" Nanti malam saat bulan purnama, pernikahan kalian harus dilaksanakan!" seru Jeng Sri dengan suara medayu- dayu. Terkesan sedih.
Jefri tidak paham dengan perubahan yang terjadi pada perempuan gila itu. Semenit yang lalu ia tertawa , semenit kemudian sedih.
Sugiarta merintih kesakitan kepalanya terasa sakit luar biasa. Rasanya seperti mau meledak .
" Kepalaku sakit" rintihnya.Jeng Sri mengurai sangul rambutnya. Membiarkan helaian rambut ikalnya tergerai dibelakang punggungnya. Perempuan itu merangkak mendekati tubuh Sugiarta
" Kau belum menjawabnya !"Jefri beringsut menjauh dari tubuh Jeng Sri. Ia membiarkan perempuan itu memeriksa kondisi kepala papanya.
" Aku akan lakukan apa yang kau minta"
Jeng Sri tersenyum. Ia berbalik merangkak kembali ke hadapan tampah bundar mengambil tubuh ayam cemani semenit kemudian ia meraih pisau dapur yang ia bawa. Tanpa menunggu waktu lama. Dengan bengis ia memotong kepala sang ayam.
Darah hitam mucrat dari leher ayam yang terpotong. Kepala ayam tersebut menggeliding ke arah Jefri.
Darah yang mengucur dari leher , ia tampung disebuah mangkok kecil dari bahan perak. Hingga mangkok itu penuh terisi cairan hitam berbau anyir.
Setelah hampir penuh isi mangkok, Jeng Sri meletakan bangkai ayam cemani yang sudah mati tidak lagi bergerak ketempat semulaDengan kembali merangkak jeng Sri menbawa mangkok berisi cairan darah ke Sugiarta.
" Buka mulutmu!" bentaknya pada Sugiarta.Sugiarta berubah panik mengetahui perempuan itu hendak melakukan sesuatu pada dirinya.
Belum hilang rasa terkejut dan panik yang melanda Sugiarta. Jeng Sri melompat menindih dada Sugiarta memaksa Sugiarta untuk membuka mulut lebar- lebar.
Sugiarta tak dapat melawan dengan tangan dan kaki teringkat ia menurut membuka mulutnya .
Semenit kemudian cairan hitam didalam mangkok perak mengucur meluncur masuk ke mulut dan tenggorokannya. Rasa aneh yang belum pernah ia rasakan meminum darah ayam.Jeng Sri tertawa lepas menjauh dari tubuh Sugiarta. Ia lalu dengan santainya melangkah pergi dari dalam kamar dengan membawa pisau kembali.
Jefri mendekati tubuh papanya yang berusaha memutahkan cairan darah ayam dari perutnya.
Cairan hitam dan lengket. Menetes dari sudut mulutnya.Tak berapa berselang Sugiarta merasakan rasa ringan di area kepala. Rasa sakit yang semula dirasa mulai perlahan hilang. Ia berpikir mungkin karena meminum darah ayam cemani tersebut.
Jefri sedikit merasa lega, mengetahui perempuan itu tidak mencelakai papanya. Tapi malah menyembuhkan luka di kepala Sugiarta.
Mereka seperti tawanan. Dikurung dalam ruangan dengan pintu dikunci dari luar. Hari itu mereka hanya meringkuk dilantai ruangan. Tanpa di beri minum dan makan.
Batin Jefri tentu saja tak bisa tenang. Ia tak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya nanti malam.
Tentang acara pernikhannya dengan gadis yang bernama Atika yang ia tahu bahwa gadis tersebut telah mati. Ia melihat sendiri rubuhnya tergatung diatas pohon didalam hutan alas roban.
Sugiarta setelah meminum darah ayam cemani entah kenapa menjadi mengantuk . Beberapa kali ia menguap menahan rasa kantuk yang mendera. Akhirnya ia menyerah rasa kantuk mengalahkan kesadarannya. Ia tertidur dengan kepala berada di atas pangkuan putranya.Jefri menatap wajah tua papanya. Membelai rambutnya lembut. Merasa berdosa telah melibatkan papa Jefri dalam situasi bahaya. Bahkan mama tercinta harus pergi menjadi korban dari perbuatannya. Pergi dengan cara tragis dan mengenaskan. Semua karena kesalahan yang telah ia lakukan dimasa lalu. Ia akan menebus semua kesalahan dan dosa.
" Maafkan Jefri pa, maafkan Jefri ma" guman Jefri merasa berdosa.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALAS ROBAN 3
CasualeAlas roban orang sekitar nyebutnya ponco wati adalah angker , tempat orang buang jin. ditempat ini konon ada sendang yang di huni oleh seorang peri cantik berusia rarusan tahun bernama Ponco wati . cerita ini terinspirasi dari alas roban. dimana nya...