9

21K 1.2K 12
                                    

Di butik Quincy...

Melosa sedang membaca semua file pengeluaran butiknya bulan ini di ruang kerjanya, sedangkan Olesya sedang memantau kinerja para pekerja di butik.

Tok...tok...

"Masuk saja." Ucap Melosa.

Cklek

Terlihat seorang pelayan butik Melosa masuk ke ruang kerja gadis itu, dia tampak begitu tergesa-gesa.

"Nyonya." Ucap pelayan itu yang bernama Thea.

"Ada apa, Thea?" Tanya Melosa menatap Thea.

"Nyonya, nona  Stella datang ke sini dan datang-datang langsung menampar nona Olesya." Ucap Thea.

"Apa?"

Melosa langsung menuju ke lantai dasar, saat tiba di sana. Dia melihat Stella yang menghina Olesya di depan semua orang.

"Nyonya muda." Ucap salah satu pekerja butik melihat Melosa.

Semua orang yang berada di sana menatap ke arah Melosa berjalan menghampiri Olesya dan Stella.

"Melosa." Ucap Olesya langsung menunduk kepalanya.

"Oh jadi kamu pemilik butik ini?" Ucap Stella Grace Smith, mantan adik Melosa.

Plak

Semua orang yang berada di sana terkejut melihat Melosa menampar Stella sehingga gadis itu terjatuh ke lantai.

"Berani sekali kau menampar ku, apakah kau tidak tahu siapa aku?aku ini aktris papan atas." Ucap Stella menatap ke Melosa, gadis itu langsung berdiri dan menatap Melosa dengan tatapan menantang.

"Sekali lagi kau membuat keributan di butik ku, maka aku tidak segan-segan akan membuat karier mu hancur." Ucap Melosa datar.

"Kau berani sekali mengancam ku?aku ini anak kesayangan keluarga Smith." Ucap Stella.

"Lalu apa urusannya dengan ku, nona Stella?" Ucap Melosa menatap Stella dengan tatapan tajam.

"Kau harus meminta maaf kepada ku karena kau sudah mempermalukan ku." Ucap Stella.

"Mempermalukan mu?" Melosa terkekeh sinis mendengar ucapan Stella.

"Berani sekali kau menertawakan ku." Ucap Stella dan langsung mengangkat tangannya untuk menampar Melosa, namun sayangnya gadis itu menahan tangannya.

"Aku tidak mau pipi ku terinfeksi oleh tangan mu yang kotor." Ucap Melosa sambil memegang tangan Stella dengan begitu kuat.

"Lepaskan tanganku." Ucap Stella yang mulai merasakan sakit di pergelangan tangannya.

"Sekali lagi kau menampar sepupu ku atau mempermalukan nya, aku tidak akan segan-segan membuat karier mu hancur." Ucap Melosa.

"Kau tidak bisa melakukannya." Ucap Stella.

Melosa menghempaskan tangan Stella sehingga gadis itu terjatuh ke lantai, semua pekerja di butik Melosa menatap tajam kearah Stella. Sedangkan Olesya tersenyum menyeringai melihat gadis tersebut.

"Pergi dari sini." Ucap Melosa.

"Lihat saja nanti, aku akan membalas perbuatan kalian berdua. Termasuk kamu perempuan jalang." Ucap Stella menatap ke arah Olesya.

"Berkacalah dulu sebelum mengatakan bahwa aku perempuan jalang." Ucap Olesya datar.

Stella meninggalkan tempat itu, sedangkan Melosa menatap kepergiannya dengan tatapan datar. Lalu dia menatap ke arah Olesya, pipi kanannya terlihat merah karena bekas tamparan Stella.

"Kali ini apa masalahnya?" Tanya Melosa menatap Olesya.

"Aku tidak tahu, dia tiba-tiba menampar ku. Mana lagi tamparannya sedikit sakit." Ucap Olesya sambil memegang pipi kanannya.

Para pekerja butik Melosa kembali melanjutkan pekerjaan mereka yang sempat tertunda, mereka melayani para pelanggan yang membeli pakaian hasil karya Melosa dan juga ada yang mengambil pakaian pesanan mereka.

"Dia benar-benar sangat sombong, awas saja dia nanti." Ucap Olesya.

"Bukankah dia yang mengambil pacar mu saat kita kuliah?" Ucap Melosa menatap Olesya.

"Iya, dia yang mengambil Garry dari ku saat kita berdua kuliah di Australia." Ucap Olesya.

"Kenapa kau tidak membalas perbuatannya dengan cara perbuatannya juga?" Ucap Melosa.

"Jadi perusak hubungan orang?tidak mau, aku tidak mau." Ucap Olesya sambil menggeleng kepalanya.

"Tidak apa, lakukanlah seperti cara dia merebut Garry dari mu." Ucap Melosa sambil tersenyum menyeringai.

"Jangan mengajari ku soal itu, Melosa." Ucap Olesya menatap Melosa dengan tatapan percaya.

"Aku hanya memberikan saran kepada mu saja, siapa tahu dia bisa merasakan seperti apa yang kau rasakan saat kehilangan Garry." Ucap Melosa sambil menepuk bahu Olesya dan meninggalkan tempat itu, karena dia harus melanjutkan

Olesya menatap kepergian Melosa, gadis itu mulai terpengaruh dengan ucapan sepupunya.

"Sepertinya menyenangkan kalau aku membalas perbuatannya dengan cara dia mengambil Garry." Gumam Olesya sambil tersenyum menyeringai.

⭐⭐⭐⭐⭐

Di S'D Company...

Soren sedang mengerjakan berkas-berkas yang sudah menumpuk di meja kerjanya, tak lama kemudian terlihat seorang pria yakni asisten pribadinya masuk ke sana.

"Tuan Soren, saya sudah mendapatkan informasi dari mata-mata saya." Ucap Charles Robinson, asisten pribadi Soren.

"Bagus kalau begitu, berikan kepada ku." Ucap Soren menatap Charles.

"Ini, tuan Soren." Charles menyodorkan sebuah flashdisk kepada Soren, flashdisk itu memiliki rahasia tersembunyi.

"Terima kasih." Ucap Soren.

"Sama-sama, tuan Soren. Karena ini sudah kewajiban saya sebagai bawahan anda." Ucap Charles.

"Kamu juga sahabat ku, Charles. Jangan terlalu formal dengan ku." Ucap Soren menatap Charles.

  Soren dan Charles bersahabat sejak masih kecil karena ayah Charles adalah asisten pribadi Asher, mereka berdua sering bertemu sehingga mereka berdua menjadi dekat dan bersahabat sampai sekarang.

"Iya, tuan Soren." Ucap Charles.

"Kalau begitu kamu boleh kembali bekerja." Ucap Soren.

Charles menunduk kepalanya sebentar dan meninggalkan ruang kerja pribadi Soren, melihat asisten pribadinya keluar dari sana. Pria itu langsung memasang flashdisk ke laptopnya dan menatap file, dia membaca semua isi file berupa sebuah informasi.

Brak

Soren menggebrak meja kerjanya setelah membaca semua informasi dari mata-mata Charles, pria itu mengeluarkan aura yang cukup berbahaya.

TBC...

Kira-kira apa informasi yang Soren baca?

Maaf kakak baru bisa up soalnya di tempat kakak ada acara.

Kangen gak sama book kakak?

MELOSA, MI AMOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang