3

30.8K 1.7K 22
                                    

Malam harinya...

Melosa sedang melukis rancangan gaun yang akan di luncurkan, tidak lupa Olesya duduk di sampingnya. Mereka berdua berada di ruang tamu.

"Melosa." Ucap Olesya.

"Kenapa, Olesya?" Tanya Melosa langsung menatap ke arah Olesya.

"Kau tahu butik mantan ibu mu?" Ucap Olesya sedikit takut-takut bertanya tentang mantan ibu Melosa kepada gadis itu.

"Kenapa kau bertanya soal itu, Olesya?" Ucap Melosa menatap datar sepupunya.

"Aku...aku hanya bertanya saja." Ucap Olesya takut-takut dengan tatapan datar Melosa.

"Jangan pernah membahas tentang mereka, aku benci akan hal itu." Ucap Melosa datar.

"Sorry, Melosa." Ucap Olesya sambil menunduk kepalanya.

"Oke, lain kali jangan pernah membahas soal mereka lagi." Ucap Melosa kembali melanjutkan melukisnya.

Tuk

Tuk

Tuk

Suara sepatu pantofel bergema memasuki ruang tamu, Melosa menghentikan pekerjaannya dan gadis itu menatap malas melihat siapa yang datang. Sedangkan Olesya hanya tersenyum canggung melihat pria yang baru datang.

"Suami mu pulang, Melosa." Bisik Olesya kepada Melosa.

"Aku tahu itu." Bisik Melosa.

Melosa kembali melanjutkan melukisnya karena lukisan rancangan gaunnya belum selesai, sedangkan pria itu menatap datar istrinya.

"Akhirnya kamu ingat untuk pulang ke mansion, Soren."

Madelyn berjalan menghampiri Soren yang baru pulang dari luar negeri untuk mengurus cabang perusahaannya yang memiliki sedikit masalah di sana, sedangkan Soren hanya menatap datar Madelyn.

"Bagaimana pekerjaan mu di sana? apakah masalahnya sudah selesai?" Tanya Madelyn.

"Baik dan selesai." Ucap Soren datar.

"Melosa, kenapa kamu tidak menyambut kedatangan suami mu?" Tanya Madelyn menatap Melosa yang sibuk melukis rancangan gaun.

Seperti yang kalian baca, Soren adalah suami Melosa. Mereka berdua menikah karena dipaksa oleh keluarga Benedict, apalagi status Melosa sebagai istri ketiga Soren. Kedua istri pria itu sebelumnya sudah meninggal dunia akibat di tembak mati oleh Soren sendiri, mereka berdua sudah menikah sebulan yang lalu.

Acara pernikahan mereka berdua di gelar dengan mewah dan meriah, semua rekan bisnis keluarga Benedict di undang semua. Teman-teman Soren juga di undang semua, keluarga Benedict tidak mengundang keluarga Smith.

Mereka berdua menikah di Santorini, keluarga Benedict menyewa hotel bintang lima di sana. Mereka memberikan tiket pesawat gratis kepada para tamu undangan.

Melosa dengan terpaksa beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Soren.

"Selamat datang." Ucap Melosa sedikit malas.

"Ini."

Soren mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku celananya dan memberikan kepada Melosa, gadis itu menatap kotak kecil tersebut.

"Ambil dong, Melosa. Soren pasti membelinya untuk mu." Ucap Madelyn menatap Melosa yang masih menatap kotak kecil itu.

"Bukan bom, kan?" Tanya Melosa menatap Soren.

Melosa menatap curiga dengan isi kotak kecil itu berisi bom, karena sudah beberapa kali dia mendapatkan hadiah dari Soren berupa pistol revolver golden dan yang terakhir kali dia mendapatkan pisau khusus untuk bedah.

MELOSA, MI AMOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang