18

21.5K 1.2K 25
                                    

Malam harinya...

  Keluarga Benedict baru selesai makan malam bersama dan sekarang mereka berada di ruang keluarga, Soren duduk di samping Melosa.

"Besok opa, oma, papa, dan mama kalian, juga sepupu kalian akan datang ke sini. Jadi Melosa, apakah kamu bisa menyambut kedatangan mereka?" Ucap Asher menatap ke arah sang menantu.

"Biarkan Vallen dan Lucille saja yang menyambut kedatangan mereka, papi." Ucap Soren.

"Maaf, kakak ipar. Besok aku ada jadwal rapat dengan klien dari Australia." Ucap Vallen.

"Besok Melosa sangat lelah." Ucap Soren.

Madelyn langsung mengerti maksud dari ucapan Soren, karena malam ini pria itu dan Melosa akan melakukan hubungan suami istri. Wanita itu melihat menantunya yang sudah menunduk kepalanya dan tersipu.

"Kalau begitu biar mami saja yang menyambut kedatangan mereka." Ucap Madelyn sambil tersenyum tipis.

"Seharusnya biarkan Lucille dan Vallen saja yang menyambut kedatangan mereka, mami. Mereka berdua tidak pernah menyambut kedatangan opa dan lainnya." Ucap Soren.

"Apakah rapatnya tidak bisa di tunda dulu, Vallen?" Tanya Gideon menatap sang istri.

"Tidak bisa, mas." Ucap Vallen.

"Besok aku akan membantu mami." Ucap Melosa.

"Tidak perlu, sayang. Kamu pasti akan sangat lelah besok, lebih baik kalian segera ke kamar." Ucap Madelyn menatap Soren dan Melosa.

"Tapi oma, mimi harus menceritakan dongeng pengantar tidur untuk kami." Ucap Nolan.

"Itu benar, oma." Sambung Oscar.

Dalbert dan lainnya mengangguk kepalanya karena sebelum tidur Melosa selalu mendongengkan mereka.

"Biarkan rich aunty yang malam ini menceritakan dongeng kepada kalian." Ucap Olesya, karena dia tahu kalau Soren dan Melosa mau membuat anak malam ini.

"Jangan terlalu kasar pada Melosa, Soren." Ucap Madelyn.

"Aku akan lembut kepadanya." Ucap Soren.

Soren memegang tangan Melosa, mereka berdua meninggalkan tempat itu. Semua orang di sana menatap kepergian sepasang suami istri tersebut.

"Kenapa Daddy dan mimi cepat tidak, oma?" Tanya Alysha dengan penuh penasaran.

"Daddy dan mimi kalian membuat adik." Ucap Madelyn.

Asher langsung tersenyum tipis, Gideon dan Vallen terkejut mendengarnya. Begitu juga dengan Lucille dan Lucian.

"Kalau begitu aku akan jadi abang." Ucap Nolan bersorak gembira.

"Aku juga akan jadi abang." Sambung anak-anak lainnya.

"Aku akan jadi kakak." Sambung Alysha.

"Vallen, kamu tunda dulu rapat dengan klien dari Australia." Ucap Gideon menatap sang istri.

"Mas, aku tidak bisa menunda rapat ini. Apalagi rapat ini sangat penting." Ucap Vallen.

"Coba kamu contohi Melosa, dia selalu menunda rapat saat keluarga kita datang berkunjung ke sini.  Dia selalu memprioritaskan keluarga baru pekerjaan." Ucap Gideon datar.

"Kenapa mas membanding-bandingkan ku dengan gadis itu?" Ucap Vallen menatap Gideon dengan tatapan tidak percaya.

"Olesya bawa anak-anak ke kamar mereka." Ucap Madelyn menatap Olesya.

"Baik, mami." Ucap Olesya.

Olesya membawa anak-anak pergi ke kamar mereka, karena Madelyn tidak mau anak-anak melihat pertengkaran Gideon dan Vallen.

"Aku ini wanita karir." Ucap Vallen.

"Melosa juga wanita karir, Vallen. Oh atau kau juga berselingkuh dengan pria lain seperti Lucille?" Ucap Gideon menatap Vallen dengan begitu tajam.

"Mas, mana mungkin aku berselingkuh dengan pria lain." Ucap Vallen menjadi gugup.

Lucille sedikit sakit mendengar ucapan Gideon,  jujur saja dia menyesal berselingkuh dengan pria lain di belakang Lucian.

"Kenapa kamu gugup, Vallen?" Ucap Gideon datar.

"Aku tidak berselingkuh seperti Lucille." Ucap Vallen menahan rasa gugupnya.

"Kalau kamu ketahuan berselingkuh dengan pria lain, aku tidak segan-segan untuk menceraikan mu." Ucap Gideon datar.

Vallen menggeleng kepalanya, dia tidak mau bercerai dengan Gideon. Karena pria itu cinta pertamanya sejak masih SMA.

"Baiklah, aku akan menunda rapat besok." Ucap Vallen dengan terpaksa.

"Tidak perlu, Vallen. Mami bisa sendiri menyambut kedatangan mereka, mami tahu kamu terpaksa menunda rapat besok." Ucap Madelyn.

"Biarkan aku yang membantu mami menyambut kedatangan opa dan lainnya." Ucap Lucille.

"Lalu bagaimana dengan pekerjaan mu?" Tanya Asher menatap sang anak.

"Pekerjaan ku bisa di tunda, papi." Ucap Lucille sedikit takut-takut dengan Asher.

"Lalu soal perceraian kalian?" Tanya Asher menatap ke arah Lucille dan Lucian.

  Keluarga Benedict tahu kalau Lucian ingin menggugat cerai kepada Lucille, kecuali anak-anak.

"Aku tidak jadi menggugat cerai Lucille." Ucap Lucian dengan datar.

"Terima kasih, mas." Ucap Lucille sambil tersenyum penuh haru, dia berjanji tidak akan menduakan suaminya.

"Tapi jangan senang dulu, Lucille. Aku melakukan ini demi anak-anak." Ucap Lucian.

Ribuan jarum menusuk jantung Lucille, dia benar-benar sangat sakit mendengar ucapan Lucian. Dia mengira suaminya masih mencintainya.

"Aku juga melakukan ini karena permintaan kakak ipar." Ucap Lucian.

"Kakak ipar?" Ucap Asher.

"Melosa, papi." Ucap Lucian.

"Oh jadi dia." Ucap Asher sambil mengangguk kepalanya.

"Mami juga sangat setuju dengan keputusan Melosa, dia selalu memikirkan anak-anak makanya dia tidak menyuruh kalian berdua bercerai." Ucap Madelyn.

"Lucille, kamu jangan sia-siakan kesempatan ini. Kamu harus berubah, sebenarnya papi masih kecewa dengan mu. Tapi apa boleh buat karena ini sudah terjadi." Ucap Asher.

"Kalau sampai ini terulang lagi, mami tidak segan-segan mengusir mu dari mansion ini." Ucap Madelyn menatap Lucille.

"Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi, mami, papi." Ucap Lucille sambil berlutut dihadapan Asher dan Madelyn.

"Kamu harus berterima kasih kepada Melosa karena dia mempertahankan pernikahan kalian berdua." Ucap Madelyn.

"Iya, mami." Ucap Lucille.

  Sedangkan Soren dan Melosa tidak boleh di ganggu karena mereka berdua sedang membuat anak🌚🌚🌚.

TBC....

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

MELOSA, MI AMOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang