"Mah, Pah. Teddy mau lamar Nadya" Ucap Mayor Teddy membuat kedua orang tuanya terkejut dengan keputusannya itu.
"Bener dek? kamu udah yakin?" Tanya Papa Gian, pada anak bungsunya
"Udah pah, Teddy yakin. Teddy udah obrolin juga sama Nadya. Kita udah sama-sama yakin"
"Teddy gamau lama-lama. Biar pasti dan jelas juga kedepannya hubungan Teddy sama Nadya" lanjutnya
"Bagus lah dek, mama seneng dengernya" jawab Mama Priss merasa lega
"Oh iya, Teddy mau tau dulu dong. Kenapa mama sama papa bisa semudah itu nerima Nadya?" Tanya Mayor Teddy kepada kedua orang tuanya
"Kalau papa pribadi sama mama percaya, apapun yang adek pilih pasti itu yang terbaik bagi adek. Dalam hubungan itu kan kalian yang jalanin, kamu yang tahu gimana sikap, sifat baik buruknya pasangan kamu. Mama sama papa gaada hak untuk larang kamu sama si A ataupun si B. Selagi kamu bahagia, selagi hubungan kalian baik-baik aja ya kenapa engga. Kalian juga sudah dewasa, sudah tahu mana yang terbaik buat diri kalian masing-masing. Mama sama Papa cuma bisa dukung setiap keputusan kamu, cuma bisa doain semoga itu selalu jadi yang terbaik buat kamu" Jelas Papa Gian
"Betul dek, Nadya juga mama liat dia anaknya baik, rendah hati, kerja keras. Intinya mama dari awal adek cerita tentang dia, mama langsung sreg. Mama berdoa yang terbaik buat kalian, taunya benar dipersatukan" Ucap sang mama yang cukup mengejutkan bagi anaknya itu. Tak disangka ternyata mama nya sudah mendoakan mereka dari awal
Pantas, jalannya mendapatkan Nadya dipermudah. Ada doa ibu dibaliknya.
Mayor Teddy pun diberi wejangan oleh kedua orang tuanya, terkait keputusan yang sudah ia ambil. Selayaknya orang tua, Mama Priss dan Papa Gian hanya ingin yang terbaik untuk anaknya.
"Tapi ma, pa. Ada yang harus mama sama papa tau. Ini juga jadi kekhawatiran terbesar Nadya sewaktu Teddy ngajak dia lamaran"
"Apa tuh dek" Jawab kedua orang tuanya secara bersamaan
"Gimana ya bilangnya" Mayor Teddy tampak bingung mau memulai dari mana
"Kenapa dek? soal perceraian kamu kah?" Tanya mama nya ragu
"Engga bukan soal itu, kalo soal itu aku ga pernah bahas sama dia. Dan dia juga gamau tau"
"Soal orang tuanya ma" lanjutnya
"Kenapa? kamu tuh jangan setengah-setengah gitu. Mama papa jadi penasaran" protes mama nya
"Jadi, Teddy juga baru tau kalau Ayahnya yang sekarang itu bukan ayah kandungnya. Mama nya pernah cerai, tapi dia gatau ayah kandung nya dimana" Ucap Mayor Teddy ragu, ia juga ada ketakutan tersendiri saat mengucapkan fakta itu
"Terus? yang jadi kekhawatiran dia apa?" Tanya papa Gian
"Iya dia takut kalau mama papa gabisa terima hal itu. Karena kan banyak dari kasus lain, orang tuanya ga setuju kalau orang tua dari pihak pasangan punya track record yang gabaik, apalagi perceraian" Penjelasan Mayor Teddy sebenarnya sediki menyakitkan bagi dirinya. Karena itu menjadi pengalamannya juga.
"Yaampun kira mama apa. Bilangin sama Nadya, gajadi masalah buat keluarga kita, kita terima-terima aja. Yang kita liat juga bukan bagaimana orang tuanya, mau orang tuanya sebaik apapun masa lalu nya, kalau yang bermasalah anaknya ya gimana. Gajadi masalah itu, yaampun Nadya bisa-bisa nya mikir kaya gitu. Tenang aja bilangin dek, mama jadi khawatir deh" Ucap mama Priss khawatir sambil menepuk pundak anaknya yang bersimpuh didepannya
"Dek, selagi keluarga dia bisa terima kamu aja papa sama mama udah bersyukur. Orang tua mana yang bisa merestui hubungan anak gadis nya dengan lelaki yang sudah pernah menikah? Tapi orang tua Nadya bisa. Dari situ saja kita sudah bersyukur. Apalagi tadi kamu bilang, kamu belum pernah bahas soal masa lalu kamu, karena Nadya juga gamau tau. Dari itu saja, dia sudah mau berdamai sama semuanya. Dia menerima kamu untuk masa depan bukan masa lalu" Ucap Papa Gian memperjelas
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Atas Rasa Sakit
RomanceSebuah kisah seorang anak perempuan pertama yang berjuang meniti karir untuk membantu menaikan derajat orang tua. Bertahun-tahun menanggung segala beban sendiri, melakukan segala sesuatu sendiri, menghadapi sakit atas cinta dengan sendiri. Setelah s...