14

20K 1.1K 28
                                    

Melosa sedang memasang dasi sekolah anak-anak, bahkan Soren juga ikut membantu istrinya. Keluarganya sampai terkejut melihatnya, karena pria itu sebelumnya hanya acuh tak acuh terhadap anak-anaknya.

"Melosa, biarkan aku yang mengantar Dalbert dan Alysha ke sekolah." Ucap Lucille menatap Melosa.

"No...no...aku mau di antar mimi saja." Ucap Dalbert.

"Tidak mau." Sambung Alysha menggeleng kepalanya menatap Lucille.

"Mami yang akan mengantar kalian ke sekolah, mami ini ibu kandung kalian bukan dia." Ucap Lucille menunjuk ke arah Melosa.

"Kalian di antar mami kalian ya." Ucap Melosa menatap ke arah Dalbert dan Alysha.

"Tidak mau, mimi." Ucap Dalbert dan Alysha sambil menggeleng kepala.

"Biarkan Dalbert dan Alysha di antar kakak ipar, Luci." Ucap Lucian menatap datar istrinya.

"Tapi aku ibu kandung mereka." Ucap Lucille menatap suaminya.

"Kenapa mami baru sekarang mau mengantar kami ke sekolah?" Ucap Dalbert menatap Lucille dengan tatapan datar.

"Iya, itu benar." Sambung Alysha sambil mengangguk kepalanya.

"Berani sekali kalian berdua melawan mami, mami tidak pernah mengajari kalian berdua untuk melawan orang yang lebih tua." Ucap Lucille.

"Mami tidak pernah mengajari ku dan Alysha tentang sopan santun kepada kami, hanya mimi yang mengajari kami." Ucap Dalbert.

"Dan pasti dia juga yang mengajari kalian berdua melawan mami." Ucap Lucille.

"Jaga bicaramu, Lucille." Ucap Soren menatap datar Lucille, pria itu tidak suka Melosa di hina oleh adiknya.

"Kenapa abang ikut membela gadis yang tidak tahu diri itu?dia hama di keluarga ini, dia tidak pantas di keluarga Benedict." Ucap Lucille.

Plak

Semua orang yang berada di sana terkejut melihat Asher menampar Lucille, karena yang mereka tahu kalau pria itu tidak pernah mengangkat tangannya kepada anak-anaknya. Melosa langsung menyuruh beberapa maid untuk membawa anak-anak ke mobil dulu. Dia tidak mau anak-anak terlibat di sini.

Lucille terdiam karena tamparan dari sang ayah, dia tidak menyangka Asher menamparnya karena menghina Melosa. Sedangkan pria itu sendiri menahan amarahnya untuk tidak membunuh putri kandungnya sendiri.

"Jangan sesekali kamu mengatakan Melosa sebuah hama di sini dan tidak pantas di keluarga ini, Lucille." Ucap Asher datar.

"Kenapa papi membela gadis tidak tahu diri itu?" Ucap Lucille menatap Asher.

"Jaga bicaramu, Lucille." Asher menekan nada bicaranya.

"Dia itu hanya anak angkat di keluarga ini dan dia juga yang mengajarkan  tidak-tidak kepada anak-anak." Ucap Lucille terus mencerca Melosa.

"Iya, dia memang anak angkat di keluarga ini. Tapi dia yang selalu bersama papi dan mami di saat kalian bertiga sibuk dengan pekerjaan masing-masing." Ucap Asher sambil mengepalkan tangannya untuk menahan amarahnya.

"Kamu tidak tahu apa-apa tentang Melosa, dia itu pernah di siksa oleh keluarga kandungnya dari kecil sampai 14 tahun. Dia tidak pernah di sayangi oleh keluarganya, coba kamu di posisinya waktu itu. Pasti kamu sudah mati." Lanjutnya.

Asher sangat begitu menyayangi Melosa seperti anak kandungnya sendiri, semenjak gadis itu menjadi bagian keluarga Benedict. Pria itu sering meluangkan waktu untuk keluarganya, dia dan Madelyn sesekali membawa Melosa jalan-jalan ke taman bahkan liburan ke luar negeri.

Bahkan Madelyn jarang ke butik semenjak Melosa menjadi anak bungsunya, dia menghabiskan waktu bersama putrinya dan mengajarinya tentang dunia desainer.

Lucille terdiam mendengar ucapan Asher, karena memang benar Melosa yang selalu menemani kedua orangtuanya.  Opa dan omanya juga begitu menyayangi gadis itu.

"Kalau kamu masih terus menghinanya, papi tidak segan-segan menghukum cambuk diri mu meskipun kamu anak kandung papi sendiri." Ucap Asher.

Melosa tidak tahu harus berkata apa karena dia sering di hina oleh ketiga kakaknya tapi yang lebih sering menghinanya adalah Lucille, bahkan mendiang kedua istri Soren juga sering menghinanya dan memperlakukannya seperti seorang pembantu. Vallen juga beberapa kali menghina Melosa, jadi gadis itu sudah terbiasa dengan hinaan dari mereka.

"Aku mau mengantar anak-anak ke sekolah dulu." Ucap Melosa langsung meninggalkan tempat itu, Olesya juga mengikutinya dari belakang.

⭐⭐⭐⭐⭐

Di mansion Smith...

Terlihat Alex sedang menatap ke arah pigura foto keluarganya, dia melihat semua orang di sana tampak begitu bahagia dan hanya satu orang yang tidak ada di sana yakni Acelyn anak pertamanya.

"Menyesal sudah mengusir anak mu, Alex?" Ucap William Smith, ayah Alex.

"Ayah jangan terus memojokkan ku." Ucap Alex menatap ke arah William.

"Ayah tidak memojokkan mu, Alex." Ucap William datar.

"Aku sangat senang dia bisa pergi dari sini karena dia yang sudah membuat Stella masuk rumah sakit waktu itu." Ucap Alex.

"Belum tentu Acelyn yang mendorong Stella di sekolah, dia sangat menyayangi adiknya." Ucap William menatap datar Alex.

"Tapi semua orang mengatakan bahwa Acelyn yang sudah mendorong Stella di sekolah." Ucap Alex tidak kalah datar dari William.

"Seharusnya kamu bisa cek di cctv di sana, Alex." Ucap William datar.

"Untuk apa aku mengecek cctv kalau Acelyn memang terbukti bersalah? apalagi dia itu hanya sebuah aib di keluarga ini." Ucap Alex.

"Tapi dia anak kandung mu, Alex. Dia darah daging mu." Ucap William yang mulai sedikit kesal dengan sifat keras kepala Alex.

"Dia bukan lagi anak kandung ku, aku sudah memutuskan hubungan ayah dan anak kepadanya." Ucap Alex.

"Kamu benar-benar ayah yang bodoh, Alex. Semoga saja kamu tidak menyesal dengan keputusan mu ini." Ucap William langsung meninggalkan tempat itu.

  Alex menatap kepergian sang ayah dengan tatapan sulit diartikan, karena William sangat begitu menyayangi Acelyn. Bahkan sampai sekarang pria itu terus mencari keberadaan cucu perempuannya yang masih belum di temukan, dia tinggal di mansion pribadinya.

"Aku tidak akan pernah menyesal, ayah." Gumam Alex.

TBC...

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis

MELOSA, MI AMOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang