1 hari menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029. Artinya sisa 1 hari lagi Mayor Teddy bertugas sebagai ajudan Menhan RI.
Pagi ini, Mayor Teddy sudah bersiap untuk bekerja seperti biasanya. Sambil bersiap, ia terus menghembuskan nafasnya dengan gusar.
Nadya yang menyadari itu, langsung menghampiri sang suami.
"Kasih yang terbaik ya diakhir masa tugas nya mas, aku tau ini berat. Sejauh ini mas adalah ajudan terbaiknya bapak, mas udah bekerja keras untuk bapak. Terima kasih udah tulus dalam melakukan segala bentuk pekerjaan mas" Ucapnya sambil membantu sang suami membenarkan kerah kemejanya
"Makasih ya sayang untuk afirmasi pagi nya" jawabnya sambil mencium kening sang istri
"Hari ini kayanya mas pulang malem, kamu ga usah nunggu mas pulang ya. Kalau mau tidur, tidur aja"
Nadya mengangguk paham
"Hari ini mau kemana? Kalau mau pergi, minta anter Mas Didi aja. Jangan nyetir sendiri"
"Aku ada kegiatan di Cilodong, sama ibu-ibu lain" jawab Nadya
"Ya udah nanti mas Didi anter ya, kegiatannya ga terlalu bikin cape kan?"
Nadya menggeleng sambil tersenyum, meyakinkan suaminya
"Nak, jangan bikin ibu susah ya hari ini. Ibu kamu ada kegiatan, jangan rewel" Ucapnya sambil mengelus perut sang istri
Nadya tersenyum lagi, melihat apa yang sedang suaminya lakukan.
Nadya mengulurkan tangannya, seraya menyalami sang suami agar berkah.
"Mas pergi ya sayang" ucapnya mencium kening sang istri
Nadya memperhatikan pria itu sampai masuk kedalam mobilnya, sampai mobil itu pun melaju meninggalkan kediaman keduanya.
Nadya melanjutkan kegiatannya sebagai ibu rumah tangga.
Semenjak hamil, semua pekerjaan rumah di bantu Mbak Tri. Atas perintah suaminya langsung, jadi ia harus mematuhinya. Bahkan jika mereka sedang berada di rumah dinas pun, Mbak Tri akan ikut untuk membantu Nadya.
"Bu, saya duluan gapapa? suami saya mau pulang, takutnya belum makan siang" ucap Nadya meminta pamit terlebih dulu kepada semua pengurus yang hadir untuk makan siang bersama
"Oh iya bu, boleh. Tumben Pak Teddy siang gini udah pulang" jawab ketua umum Persit
"Pulang dulu sebentar katanya, nanti sore harus myiapin buat gladi bersih pelantikan besok soalnya"
"Oh gitu, sedih juga saya ga liat Pak Teddy dampingin bapak lagi. Salam-salam ya bu untuk pak Teddy"
Nadya pun pamit, meninggalkan tempat makan tersebut bersama Mas Didi yang setia menemani.
"Mas Didi, mampir pasar dulu sebentar deh pak. Siapa tau masih ada tukang sayuran, bapak mau pulang takutnya belum makan siang" ucap Nadya didalam perjalanan pulang menuju rumah dinas mereka
Mas Didi pun mematuhi perintah atasannya itu.
Nadya pun membeli beberapa bahan masak yang mudah, dan tidak terlalu banyak ia membeli, karena mereka berdua sedang tidak tinggal dirumah dinas untuk sementara waktu.
Seraya mencuci bahan masak yang dibelinya tadi, terdengar suara mobil sang suami datang.
Nadya pun menghampiri suaminya, yang masih berusaha memparkirkan mobil dihalaman rumah yang tidak sebesar rumah mereka di Jakarta.
"Mas.." ucapnya dengan senyum lebar memanggil sang suami
Seraya turun dari mobil, ia tersenyum lega ketika melihat sang istri menyambut kedatangannya.
Sambil berjalan, ia merentangkan tangannya lebar untuk memeluk istrinya dengan hangat.
"Udah makan belum?" tanya Nadya
Mayor Teddy menggelengkan kepala
"Apa yang mau kamu kasih tau ke aku mas? sampe harus bela-belain ke depok. Padahal nanti malem juga kita ketemu" tanya Nadya sambil mereka masuk kedalam rumah
"Mas di tunjuk jadi Sekretaris Kabinet, sayang." ucapnya
Seketika Nadya menghentikan langkahnya, ia pun langsung menghadap suaminya yang berjalan dibelakang nya.
Tanpa berkata, ia hanya menatap suaminya yang sudah berkaca-kaca.
Nadya pun memeluk suaminya, ketika melihat air mata yang berusaha ditahannya, sudah tidak terbendung lagi.
"Mas, selamat yaa, terima kasih juga" ucapnya memeluk sang suami, sambil ia usap punggung tegap itu
"Sayang, ini berkat doa kamu. Berkat dukungan kamu juga"
"Mas, ini hikmah dari kamu yang ga jadi pendidikan. Ini sebagai gantinya"
"Allah baik banget sama mas, tahun ini mas dikasih buah hati, diberi kelancaran juga untuk karir mas"
"Nak liat, Bapak kamu hebat" ucap Nadya mengelus perutnya, yang belum tampak seperti hamil, karena usia kandungannya baru menginjak 1 minggu.
Mayor Teddy tersenyum, sambil ia ikut mengelus perut sang istri
"Setelah ini, diperbanyak lagi rasa syukurnya ya, perbanyak lagi minta berkahnya sama Allah, dikuatin lagi ibadahnya"
"Entah atas dasar apa, bapak pilih kamu sebagai sekretaris kabinet. Tapi satu hal yang aku tau, terpilihnya kamu ini karena loyalitas yang udah kamu kasih juga selama ini, jaga kepercayaan bapak ya mas, semoga kamu selalu amanah dan jujur dalam masa tugas kamu sekarang. Istri dan anak kamu disini, mendukung penuh kamu selalu"
"Sayang, makasih banyak ya. Makasih selalu, makasih dan makasih. Mas udah kehabisan kata, mas bersyukur sekali punya kamu di hidup mas" sahutnya sambil kembali memeluk sang istri
"Udah dong jangan nangis, masa ranger nangis" sahut lagi Nadya terus mengelus punggung sang suami
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Atas Rasa Sakit
RomanceSebuah kisah seorang anak perempuan pertama yang berjuang meniti karir untuk membantu menaikan derajat orang tua. Bertahun-tahun menanggung segala beban sendiri, melakukan segala sesuatu sendiri, menghadapi sakit atas cinta dengan sendiri. Setelah s...