tujuh belas

252 19 0
                                    

Masyallah makasih atas target 75 voted nya berati sudah terpenuhi ya??....

Terimakasih atas luangan waktunya ounty uncle jangan bosen sama cerita hunji ini ya... Maaf kalau misalnya belum fasih dan rapih in sya Allah bakal belajar lagi🙏🏻

Baiklah ayok baca.

👶🏻👶🏻👶🏻👶🏻

"AAAAAAA!!"

Jam 8:12 pagi, rumah sudah ramai oleh teriak kan membahana hunji. Ia kesal saat tau bahwa burung kesayangan tidak sengaja lepas anak itu bahkan terus tantrum dan tidak mau di sentuh.

"Udah atuh, jangan marah-marah hunji nya nanti kita beli lagi"bujuk putri sambil berlutut di depan hunji yang berguling-guling.

"Ndaa au...."tolak hunji sambil memeluk kucing abu disebelahnya.

Putri maupun anggota keluarga yang lain, merasa pusing kembali tidak tau kenapa akhir-akhir ini hunji menguji kesabaran mereka. Membuat Fian hampir kembali marah karna Anak itu susah sekali di atur, mau tak mau shubuh-shubuh Fian langsung kembali ke pasantren.

"hunji maunya apa sih?"tanya putri sedikit kesal, putri itu memang memiliki kesabaran yang seluas samudra namun jika ada yang marah tanpa sebab itu akan menguji kesabaran nya.

"Unda...."lirih hunji, ia menatap mata hazel putri dengan cepat hunji bangun dari tiduran nya.

"uan uat nda malah Agi ya?, maaf unda"bisik hunji sambil memeluk putri, putri ia hanya diam tanpa membalas pelukan atau ucapan sang anak.

Hunji, ia hanya diam sambil memeluk putri tak lama ia melepaskan pelukan itu dan menghapus air matanya sendiri.

"Anak bunda kenapa?, hunji mau apa coba bilang sama nda?"tanya putri.

"Hiks....uan kecel unda"adu hunji dengan tangisannya.

"Kesel?, kesel kenapa?"tanya putri sambil memeluk hunji.

Hunji, hanya diam tak bersuara ia juga bingung dari kemarin hati dan mood nya cepat berubah tidak seperti biasanya. Marah tanpa sebab kejadian kecil pun ia perbesarkan.

"au ke Abi"pinta hunji sambil melepaskan pelukan putri, ia berjalan ke arah depan rumah.

Hunji, ia menatap kearah sekitar untuk mencari keberadaan sang Abi, dengan langkah kecil ia berlari kearah Gus Reyhan yang tengah membaca sebuah buku.

"Abi!"panggil hunji, Gus Reyhan yang mendengar teriakan hunji lantas bangun dan merentangkan kedua tangannya.

Bruk

"loh?, hunji sama siapa kesini?"tanya Gus Reyhan sambil mengakat hunji kedalam gendongan nya.

"Cendili Abi"jawab hunji sambil menelusupkan wajah bulatnya pada curuk leher Gus Reyhan.

"Sendiri?, bunda mana emang?"tanya Gus Reyhan sambil terduduk di gazebo.

"ada, uan engen tama Abi"jawab hunji, sambil tersenyum manis.

Cup, satu kecupan manis mendarat di pipi hunji, membuat sang anak tersenyum begitu manis hingga memperlihatkan gigi susu nya yang belum rapih.

BABY HUNJI [ tidak Di Lanjut!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang