8

24.3K 1.4K 14
                                    

Keesokan harinya...

Melosa menyiapkan pakaian kerja Soren, terlihat pria itu keluar dari kamar mandinya dan memakai handuk. Tato-tatonya terlihat begitu jelas sehingga bagi siapa yang melihatnya akan tergoda, namun sayangnya hanya Melosa dan kedua mendiang istrinya yang beruntung melihatnya.

"Ehhh sudah selesai mandi ya." Ucap Melosa menatap Soren.

"Ya." Singkat Soren.

"Pakaian kerja abang sudah aku siapkan semua." Ucap Melosa.

"Terima kasih." Ucap Soren.

"Sama-sama." Ucap Melosa sambil tersenyum canggung, karena jujur saja baru kali ini Soren berterima kasih kepadanya. Biasanya pria itu hanya berdehem atau mengangguk kepalanya saja.

"Aku hari ini pulangnya sedikit terlambat, jadi sisakan makan malam untukku." Ucap Soren sambil mengancing kemejanya.

"Iya, nanti aku sisakan makan malam untuk abang." Ucap Melosa sambil mengangguk kepalanya.

"Kamu mau minta apa saat aku pulang dari kerja?" Tanya Soren sambil memasukkan kemejanya ke dalam celananya.

"Tidak biasanya abang bertanya seperti ini kepada ku?" Ucap Melosa sambil menatap Soren dengan penasaran.

"Aku hanya bertanya saja kepada mu, apakah tidak boleh?" Ucap Soren menatap Melosa.

"Aku hanya penasaran saja dengan abang." Ucap Melosa.

"Jadi kamu mau minta belikan apa?" Tanya Soren sambil memasang dasinya sendiri.

"Martabak telor sama sate, boleh?" Ucap Melosa.

"Boleh saja, nanti aku belikan saat pulang dari perusahaan." Ucap Soren sambil mengangguk kepalanya.

"Oh iya aku lupa, aku harus menagih Olesya soal donat kentang 5 kotak dan 5 cup es krim kesukaanku." Ucap Melosa langsung meninggalkan kamarnya.

Soren menggeleng kepalanya melihat perilaku istri kecilnya, semenjak belakangan ini. Dia sedikit mulai perhatian dengan Melosa, di tambah lagi gadis itu sedikit berbeda dengan kedua istrinya yang terdahulu.

⭐⭐⭐⭐⭐


Tok...tok...bruk

Melosa mendobrak pintu kamar Olesya dan untungnya hanya satu besi engsel pintu yang terlepas karena dobrakannya.

"Bisakah buka pintu kamar ku dengan baik-baik? lihat besi engsel pintu kamar ku terlepas satu." Ucap Olesya menatap Melosa sambil berkacak pinggang.

"Nanti aku belikan coklat kesukaan mu." Ucap Melosa.

"Deal." Ucap Olesya langsung tersenyum manis, karena dia mudah tergoda dengan coklat dan hanya Melosa saja yang tahu kelemahannya.

"Soal coklat langsung semangat." Ucap Melosa sambil memutar bola mata malasnya.

"Ngomong-ngomong kenapa kau  datang ke kamar ku?" Tanya Olesya menatap Melosa.

"Aku ingin menagih 5 kotak donat kentang kesukaan ku dan 5 cup es krim kesukaanku." Ucap Melosa sambil bersedekap dada.

"Tunggu sampai kau mendapatkan calon suami ku, kalau berhasil mendapatkannya baru aku berikan." Ucap Olesya sambil tersenyum licik.

"Dasar rubah licik." Ucap Melosa sambil memutar bola mata malasnya melihat Olesya.

"Wahai kakak ipar ku, berkacalah dulu sebelum mengatakan aku rubah licik. Kau itu adalah ular yang licik dan berbisa." Ucap Olesya sambil tersenyum menyeringai.

MELOSA, MI AMOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang