak ia bergabung sebagai asisten sekretaris Bapak Ridwan Kamil selaku Wali kota Bandung. Agenda yang padat selama 1 bulan pertama membuatnya kini sudah terbiasa dengan pekerjaanya. Seperti hari ini, beberapa agenda yang begitu padat ia dapat menyusunnya tanpa bantuan seniornya yaitu teh Bella.

Jawaban Atas Rasa SakitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang