Bab. 16

155 4 0
                                    


Dengan mobil pick- up ,Sugiarta berserta putranya berkendara menuju ke rumah Atika di daerah Surodadi. Dengan bertanya pada warga desa Surodadi keduanya mencari kediaman Atika.

Ternyata rumah Atika berada di pinggir desa, tepatnya dipinggir alas roban. Letaknya memisah agak jauh dari pemukiman desa. Rumah kecil terbuat dari papan kayu, rumah berjendela kaca nako yang dapat dibuka dan tutup.

Rumah tersebut terlihat sepi. Tak terlihat seorangpun penghuni rumah.
Dihalaman rumah terlihat beberapa ekor ayam hitam yang berkeliaran bebas. Ayam hitam cemani. Ayam yang menurut orang kejawen ayam untuk ritual yang berbau mistik dan ghoib.

Sugiarta berjalan berkeliling rumah, Melihat sekeliling. Ia mencari pemilik rumah, kemungkinan berada dibelakang rumah.
Baru saja lelaki itu sampai di belakang.
Disana dia di buat kaget luar biasa. Disamping sebuah sumur. Ia melihat seorang gadis tengah berjongkok. Ditangannya terlihat memengang sesuatu berwarna hitam dan berbulu.

Secara perlahan ,lelaki itu melangkah mendekati gadis yang berjongkok, gadis tersebut membelakanginya membuat wajahnya tidak terlihat.

Sugi mengulurkan tanganya hendak memengang pundak sang gadis supaya menoleh.
Sugiarta terlonjak kaget, memekik tertahan ketika gadis itu menoleh.

Ia terhuyung mundur hampir terjatuh karena saking kagetnya. Lelaki itu mengeleng tak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia mebuka kaca matanya mengucek mata sesaat, menyakinkan bahwa ia tak salah melihat.

Gadis itu tengah asik mengigit dan menggrogoti seekor ayam cemani dalam keadaan hidup- hidup. Ayam hitam tersebut bergerak- gerak meronta dibarengi dengan suara berkaok- kaok.

Gadis itu makan dengan lahap.

Ditangan dan mulut sang gadis di penuhi darah hitam yang menetes dan menciprat membuat sang gadis berlumuran semetara mulutnya belepotan cairan darah. Bau amis menyeruak, cairan darah menggenang di bawah kakinya.

Sugiarta mundur dengan tubuh gemetaran karena ngeri. Lelaki botak dan berkacamata tersebut terus mundur menjauh.

Mengetahui kedatangan Sugiarta. Sang gadis menghentikan aksinya. Gadis tersebut melemparkan bangkai ayam ditanganya. Mengelap mulut dan wajah yang berlumuran darah.
" Hai om, ketemu lagi setelah sekian lama" sapa sang gadis dengan senyum mengambang.

Sugiarta berbalik berlari pergi dari tempat tersebut . Perutnya mendadak terasa mual. Dalam benaknya berlocatan tanya, mahluk apa yang memakan ayam hidup-hidup. Ia menyakinkan kalau hari masih terlalu pagi akan kemunculan mahluk- mahluk abstral.

Sesampainya didepan pintu rumah, ia tidak mendapati putranya . Jefri tidak ada ditempat. Anak lelaki itu hilang entah kemana.

Sugiarta berdiri memandang ke samping rumah takut kalau- kalau gadis mengerihkan dibelakang rumah akan menyusul dirinya.
" Jeff!" panggil Sugiarta namun suaranya terdengar parau karena takut dan shock dengan apa yang ia lihat. Lelaki itu berpikir kalau yang ia lihat hanya ilusi." Jefri!!"

Senyap. Sugiarta hendak berbalik melangkah untuk segara pergi dari depan rumah setan. Ia bwrpikir mingkin Putranya sudah kembali ke mobil yang ia parkir jauh didepan sana. Didepan kebun singkong milik warga desa surodadi.

Baru satu langkah, pintu rumah tiba- tiba terbuka lebar. Udara pengap dan lembab berhembus keluar dari dalam rumah. Tak lama berselang seorang perempuan paruh baya seumurannya muncul dari dalam.

Sugiarta mencoba mengingat kembali . Kembali ke tahun 1998, perempuan tersebut pernah datang kerumahnya berserta putrinya yang bernama Atika. Ia mencoba meningat- ingat, apakah perempuan yang berada dihadapanya perempuan yang sama.

" Selamat datang tuan Sugi, selama datang di gubuk jeng Sri, saya ibunya Atika" kata perempuan itu dengan membuka kedua tanganya lebar- lebar seakan- akan menyuruh Sugiarta mempersilahkan masuk ke dalam rumahnya.

Sugiarta tak memperdulikan dengan keramah tamahan Jeng Sri, ia bertekad untuk segera angkat kaki dari rumah yang menurutnya seram.

   ALAS ROBAN 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang