//spesial chapter sblm libur//
"Undaa ayooo"teriak hunji nyaring, ia sudah tampan dengan balutan baju olahraga dengan kacamata hitam yang setia bertengger manis di hidung mancungnya.
"Sebentar!"jawab Putri dari dalam kamar.
"Yah ana?"tanya Hunji pada semua anggota keluarga nya yang tengah berdiri mengikuti irama pemanasan.
"Ke jakarta"jawab Fian, Ah dia sangat suka mengusili adik nya ini candu mendengar teriakan frutasi dari Hunji yang bagaikan irama lagu yang mengalun indah.
"Hah!?..katanya au olahaga cama ita kok ke jakalta?, Aa bohong ya"ucap Hunji dengan mata yang berkaca-kaca.
"Aa bohong? Yang bener aja rugi donkk.."Semakin meledek sang adik membuat Fian menatap gemas bagaimana tidak gemas, hidung yang memerah pipi yang merah bak tomat membuat Fian suka melihat expresi hunji yang seperti itu.
"Ssth..kasian Aa jangan di ledek terus adik nya kamu teh meni usilan"tegur Gladis.
"Hehehe, abis nya gemes pengen na mah di kurungan ku Aa"Fian menjawab sambil terkekeh dan langsung menggendong hunji yang sudah tidak kuasa menahan Air matanya.
"Hiks..Aa Yah hiks"isak hunji.
"Udah-udah jangan nangis, jagoan Aa ngga boleh nangis masa cowok nangis ngga gantle men Ah Ayah ada lagi ngobrol sama akek di depan gerbang"ucap Fian lembut sambil mengusap-usap punggung hunji.
"Benelan?"tanya hunji sambil menatap mata tajam Fian.
"Heem beneran, dah jangan nangis nanti kita liat burung Hantu punya Bunda di Kebun teh"jawab Fian sambil di iming-iming melihat burung hantu milik putri yang di simpan di kebun teh milik keluarga Ardendra.
"Hum..etemu Diggo cama figga yeyy"ucap Hunji senang.
Diggo dan Figga adalah sepasang burung hantu milik Putri, mereka sangat jinak jika dengan pemilik nya sendiri. Namun akan bringas jika dengan orang asing.
"Hayu kita jalan"ajak putri sambil mengambil Alih hunji untuk ia gendong menggunakan gendongan khusus bayi.
"Cuaca nya mendukung euyy...enakeun sepoy-sepoyy angin nya"Puji Fian pada cuaca hari ini Ya walaupun berembun tapi mempunyai kesan yang nyaman dan tentram.
"Heeh nanti kita mau kemana dulu?"Tanya putri mereka berjalan beriringan the boys berada di belakang sedangkan the girls berada di depan tentu nya.
"Kemana aja yang penting quality time bareng keluarga"jawab Mira sambil memandang kebun-kebun yang berada di bawah, Ya rumah atau pasantren Al-huda di bangun tempat di atas bukit namun tidak terlalu tinggi dan curam.
"Iya juga ya..kita jarang kumpul bareng"ucap putri sambil tertawa kecil.
"Iya aku sibuk, soalnya kemarin harus terbang ke batam buat mantau butik yang disana teh Mira ada kajian keluar kota selama satu bulan, ya laki-laki pada kerja ngisi acara kajian juga selama tiga bulan umma hasna sama sibuk ngisi acara"cerita Gladis.
"Iyakah?, teteh juga sama banyak pasien sampe hunji di titipin ke bi intan, lembur saking banyak pasien yang harus di tanganin malem itu juga wih ngeri sih banyak yang kecelakaan pasien nya teh kalang kabut lah pas itu mah"lanjut putri menceritakan apa saja yang ia rasakan selama satu bulan full sebelum ke sini.
"Apalagi Mira teh dek, itumah kajian meni penuh minta ampun sumpek lah pokoknya sampe ada yang pingsan ke desek-desek, terus sama Mira di suruh di bagi dua ruangan maneger nya ih ngselin malah mentingin tamu besar, aku sampe angkat bicara kasian soalnya pada pucet itu mah mukanya, Akhirnya maneger itu di ganti sama Assisten Mira"Ujar Mira mereka pun terus bercerita sesekali menimpali nasihat dari umma hasna.
The boys Ardendra? Mereka hanya sibuk dengan dunia masing-masing dan sesekali menimpuk Fian yang selalu usil pada anak kecil yang mereka jumpai hunji anak itu hanya diam menyimak tanpa suara yang ia keluarkan.
Setelah berjalan dan menempun waktu satu jam akhirnya mereka sampai di bawah tepat dimana kebun teh berada, dan langsung disapa oleh para pegawai yang membersihkan area kebun, Hunji langsung berjalan menuju tempat dimana diggo dam figgo berada.
Ternyata burung hantu itu tengah diberi makan oleh pengasuhnya, dengan tenang hunji menunggu hingga sang burung hantu selesai dengan acara makan pagi mereka.
"Iggo digo enyang mam nya hm?"tanya hunji lembut sambil mengelus-elus bulu lembat mereka namun lembut.
Hanya keheningan yang menjawab pertanyaan hunji, Ya hunji tau burung hantu milik ibunya ini irit bicara tapi ia menangkap sirat mata diggo dan figgo yang menatap nya lekat seolah berkata "Ya kami kenyang dan kami senang".
Hunji terus menerus mengelus-elus bulu lebat itu dan memeluk mereka berdua layak nya boneka, Ardendra yang melihat itu pun hanya tersenyum dan menatap burung hantu itu mata tajam mereka seolah mengisaratkan jangan mendekat dan mengganggu.
"Bun, kok bisa sih pelihara burung hantu? Serem tau mana natap nya kaya mau makan kita lagi"tanya Fian sambil menatap burung hantu itu ngeri.
"Biarin aja, bunda suka sama burung hantu lagian dari umur bunda masih kecil udah ada mereka"jawab putri sambil meminum teh hangat.
Mereka pun berbincang dan sambil menikmati teh dan kopi hangat di temani view kebun teh yang hijau dan sangat cantik.
Hunji juga sesekali berjalan menuju gajebo, untuk meminta belahaan kehidupan nya kue lapis legit.
Plis vote komen.
See u and thank you.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY HUNJI [ tidak Di Lanjut!]
RandomBaby hunji,menceritakan seorang balita yang lucu dan menggemaskan, nama nya Huanjian Ardendra,anak pertama Atau tunggal nya keluarga ardenandra Dimanja disayang oleh anggota ardendra,Jangan lupa tingkah nya yang membuat semua orang ingin membuang ny...