15

20.5K 1.1K 18
                                    

Siang harinya...

Di D'arcy entertainment...

Melosa sekarang sedang melakukan photo shoot, gadis itu memakai dress hitam dan rambut panjangnya di sanggul modern. Dia berpose dengan berprofesional di depan kamera sang fotografer.

Ckrek!

Ckrek!

Ckrek!

Terlihat Soren memasuki ruang pemotretan Melosa, dia melihat istrinya sedang berpose dengan begitu anggun. Gadis itu duduk di sofa sambil memegang cangkir.

"Sudah berapa lama dia di potret?" Ucap Soren masih menatap ke arah istrinya.

"Sudah 15 menit, bang." Ucap Olesya.

Soren tidak suka melihat Melosa memakai dress hitam itu karena menampilkan bahu telanjangnya, ingin sekali dia mengurung istrinya di kamar.

"Sudah selesai, Melosa." Ucap Revan.

"Terima kasih, Revan." Ucap Melosa beranjak dari sofa.

"Sama-sama, Melosa. Ini sudah kewajiban ku sebagai seorang fotografer." Ucap Revan sambil tersenyum tipis.

Soren langsung berjalan menghampiri Melosa dan melingkarkan tangannya ke pinggang istrinya.

"Ehhh hubby," Melosa sedikit terkejut melihat Soren.

Revan meninggalkan tempat itu karena dia tidak mau mengganggu Melosa dengan suaminya, apalagi dia sangat takut dengan Soren.

"Apakah kamu masih memiliki jadwal photo shoot lagi setelah ini?" Tanya Soren.

"Tidak ada lagi kok, hubby," Ucap Melosa sambil menggeleng kepalanya.

"Kalau begitu ayo kita makan siang ke restoran." Ucap Soren.

"Tapi bagaimana dengan Olesya?" Tanya Melosa menatap Soren.

"Baiklah, dia akan ikut bersama kita." Ucap Soren sambil menghela nafasnya, sebenarnya dia ingin berduaan dengan istrinya tapi sepertinya tidak bisa.

"Ayo Olesya." Ucap Melosa menatap Olesya.

"Sepertinya aku tidak bisa, aku punya janji sama seseorang," Bohong Olesya. Karena dia tidak mau menjadi nyamuk saat bersama Melosa dan Soren.

"Ya sudah kalau begitu, aku dan hubby pergi dulu." Ucap Melosa.

"Hati-hati di jalan." Ucap Olesya sambil melambaikan tangannya ke arah Melosa.

"Ayo, hubby." Ucap Melosa.

Sebelum mereka berdua meninggalkan tempat itu, Soren memakaikan jasnya kepada Melosa karena dia tidak ingin orang-orang menatap istrinya yang memakai dress hitam. Setelah selesai, mereka berdua keluar dari ruangan tersebut.

"Kenapa kamu tidak ikut, Olesya?" Tanya Nesa salah satu staff di sana.

"Aku tidak mau jadi nyamuk mereka berdua." Ucap Olesya.

"Makanya cepat cari pacar." Ucap Nesa.

"Nih lagi usaha cari calon suami." Ucap Olesya.

"Jangan-jangan kamu belum move on dari mantan kamu ya?" Ucap Nesa.

"Aku sudah move on dari Garry." Ucap Olesya langsung meninggalkan tempat itu, dia paling tidak suka orang-orang menyebut nama bajingan itu.

Garry Harrison adalah mantan Olesya, pria itu yang meninggalkan dirinya karena lebih memilih Stella. Mereka berdua menjalin hubungan selama 3 tahun dan tidak lama lagi akan bertunangan, namun sayangnya hubungan mereka tidak sampai ke sana.

Olesya sangat membenci Garry bahkan sampai sekarang dia masih membenci pria itu, tapi dia lebih membenci Stella.

⭐⭐⭐⭐⭐

D

i restoran xxx...

Soren dan Melosa sudah tiba di sana, pria itu memesan ruang VIP karena dia ingin berduaan dengan istrinya. Tapi tiba-tiba Stella tidak sengaja menabrak Melosa, untungnya Soren menahan istrinya tidak jatuh.

"Perhatikan jalan mu, nona stella." Ucap Soren menatap datar Stella.

"Aku minta maaf, tuan Soren." Ucap Stella sambil menunduk kepalanya.

"Kau hampir membuat istri ku terjatuh." Ucap Soren datar.

"Sekali lagi aku minta maaf." Ucap Stella.

"Ayo, mi amor." Ucap Soren sambil memegang tangan Melosa dengan lembut.

Soren dan Melosa masuk ke dalam lift, sedangkan Stella menatap tidak suka melihat Melosa.

'aku harus bisa mendapatkan tuan Soren dan aku akan menjadi nyonya di keluarga Benedict.' batin Stella sambil tersenyum menyeringai.

Stella tidak tahu kalau Soren sangat begitu mencintai Melosa, pria itu sangat dingin kalau bersama orang lain. Kalau bersama istri mungilnya, dia selalu hangat kepada nya.

Ting

Soren dan Melosa tiba di lantai 5, mereka berdua keluar dari lift. Lalu mereka berdua masuk ke dalam ruang VIP, di sana sudah ada tersedia makanan yang sudah di pesan Soren.

"Kenapa sudah ada makanan di sini, hubby?" Tanya Melosa menatap makanan yang sudah tersaji di meja.

"Aku yang sudah memesannya, mi amor. Jadi kita tidak perlu memesan lagi." Ucap Soren sambil mencium dahi istrinya.

"Ooo seperti itu." Ucap Melosa sambil mengangguk kepalanya.

"Ayo kita duduk, mi amor." Ucap Soren.

Soren dan Melosa duduk saling berhadapan, mereka berdua makan dengan begitu tenang.

"Mi amor." Soren menatap Melosa.

"Iya, hubby." Ucap Melosa menatap Soren.

"Apakah kamu siap untuk hamil?" Tanya Soren dengan tatapan lembut menatap istrinya.

Melosa langsung menunduk kepalanya bahkan kedua pipinya memerah mendengar ucapan Soren.

"Kenapa, hm?" Tanya Soren sambil mengangkat dagu Melosa, sehingga membuat gadis itu bertatapan dengan suaminya.

"Aku...aku...." Melosa tampak begitu gugup saat menjawab pertanyaan Soren.

"Jangan gugup, mi amor." Ucap Soren sambil mengelus pipi Melosa yang sedikit chubby itu.

"Hubby menginginkan anak dari ku?" Tanya Melosa yang berusaha tidak gugup.

"Bukankah anak-anak meminta adik bayi kita berdua?jadi ayo kita kabulkan permintaan mereka." Ucap Soren.

"Kapan?" Tanya Melosa menjadi begitu gugup.

"Bagaimana kalau malam ini?" Tanya Soren.

"Siap tidak siap, aku harus siap." Ucap Melosa sambil mengangguk kepalanya.

"Aku akan pelan-pelan." Ucap Soren sambil mengelus pipi istrinya dengan lembut.

'huwaa aku jadi malu, aku harus bagaimana?' batin Melosa.

  Setelah itu Soren dan Melosa melanjutkan makan siang mereka, sesekali pria itu menyuapi istrinya.

TBC...

Mau menuju konflik guys...

MELOSA, MI AMOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang