Bab. 10

186 6 0
                                    


Kartika ternyata seorang perempuan cantik dengan tubuh langsing tinggi semampai. Wajah terlihat cantik dengan  dandanan menor.  Bibirnya terlihat merah menggoda.

Perempuan itu terlihat terkejut saat tahu kedatangan Jefri dan Hartono. Teman sewaktu Smp.
Ia mempersilakan keduanya untuk masuk dan duduk di ruang tamu.
" Tak banyak berubah pada dirimu, tetap keren dan populer" katanya kemudian  di tunjukan pada Jefri, dengan lagak genitnya yang terlihat jelas.

Hartono menatap Kartika dengan padangan mengoda, lelaki itu senyum- senyun terselubung.

Jefri tidak ingat siapa Kartika, dia dulu tak terlalu mengenal semua anak yang seangkatan.

Kartika duduk dengan menyilangkan kakinya, membuat rok yang ia kenakan tersingkap memperlihatkan pahanya yang putih dan mulus.

Hartono melirik paha Kartika sekilas . Padangannya masih mesum dan bernapsu. Lelaki itu menyalakan satu batang rokok  sepertinya untuk menghilangkan sikap gugupnya di hadapan Kartika.
" Sekarang kau tambah cantik dan aduhai" kata Hartono tanpa tendeng aling- aling.

Kartika tersenyum meminta satu batang kepada lelaki berewok tersebut. Menyulutnya, menghisap dalam- dalam asapnya.
" Kau tidak merokok Jef?"

Jefri mengeleng pelan. Ia memutuskan untuk berhenti merokok sejak memiliki bayi.

Kartika menghebuskan asap rokok sesaat. " Apa kau percaya dengan kalimat 'merokok bisa membunuhmu'?"

Jefri masih terdiam.

Hartono menggeleng . " Aku sudah merokok dari jaman aku Smp sampai sekarang,  aku baik- baik saja."

" Ngomong- ngomong , kenapa dengan kaki kananmu , Jef?"

"kecelakan dijalan alas roban, mobilku menabrak pohon."

Kartika tertawa  reyah, seakan- akan perkataan Jefri sebuah lelucon yang pantas ditertawakan. " Kalian datang kerumahku pasti ada  keperluan"

Jefri mengagguk tak bersemangat ia langsung menceritakan maksud kedatangnya.

Wajah kartika terlihat terkejut sesaat , saat mendegar nama Atika disebut.
" Kalian pasti belum tahu kabar  tetang Atika"

Jefri mengangguk kembali.

Kartika kembali menghisap rokok ditangannya  " tak berapa lama setelah acara reuni alumni Smp kita dulu ditahun 1998, Aku mendapat kabar kalau gadis itu meninggal dunia"

Jefri terkejut, mendengar penjelasan Kartika. " Hah, serius kamu"

Kartika mengangguk pelan. " Gadis itu meninggal karena bunuh diri , gatung diri didalam hutan alas roban. "

Mulut Jefri mendadak terasa panas dan kering. Ia tak percaya dengan apa yang di dengar.
Otaknya mulai berloncatan  tentang kejadian- kejadian yang ia alami. Pa ntas saja arwah gadis itu mendatanginya, menghantuinya.  Ternyata Atika sudah meninggal dunia. Dengan cara tidak wajar yaitu  gantung diri"

Jatung Jefri serasa akan berhenti berdetak, ia dilanda kecemasan dan ketakutan tentu saja.

" Kalian mau tahu , kenapa Atika nekat melakukan gantung diri?"

Hartono dan Jefri menggeleng.

" Dia hamil "

" Oh" Jerit Jefri tercekat di tenggorokan. Ia tak mengira Atika  hamil.  Ia kembali teringat bagaimana arwah Atika menginginkan bayi mereka. " tidak- tidak ini semua tidak benar"

Kartika memandang heran dan bingung melihat  sikap Jefri yang secara berubah panik dan gelisah.
"Apa kau baik-baik saja Jef?"

Tak perlu berlama- lama Jefri memutuskan untuk segera angkat kaki dari rumah Kartika. Ia butuh untuk menenangkan dirinya terutama otaknya yang terasa kacau  balau.

Hartono  dilihatnya berbisik- bisik  mesra di telinga Kartika, keduanya bercanda cekikikan. Dada lelaki sengaja di tempelkan pada dada Kartika yang membusung  mengairah

" Aku sudah bercerai" kata Kartika pada kedua lelaki teman sewaktu Smp. Entah maksudnya apa, tapi pengakuan itu membuat Hartono berbinar- binar indah.

Jefri, tak merenspon , ia menarik lengan  Hartono  supaya  lekas pamit pulang. Dalam hati Jefri berkecamuk perasaan gundah kelana mendengar mengenai kematian Atika, gadis yang pernah ia ajak berhubungan intim di gubuk bambu di pematang sawah.
" Aku memang bajingan"makinya pada dirinya sendiri dalam batin.

Hartono mengantar kembali pulang ke rumah, lelaki itu berkata pada Jefri bila memelukan bantuannya untuk tidak usah sungkan lagi.

Jefri mengucap terima kasih.

Sesampainya di rumah, tentu saja Jefri tidak bisa tenang. Pikiran masih di liputi perasaan antara bingung, frutasi, dan takut. Bingung tak tahu apa yang harus ia lakukan, ia sangat frutasi akhir- akhir ini mngalami teror arwah Atika, dan takut jika terjadi yang membahayakan jiwanya.

Atika bunuh diri.
Gadis itu gantung diri, didalam hutan alas roban .
Atika hamil.
Akankah Atika hamil karena perbuatanya?

Kepala  jefri terasa  sakit berdenyut- denyut  tak terkedali. Sakitnya luar biasa. Sampai lelaki itu menjambak rambutnya kuat.
Sekarang mulai jelas, kenapa arwah Atika mendatanginya, menutut balas akan perbuatannya dimasa silam.

Sekarang apa yang akan dia lakukan?


   ALAS ROBAN 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang