5

31K 1.6K 33
                                    

Sekarang Melosa dan lainnya dalam perjalanan ke sekolah anak-anak, yang mengantar mereka ke sana adalah Soren. Selama dalam perjalanan ke sekolah, Melosa mengikat rambut Alysha di kursi depan.

Olesya duduk di kursi belakang bersama anak-anak lainnya, gadis itu sibuk memainkan ponselnya.

"Kalau mau pulang sekolah, bilang saja. Nanti aku akan menjemput kalian." Ucap Soren menatap ke arah depan, pria itu fokus mengemudi mobilnya.

"Memangnya abang tidak sibuk?" Tanya Melosa menatap Soren.

"Hari ini jadwal ku sedikit, jadi aku bisa jemput kalian." Ucap Soren.

"Mimi, beberapa hari yang lalu mami dan papi bertengkar." Ucap Alysha menatap Melosa.

"Bertengkar lagi?" Tanya Melosa sambil menarik alis sebelahnya.

"Iya, mimi." Ucap Alysha.

"Kenapa tidak menelpon mimi kalau papi dan mami kamu bertengkar lagi?" Tanya Melosa menatap Alysha.

"Aku lupa." Ucap Alysha.

Melosa menghela nafasnya, gadis itu tidak habis pikir dengan Lucille dan Luciano bertengkar di depan anak-anak. Bahkan ini bukan pertama kalinya tapi ini ke sekian kalinya.

"Pokoknya kalau mereka bertengkar lagi, langsung ke tempat mimi atau Daddy kamu." Ucap Melosa.

"Aku takut dengan Daddy." Ucap Alysha dengan polos.

Melosa tertawa mendengar ucapan polos Alysha sedangkan Soren hanya menatap istrinya dengan tatapan datar, setelah itu dia kembali fokus mengemudi mobilnya.

Tidak lama kemudian mereka tiba di gedung TK dan paud, tempat di mana Alysha dan Felix sekolah.

"Ayo Alysha, Felix." Ucap Melosa keluar dari mobil.

Alysha dan Felix keluar dari mobil, Melosa merapikan seragam dan dasi keponakannya.

"Sekolah baik-baik di sini ya, kalau sudah jam pulang sekolah. Kalian berdua langsung ke gedung SD ya, mimi dan lainnya di sana. Kalau ada yang mengajak kalian berkelahi, pukul saja pantat mereka atau jambak saja rambut mereka." Ucap Melosa.

"Siap, mimi." Ucap Alysha dan Felix bersamaan.

"Anak baik." Ucap Melosa.

Cup

Cup

Melosa mencium dahi kedua keponakannya, Felix dan Alysha merasa begitu nyaman dengan perlakuan mimi mereka karena gadis itu yang memberikan kasih sayang seorang ibu.

"Kalau begitu masuklah ke kelas." Ucap Melosa.

"Baik, mimi." Ucap Felix dan Alysha mengangguk dan meninggalkan tempat itu.

Melosa masuk ke dalam mobilnya dan Soren menyalakan mobilnya, karena gedung SD tempat Nolan dan lainnya bersekolah beda gedung dengan Felix dan Alysha. Tapi sama-sama milik keluarga Benedict, keluarga Benedict mendirikan sekolah dari paud hingga SMA. Sekolah ini sudah ada sekitar 40 tahun tapi selalu di renovasi agar terlihat lebih baru. Banyak lulusan di sekolah ini menjadi orang-orang yang terkenal.

Jarak gedung TK dan paud tidak jauh dari gedung SMP, hanya di batas dengan tembok saja.

Akhirnya mereka pun tiba di gedung SD,  Melosa dan lainnya keluar dari mobil.

"Sudah tidak ada yang tertinggal lagi?" Tanya Melosa menatap anak-anak.

"Tidak ada lagi, mimi." Ucap anak-anak.

"Nah anak-anak ayo ikut rich aunty ke aula. Pasti sudah banyak teman-teman kalian yang berada di sana." Ucap Olesya menatap keponakannya.

"Baik, rich aunty." Ucap anak-anak.

Nolan dan lainnya mengikuti Olesya dari belakang, sedangkan Melosa dan Soren masih berada di parkiran sekolah.

"Kenapa belum berangkat?" Tanya Melosa menatap Soren.

"Kamu mengusir ku?" Ucap Soren datar.

"Tidak, aku hanya bertanya saja. Ooo iya katakan kepada kak Lucille dan bang Lucian jangan bertengkar di depan anak-anak." Ucap Melosa.

"Mereka bertengkar?" Ucap Soren datar.

"Makanya harus sering di mansion, aku bosan mendengar pertengkaran mereka. Papi dan mami juga jarang di mansion karena selalu pergi ke luar negeri mengurus bisnis di sana." Ucap Melosa.

"Bagaimana dengan anak-anak?" Tanya Soren.

"Mereka tidak kenapa-kenapa dan untungnya Olesya mau membantu ku merawat anak-anak." Ucap Melosa.

"Lalu Gideon dan Vallen?" Tanya Soren.

"Mereka berdua itu fokus dengan pekerjaan mereka masing-masing." Ucap Melosa.

"Kalau begitu aku berangkat ke perusahaan dulu, aku akan mengusahakan untuk menghadiri acara anak-anak." Ucap Soren.

"Tumben." Ucap Melosa menatap Soren.

"Apakah tidak boleh?asal kamu tahu, Nolan dan Oscar adalah anakku." Bisik Soren ke telinga Melosa, pria itu mencondongkan tubuhnya agar sesuai dengan tinggi Melosa.

"Aku tahu." Ucap Melosa mendengus dan memutar bola mata malasnya.

"Kalau begitu aku berangkat ke perusahaan, jaga anak-anak." Ucap Soren.

Soren mengelus rambut Melosa dengan lembut, lalu pria itu masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan tempat tersebut. Sedangkan Melosa terkejut dengan perlakuan Soren yang tiba-tiba.

"Kenapa dia seperti itu ya? apakah dia kerasukan jin penunggu pohon toge?" Gumam Melosa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Daripada aku memikirkan bang Soren lebih baik aku ke aula saja, pasti anak-anak dan Olesya sudah menunggu ku di sana." Lanjutnya.

Melosa berjalan menuju ke aula, dia melihat para orang tua murid datang ke acara sekolah. Gadis itu berjalan menuju ke kursi tempat di mana Olesya dan anak-anak duduk.

"Daddy mana, mi?" Tanya Nolan menatap sang mimi.

"Daddy mu sudah berangkat ke perusahaan, nanti dia akan datang ke acara ini." Ucap Melosa duduk di kursi samping Nolan.

"Tumben sekali, Melosa." Ucap Olesya.

"Mungkin bang Soren kerasukan jin penunggu pohon toge, Olesya." Ucap Melosa.

"Mungkin dia mulai jatuh cinta kepada mu." Ucap Olesya.

"Itu tidak mungkin terjadi." Ucap Melosa.

"Kan siapa tahu." Ucap Olesya.

Melosa memutar bola mata malasnya mendengar ucapan Olesya, mana mungkin Soren mulai jatuh cinta kepadanya.

TBC....

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

MELOSA, MI AMOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang