10

22.6K 1.3K 24
                                    

Siang harinya...

Di S'D Company...

Melosa berjalan masuk ke dalam perusahaan milik Soren sambil membawa bekal makan siang untuk suaminya, para karyawan yang berada di sana menunduk kepala saat gadis itu melewati mereka.

Olesya tidak ikut bersama Melosa karena gadis itu menjemput anak-anak pulang sekolah.

Melosa masuk ke dalam lift khusus untuk sang pemilik perusahaan, tidak lama kemudian gadis itu tiba di lantai 100. Dia berjalan menuju ke ruang kerja milik Soren, tapi tiba-tiba seorang wanita menghalangi pintu masuk.

"Siapa kamu? Tuan besar tidak bisa di ganggu sekarang." Ucap Talitha.

Talitha Alexander adalah sekretaris sementara di perusahaan Soren, karena sekretaris yang sebelumnya cuti sebab istrinya melahirkan anak pertama mereka. Talitha hanya tahu Soren mempunyai istri bernama Melosa tapi dia tidak pernah melihatnya.

"Aku istrinya pemilik perusahaan ini, apakah Caleb tidak memberitahu mu?" Ucap Melosa menatap Talitha.

"Anda nyonya Melosa?" Ucap Talitha sedikit terkejut mendengar ucapan Melosa.

"Iya, aku Melosa." Ucap Melosa datar.

"Maafkan saya, nyonya Melosa. Saya benar-benar tidak tahu." Ucap Talitha sambil menunduk kepalanya karena takut dengan Melosa.

"Tidak apa-apa, aku mengerti. Apalagi kamu baru satu bulan bekerja di sini, jadi aku maafkan." Ucap Melosa.

"Nyonya sebaiknya hati-hati masuk ke dalam." Ucap Talitha.

"Kenapa?" Tanya Melosa menatap Talitha dengan tatapan penasaran.

"Sepertinya tuan besar sedang dalam suasana hati yang buruk." Ucap Talitha.

"Terima kasih sudah memberitahu ku." Ucap Melosa.

Cklek

Melosa masuk ke dalam ruang kerja suaminya, gadis itu sedikit terkejut melihat berkas-berkas Soren berserakan di lantai.

"Bang Soren." Ucap Melosa berjalan menghampiri Soren yang berdiri di depan jendela kerjanya.

"Lucille berselingkuh." Ucap Soren.

"Apa?"

Melosa terkejut mendengar ucapan Soren, dia benar-benar tidak menyangka bahwa Lucille berselingkuh. Padahal Lucian adalah pria yang baik dan tampan.

"Aku menyuruh Charles untuk mengirim mata-mata kepercayaan nya untuk memata-matai Lucille belakangan ini dan dia berselingkuh dengan rekan kerjanya." Ucap Soren sambil mengepalkan kedua tangannya.

File yang di baca oleh Soren adalah bukti perselingkuhan Lucille dengan rekan kerjanya, dia benar-benar marah besar.

"Aku harus bagaimana, Melosa?" Soren menatap Melosa dengan tatapan sedikit kecewa dan sedih atas perbuatan Lucille.

Melosa baru kali melihat Soren sedikit terpuruk atas perbuatan, gadis itu hanya memeluk suaminya agar bisa menenangkannya. Soren membalas pelukan istrinya dengan erat, dia menghirup aroma Melosa tanya begitu menenangkan.

"Selesaikan masalah ini baik-baik, jangan ada kekerasan. Tapi kalau abang tidak mampu menahannya, di tampar juga tidak apa-apa kok." Ucap Melosa sambil tersenyum polos menatap Soren.

Soren terkekeh kecil mendengar ucapan polos Melosa dan senyuman polosnya, pria itu mencium dahi istrinya.

"Baiklah, istri kecilku." Ucap Soren sambil mengelus rambut Melosa dengan lembut.

"Ooo iya aku ada bawa bekal makan siang untuk abang." Ucap Melosa.

"Terima kasih, sayang." Ucap Soren sambil mencium pipi chubby Melosa.

"Kenapa abang memanggil ku dengan sebutan sayang dan mencium pipi ku?" Tanya Melosa sedikit bingung dengan Soren yang sedikit berbeda dari biasanya.

"Kamu adalah istri ku, apakah seorang suami tidak boleh memanggil istrinya dengan sebutan sayang dan mencium pipi nya?" Ucap Soren menatap Melosa.

"Tapi biasanya abang tidak pernah seperti ini, apakah abang kerasukan jin penunggu pohon cabe?" Ucap Melosa menatap Soren dengan penuh selidik.

"Tidak, sayang. Ayo temani aku makan siang." Ucap Soren menarik tangan Melosa dengan lembut.

Soren dan Melosa duduk di sofa, pria itu makan dengan begitu lahap menyantap makanan yang di bawa istrinya.

"Ini sangat enak, sayang." Ucap Soren.

"Siapa lagi kalau yang masaknya? Melosa ini bos, senggol dong." Ucap Melosa sambil mengibaskan rambutnya.

"Aku sangat beruntung memiliki istri yang bisa memasak seperti mu dan mengurus semua pekerjaan." Ucap Soren menatap Melosa.

"Tapi aku juga sedikit kelimpungan dan untung saja Olesya mau ikut membantuku." Ucap Melosa.

"Apakah Olesya sudah memiliki kekasih?" Tanya Soren, karena pria itu tahu keakraban Melosa dan Olesya.

"Saat ini belum, bang." Ucap Melosa sambil menggeleng kepalanya.

"Kalau begitu bicarakan hal ini kepada mami atau oma, pasti mereka akan mencari calon suami untuk Olesya." Ucap Soren menatap Melosa.

"Tidak perlu, bang. Biarkan aku dan Olesya saja." Ucap Melosa beranjak dari tempat duduknya dan mulai mengumpulkan berkas-berkas Soren yang berserakan di lantai.

"Kemungkinan tidak lama lagi opa dan oma akan kembali ke Indonesia, begitu saja dengan yang lainnya." Ucap Soren menatap Melosa yang menyusun berkas-berkas miliknya di atas meja kerja.

"Dan semoga saja mereka tidak merepotkan ku lagi." Ucap Melosa sambil memutar bola mata malasnya.

"Kan ada para maid yang bisa mengurus mereka, sayang." Ucap Soren.

"Tapi oma itu tidak suka diurus oleh maid, bang." Ucap Melosa sambil menghela nafasnya.

"Nanti ada mami dan mama yang akan mengurus oma, kamu hanya mengurus anak-anak saja." Ucap Soren berjalan menghampiri Melosa, lalu memeluknya dari belakang.

Melosa terdiam seketika dengan pelukan Soren dari belakang, jujur saja dia belum terbiasa dengan perubahan suaminya yang sekarang.

"Kamu hanya boleh mengurus diriku dan anak-anak." Ucap Soren dengan suara dalamnya.

"Iya, bang." Ucap Melosa sedikit gugup.

"Kalau begitu temani aku di sini dan jangan panggil aku abang tapi panggil saja aku hubby atau mas." Ucap Soren langsung membalikkan badan Melosa sehingga mereka berdua berhadapan, namun pria itu harus mencondongkan tubuhnya ke depan.

"Aku...aku..."

Melosa menjadi begitu gugup mendengar ucapan Soren, bahkan jantungnya berdegup kencang.

"Aku tidak suka menerima penolakan,hm." Ucap Soren sambil memegang pundak Melosa.

"Iya, bang ehh hubby." Ucap Melosa.

"Bagus, mi amor." Ucap Soren sambil tersenyum tipis.

   Melosa baru kali ini melihat senyuman Soren meskipun hanya tipis, hati gadis itu menjadi hangat dan nyaman melihat senyuman suaminya.

Soren menarik Melosa ke pelukannya, pria itu memeluk istrinya dengan begitu erat. Bahkan dia sesekali mencium pucuk kepalanya.

TBC...

Maaf kakak gak bisa buat romantis.

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

MELOSA, MI AMOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang