Bab.12

191 5 0
                                    


Sulastri melipat mukena warna putih bermotif kembang- kembang . Gadis bertumbuh sintal tersebut mencium bau harum mukenanya sesaat sebelum meletakan kembali ke tempatnya, lemari kecil tanpa pintu di kamar tidurnya.

Ia selesai sholat shubuh. Ia berdiri didepan kaca cermin didepan meja rias. Memandang wajah dan tubuhnya yang menurutnya semakin gemuk saja. Gadis itu meraih sisir dimeja rias merapikan rambutnya . Ia  berencana untuk melakukan olah raga jonging  pagi itu. Ia bergegas berganti baju dengan hoodie  dengan kerundung kepala warna kuningnya. Dan celana olah  raga training panjang  ia membuka laci meja rias mengeluarkan sebuah walkman kesayanganya untuk menemaninya  selama berjogging ria mengelilingi desa tempat ia dilahirkan dan dibesarkan didaerah limpung pelosok.  Ia mengambil satu kaset tape dari rak kaset susun. Ia memilih kaset tape dari lagu  albumnya  penyanyi legendaris Ida laila.

Gadis itu menekan tombol play dari walkman memasukan ujung earphone ke kedua telinganya , sebuah lagu dangdut lembut mengalun merdu di gendang telinga Sulastri. Ia membuka pintu rumah , berlari kecil kearah jalan kecil didepan rumahnya. Ia melangkah menikmati suasana pagi.

Didepan pagar rumah, gadis itu melakukan perengangan otot, merentangkan tangan secara bergantian disusul kedua kakinya. Mengelengkan kepala  kekiri dan kanan. Dengan senyum cerah mengambang dibibir manisnya.

Pagi buta masih remang- remang  selepas shubuh. Udara terasa dingin menusuk kulit.  Angin berhembus pelan menebarkan bau segar embun pagi.

Sulastri merentangkan kedua tanganya ke atas , menghirup udara dalam- dalam. Semenit kemudian ia hebuskan pajang. Gadis itu memasukan walkman kedalam saku celana , berlari ditempat dengan semangat . Dari mulutnya mengikuti alunan lagu milik penyanyi idolanya Ida laila, lagu Sepiring berdua. Ia  berjalan me nyusuri  jalan kecil pedesaan, melewati rumah- rumah dan kebun milik warga.
 
Lagu sepiring berdua telah usai berganti Peristiwa silam ia terus berjalan santai menikmati indahnya  suasana dipagi hari.  Sesekali gadis itu  ikut bergoyang mengikuti alunan  musik lagu. Ia tak merasa malu untuk sekedar bergoyang ditengah jalan karena situasi desa masih gelap dan senyap, belum ada seorang warga desa yang memulai kegiatan beraktifas di hari sepagi itu.

Lagu kembali berganti, kali ini lagu Kunang- kunang.
Sulastri berhenti didepan kebun pisang yang ia tahu  milik warga pak Parto.

Lampu penerangan jalan mendadak padam.  Suasana berubah gelap.  Gadis itu mendongak ke arah langit masih hitam belum ada tanda- tanda mentari akan terbit .

Tiba- tiba muncul cahaya berkelip- kelip dari arah kebun pisang. Cahaya itu bermunculan dari sebelumnya hanya satu kini bertambah banyak dan ramai.
" kunang- kunang" guman Sulastri merasa gembira dengan momen pagi buta itu. Terasa pas  dirasa Sulastri lagu kunang- kunang milik Ida laila dan sekarang ada puluhan cahaya kecil berkelip- kelip disekelilingnya.
"Kok aneh, tidak seperti biasanya , gerombolan serangga bersayap yang mengeluarkan cahaya muncul di sepagi itu. Biasanya kunang- kunang muncul dimalam hari.

Di tengah rasa takjub yang membuncah dengan apa yang ia alami, sayup- sayup ia mendengar suara  lirih seseorang meminta tolong.
Suaranya terdengar jauh dan mengiang di kedua telinga Sulastri.

Sulastri mengeluarkan walkman dari saku celana, mematikannya. Dengan rasa was- was ia mencoba merapatkan pendengarannya , supaya lebih jelas  terdengar. Ia mencopot earphone dari telinganya, melepaskan kabelnya dan memasukkan kedalam  saku hoodie, ia melangkah ke pinggir kebun.

Kali ini,suara  teriak minta tolong, meskipun lirih terdengar pajang dan menyayat hati, danTerdengar lebih jelas.
  Sulastri terpaku ditempat di pinggir kebun pisang.
Ia memandang berkeliling, Situasi jalanan desa masih begitu sepi. Hanya terdengar suara  jangkrik.
Angin berhebus sesaat, dilihatnya kunang- kunang itu terbang kembali kedalam kebun .
Ia terkejut  Saat tahu sumber suara minta tolong itu berasal dari tengah kebun pisang milik pak Parto.  Dengan hati  bimbang bercampur ragu- ragu, Sulastri melangkah memasuki kebun. Dalam benaknya diliputi tanda tanya, siapakah gerangan yang meminta tolong sepagi ini.

   ALAS ROBAN 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang