Malam harinya...
Melosa sekarang sedang menjahit seragam sekolah milik Nolan dan Dalbert yang sedikit robek di bagian ketiak, sedangkan Olesya sedang mengikat rambut Alysha.
"Mimi." Ucap Alysha menatap Melosa yang fokus menjahit seragam.
"Iya, Alysha." Melosa menatap Alysha.
"Bolehkah aku minta sesuatu kepada mimi?" Tanya Alysha.
"Boleh saja, kamu mau minta apa?" Ucap Melosa.
"Dedek bayi." Ucap Alysha sambil tersenyum polos.
Melosa langsung tersedak mendengar ucapan polos Alysha, begitu juga Olesya terkejut mendengar ucapan keponakannya.
"Kenapa kamu mau minta dedek bayi sama mimi, Alysha?" Tanya Olesya menatap keponakannya.
"Soalnya teman-teman satu kelas aku membicarakan dedek bayi, jadi aku juga mau dedek bayi." Ucap Alysha.
'memangnya membuat anak itu seperti membuat kue?' batin Melosa sedikit dongkol dengan Alysha.
"Mimi mau kan?" Ucap Alysha menatap Melosa dengan tatapan polosnya.
Melosa langsung memalingkan wajahnya karena dia tidak tahan dengan tatapan polos Alysha, sedangkan Olesya terkikik melihat sepupunya.
"Mimi..."
Terlihat Nolan dan anak-anak lainnya menghampiri mereka bertiga di ruang tamu.
"Ada apa?" Tanya Melosa menatap kearah 5 anak laki-laki itu.
"Mimi, kami mau dedek bayi." Ucap mereka serempak.
Melosa seketika terdiam mendengar ucapan anak-anak, jujur saja dia belum siap dan Soren belum menyentuhnya sampai sekarang.
"Kenapa kalian meminta dedek bayi?" Tanya Melosa.
"Karena teman-teman kami terus membicarakan tentang adik mereka." Ucap Nolan.
"Kata mereka memiliki dedek bayi itu menyenangkan." Sambung Oscar.
"Dan menggemaskan, mimi." Sambung Dalbert.
"Jadi kami mau punya dedek bayi." Ucap mereka dengan serempak.
"Ada apa ini?"
Terlihat Asher dan Madelyn berjalan masuk ke dalam mansion, mereka berdua baru kembali dari pertemuan bisnis.
"Kami mau minta dedek bayi dengan mimi, oma." Ucap Dominic.
Asher dan Madelyn menatap Melosa yang memalingkan wajahnya, bahkan kedua pipinya memerah.
"Kenapa kalian ingin meminta dedek bayi kepada mimi kalian?" Tanya Asher menatap ke arah para cucunya.
"Karena teman-teman kami di sekolah membicarakan adik bayi mereka." Ucap Nolan.
"Jadi kami meminta adik bayi kepada mimi." Sambung Dominic.
"Kalian minta saja kepada daddy." Ucap Madelyn menatap cucu-cucunya.
"Daddy seram." Ucap Oscar.
"Iya, daddy seram." Ucap Dalbert sambil mengangguk kepalanya.
"Sebaiknya kalian kembali bermain sana." Ucap Melosa menatap anak-anak.
"Baik, mimi." Ucap mereka.
Nolan dan lainnya kembali bermain tidak jauh dari sana, mereka bermain bajak laut yang mencari harta karun.
"Apakah kakak mu sudah pulang, Melosa?" Ucap Madelyn duduk di samping Melosa yang kembali menjahit seragam sekolah Nolan dan Dalbert.
"Kak Lucille belum pulang, mami." Ucap Melosa.
"Apakah kamu dan Soren belum berniat ingin mempunyai anak?" Tanya Madelyn.
"Madelyn, jangan berbicara seperti itu kepada Melosa." Ucap Asher sedikit menegur istrinya.
"Maaf, sayang." Ucap Madelyn menatap suaminya.
"Melosa, kamu jangan memikirkan ucapan anak-anak ya. Papi tahu kamu belum siap." Ucap Asher yang mengerti perasaan Melosa.
"Iya, papi." Ucap Melosa sambil mengangguk kepalanya.
"Mami juga tidak akan memaksa mu untuk memiliki anak dengan Soren." Ucap Madelyn menatap Melosa.
"Iya, mami." Ucap Melosa.
"Lalu kapan kamu akan menikah, Olesya?" Tanya Madelyn menatap Olesya.
"Masih dalam proses pencarian calon suami, mami." Ucap Olesya.
"Mami punya kenalan, dia punya seorang putra yang tampan dan memiliki perusahaan sendiri." Ucap Madelyn menatap Olesya.
"Mami, aku tidak mau di jodohkan. Soalnya ada Melosa yang akan membantu ku." Ucap Olesya.
"Itu benar mami, aku yang akan membantu Olesya segera menemukan calon suaminya." Ucap Melosa langsung melipat seragam Nolan dan Dalbert yang sudah dia jahit.
"Aku pulang."
Soren memasuki ruang tamu, pria itu membawa sekotak martabak telor dan sate pesanan istrinya.
"Ini pesanan mu, mi amor." Ucap Soren menyodorkan sekotak martabak telor dan sate kepada Melosa.
Asher, Madelyn, dan Olesya terkejut mendengar Soren memanggil Melosa dengan panggilan mi amor.
"Terima kasih, hubby." Ucap Melosa sedikit gugup.
Lagi-lagi mereka bertiga terkejut mendengar Melosa memanggil Soren dengan panggilan hubby, seberapa dekat kah mereka berdua?
Tapi Asher, Madelyn, dan Olesya sangat senang melihat perubahan Soren kepada Melosa. Pria itu sedikit hangat kepada istrinya.
"Bagaimana pekerjaan mu di perusahaan, Soren?" Tanya Asher menatap putra sulungnya yang duduk di samping Melosa.
"Baik, papi. Lalu bagaimana kerja sama kalian dengan klien hari ini?" Ucap Soren sambil memegang tangan Melosa dengan lembut, sehingga membuat gadis itu terdiam seketika. Karena Soren tidak pernah memperlakukannya seperti ini.
"Cukup lancar, Soren." Ucap Asher sambil minum jus jeruk yang di hidangkan oleh maid.
"Terima kasih sudah membeli pesanan ku, hubby." Ucap Melosa menatap Soren.
"Sama-sama, mi amor." Ucap Soren sambil tersenyum tipis.
"Jadi kalian berdua sudah dekat?" Ucap Madelyn menatap Soren dan Melosa.
"Tanya saja kepada bang Soren ehhh maksudnya hubby." Ucap Melosa.
"Jadi Soren." Ucap Asher menatap anak sulungnya.
"Aku mulai merasa nyaman dan tenang bersama Melosa, apalagi dia gadis yang menarik dan berbeda dengan perempuan di luar sana." Ucap Soren menatap Asher sambil memegang tangan Melosa dengan lembut.
"Mami sangat senang mendengarnya, apalagi tadi anak-anak meminta adik bayi kepada Melosa." Ucap Madelyn sambil tersenyum tipis.
"Mami..."
Melosa menatap Madelyn dengan sedikit malu, lalu gadis itu menunduk kepalanya karena malu. Sedangkan Soren menatap Melosa yang sedikit menggemaskan saat malu.
"Benarkah, mami?" Ucap Soren.
Madelyn mengangguk kepalanya, wanita itu tertawa kecil melihat Melosa yang sedikit malu seperti sekarang. Sedangkan Asher menggeleng kepalanya sambil tersenyum tipis melihat Melosa.
TBC....
Maaf kakak baru up karena kakak belakangan ini sedikit sibuk.
Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.
Otw mau punya keponakan online.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELOSA, MI AMOR
Fanfictiondi buang karena dianggap aib keluarga, lalu diadopsi oleh keluarga mafia yang terkenal kejam di dunia. namun keluarga angkatnya memiliki 2 putra dan 1 putri, dia disayangi oleh kedua orang tua angkatnya tapi tidak dengan ketiga saudara angkatnya. me...