Pagi ini pada tanggal 30 Juli 2024, Nadya dan Mayor Teddy melangsungkan acara pengajian dan siraman dikediaman masing-masing.
Rumah Nadya sudah diubah sedemikian rupa menjadi lebih cantik, banyak hiasan bunga yang menghiasi pekarangan hingga halaman belakang rumahnya, termasuk dalam rumah yang nanti nya akan dijadikan tempat untuk pengajian. Begitupun dengan kediaman Mama Priss yang dijadikan tempat untuk acara hari ini.
Nadya mengadakan acara pengajian dibalut dengan adat sunda, pengajian serta siraman dalam adat sunda disebut dengan ngaras sinareng siraman. Ngaras merupakan singkatan dari 'Ngawasuh Rasa' atau dalam bahasa indonesia disebut 'membasuh rasa', artinya dalam prosesi adat ini, dimaksud kan untuk membuktikan sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tua. Hampir sama dengan adat lainnya, ngaras ini ditujukan untuk meminta restu kepada kedua orang tua untuk kelancaran pernikahan.
Pagi itu Nadya dengan balutan busana muslim dan riasan minimalis, tengah bersiap didalam kamarnya, sambil menunggu persiapan acara lainnya selesai. Anggota keluarga lainnya sudah siap juga diruang tengah menunggu arahan dari team WO.
Sedangkan dikediaman Mama Priss, acara pengajian dan siraman sudah dimulai, Mayor Teddy menggunakan pakaian adat jawa menambah ketampanannya juga.
Pengajian dan siraman yang diadakan, hanya dihadiri keluarga besar serta ibu-ibu pengajian sekitaran rumah keduanya. Mama Priss juga mengundang kerabat terdekatnya, begitupun dengan Bu Tina dan Nadya.
Atas arahan WO, acara pengajian dan siraman di kediaman Nadya pun dimulai.
Mc memulai dengan pembukaan untuk menyambut para hadirin yang sudah hadir pada pagi hari ini. Sambutan yang dilakukan untuk memulai acara juga menjelaskan bagaimana acara hari ini berjalan, bagaimana tata cara ngaras, serta menceritakan sedikit tentang keluarga Nadya.
Setelahnya, Nadya dipersilahkan memasuki tempat ngaras dilakukan, yakni diruang tengah kediamannya. Proses ngaras dalam adat sunda berbeda dengan adat lainnya, dimana sang calon pengantin memasuki tempat ngaras dengan cara dipangku oleh sang ibu, atau simbolisnya dengan cara diikat menggunakan kain samping batik sebagai simbol mengasuh dan membesarkan, sedangkan Pak Hendra sebagai ayah dari calon mempelai wanita, membawa palita dengan 5 sumbu atau lilin sebagai simbol penerang kehidupan sang anak perempuannya.
Ketiganya memasuki tempat ngaras, diiringi dengan iringan musik khas sunda kecapi dan suling. Suasana disana penuh haru, ketika Nadya memasuki tempat ngaras.
Prosesi tadi sebagai simbol, Pak Hendra dan Bu Tina yang akan mengantarkan puteri sulung nya menuju kehidupan pernikahan.
"Bapak Hendra, berkat izin serta rahmat Allah SWT. Qodarullah puteri sulung bapak, akan ada yang mempersunting, puteri bapak yang selama ini dihidupi penuh kasih, cinta dan sayang. Akan ada yang menikahi puteri bapak seorang lelaki pilihan Allah, yang InsyaAllah ia merupakan lelaki yang sholeh dan dapat menuntun puteri bapak menuju surganya Allah" Ucap MC
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban Atas Rasa Sakit
RomantizmSebuah kisah seorang anak perempuan pertama yang berjuang meniti karir untuk membantu menaikan derajat orang tua. Bertahun-tahun menanggung segala beban sendiri, melakukan segala sesuatu sendiri, menghadapi sakit atas cinta dengan sendiri. Setelah s...