lima belas

275 17 0
                                    

Hai.....

👶🏻👶🏻👶🏻👶🏻

Saat kejadian kemarin, dimana Fian berteriak begitu keras dan menggelegar ia saat ini tengah menunduk menahan rasa takut dan gugup. Di depan nya terdapat kedua orang tuanya yang sudah 15 tahun belum sama sekali ia jumpai, hanya saja mereka bertemu lewat handphone dan saling menukar kabar lewat chating.

"Kata akek kamu bikin ulah ya?"tanya Sang Ayah Muhammad Kanagawa Ardendra.

"Gak pah...."jawab Fian.

"Papah tau loh kak, kemarin kamu teriak-teriak kaya anak utan mana sambil megang sendal lagi, apa gak malu kamu"cerocos Gawa.

"Ish....atuh da si Yislam ajarin Hunji ngomong aneh-aneh!"kesal Fiandri.

"Ngomong apa coba?"tanya Bellani farastika alfarik.

"Fucek!"jawab Fiandri begitu kencang, membuat semua orang yang berada di ruang tamu itu melotot seketika terhadapnya.

"Heh!, bahlul lalauna ieuh Ari ngomong teh!"marah Gus Reyhan, membuat Fiandri tertawa dan mengelus kepala nya yang telah mendapatkan jitakan maut dari sang ibu.

"Hehehe, atuh kan si mamah nanya yaudah we sama Aa di jawab meni sensi ih Abi mah"sinis Fian, membuat si kutub Utara itu mendelik dan menatap nya tajam.

"Uihh...takut ih di tatap sama singa"ledek Fian sambil berlari, ia sudah tau bahwa Gus Reyhan tengah aba-aba melempar sendal jepitnya.

"FIANDRII!!"teriak Gus Reyhan membuat semua anggota Keluarga Ardendra dan para menantu tertawa.

Ya, seperti itu keseharian mereka tanpa ada saja kelakuan absrud dan nyeleneh mungkin keluarga ini akan terasa hampa da tidak ada kehidupan. Kehadiran Hunji adalah cahaya bagi Ardendra ia yang bisa membuat tawa dan kebahagian terpancar di setiap inci wajah semua keluarga nya. Begitupun Fiandri ia adalah obat lelah semua orang ia berhasil membuat suka dan kebahagian di keluarga ini.

👶🏻👶🏻👶🏻👶🏻

Fiandri, ia berhasil lolos dari jeratan Gus Reyhan yang terkenal akan sifat galak,tegas, dan kulkas 29 pintu. Ia kini tengah berada di belakang pasantren baju Koko yang sudah acak-acakan peci hitam ya bertengger tak beraturan namun ke tampanan wajahnya tidak akan pernah pudar.

"Assalamu'alaikum!"salam Fian sambil memanjat pohon mangga milik Ummu Hasna.

"Waalaikumsalam, dari mane lu? Abis di kejar maling?"tanya Yislam sahabat sehati se matinya

"Kaga, Abis di kejar singa gue"jawab Fian sambil memakan buah mangga yang tengah di kupas oleh Yislam.

"Singa!, singa sapa anjir!?"panik Yislam.

"Gus Reyhan"ucap Fian enteng, membuat Yislam tanpa sengaja menggetok kelapanya.

Ctak...

"Nyeri!, naon sih? Gegetok Kana hulu!"kesal Fian, namun bukanya meminta maaf Yislam malah balik menyolot.

"Maneh nu ku naon, geus was-was ane kirain ada singa beneran. Kalau Gus Reyhan tau lu abis dah Ian"

"Bodo, kupasin lagi lah lam laper banget saya"titah Fian tanpa rasa bersalah, membuat Yislam menggerutu namun tak ayal ia mengupas mangga untuk Fiandri.

BABY HUNJI [ tidak Di Lanjut!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang