5. 💗

418 85 4
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen semuaa,,, diharap untuk tidak menjadi silent readers untuk menghargai karya penulis🤗

.
.
.

"Rose," panggil Lisa saat jam pelajaran sudah berakhir.

"Kenapa?"

"Kita makan di cafe dulu yok, baru pulang. Udah lama gak hang-out."

Rose menimang-nimang ajakan Lisa. "Boleh deh, tapi aku kabarin Kak Doyie dulu."

Gadis itu lalu mengirim pesan kepada Kakaknya untuk tidak menjemputnya sebab ia akan pergi dan pulang bersama Lisa.

"Kita naik taksi aja, udah gue pesan," ujar Lisa.

Sesampainya didepan cafe yang dituju, Rose dan Lisa pun turun dari taksi dan bergegas masuk kedalam cafe tersebut. Tampaknya cafe ini sedang sepi, tak banyak pengunjung yang datang.

"Katanya makanan disini enak-enak, terus rumornya pekerja disini ganteng banget," bisik Lisa.

"Pantes kamu ngajak kesini, ternyata mau lihat yang ganteng," celetuk Rose dan si empu hanya menampilkan deretan giginya.

Tringgg ...

Bunyi lonceng dari pintu cafe saat Rose mendorongnya. Interior dari cafe tersebut membuat Rose takjub, sangat menarik anak muda pada era sekarang.

"Selamat datang,"

"Rose," panggil Lisa sambil mencolek lengan Rose yang masih menatap sekeliling cafe tersebut.

Rose langsung mengalihkan perhatiannya dan menghadap Lisa sambil menaikkan sebelah alisnya.
Lisa menunjuk kearah samping kiri nya memberi kode kepada Rose dan gadis itu langsung melihat kearah yang ditunjuk.

"Loh? Kak Jaehyun?"

"Rose?"

"Mau pesan apa?" tanya pria itu sambil tersenyum menampilkan lesung pipi nya.

Rose bingung saat ini, jadi Kak Jaehyun selama ini bekerja di sebuah cafe? Kenapa?

Rose dan Lisa mendekati tempat memesan makanan yang sedang dijaga oleh Jaehyun.

"Gue pesan Waffle with Caramel sama Kopi Susu, Kak," jawab Lisa.

"Kamu, dek?"

"Souffle Pancake, Kak."

"Udah cuma itu?" tanya Jaehyun memastikan pesanan kedua gadis didepannya.

"Iya, Kak," angguk mereka.

"Kamu jagain tempat duduknya, biar aku yang bayar," titah Rose yang di turuti oleh Lisa.

Sepeninggalan Lisa, Rose langsung membuka dompetnya dan mengeluarkan selembar uang merah.

"Berapa Kak jadi nya?"

"65 ribu, gak usah dibayar, kali ini kakak yang traktir."

"Gak mau, gak boleh gituu," tolak Rose.

"Gak papa, sesekali traktir adek sendiri."

"Aku bayar aja,"

"Harus nurut sama Kakak, inget janjinya beberapa waktu lalu? Gak berlaku untuk Kak Doy aja, sama Kakak juga harus nurut," Rose memajukan bibirnya, hal itu membuat Rose sangat menggemaskan.

"Jangan kayak gitu, pengen Kakak cubit rasanya,"

Rose diam terpaku. Ia tidak salah dengar barusan ini?

MY SECRET LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang