BAB 18

314 23 12
                                    

Didalam ruangan itu, Nukea masih terdiam dirinya hampir tidak mau berbicara kepada Lyn. Anak manis itu selalu termenung dengan memeluk kedua kakinya, bahkan sesekali Lyn mendengar isak tangis Nukea yang terdengar sangat lirih.

"Sayang... Oma keluar sebentar na~ Oma mau bertemu dokter James dulu. Nukea tunggu Oma disini saja ya sayang, tidak apa-apa kan?" Nukea hanya mengangguk tanpa melihat Lyn yang berada di samping nya dan mengelus lembut kepalanya

Sebenarnya Lyn enggan meninggalkan Nukea dalam keadaan nya yang seperti ini, namun Lyn juga harus konsultasi lagi tentang kondiai kesehatan mental Nukea dengan dokter James, sebelum nya ia juga sudah membuat janji tepat di hari ini, jadi mau tidak mau, Lyn harus meninggal kan Nukea sebentar.

Nukea kembali menangis setelah pintu ruangan itu tertutup, wajahnya ia tenggelam di antara kaki yang ia peluk. Nukea terisak pilu di kamar itu sendirian, cukup lama dirinya menangis, lalu kembali mengangkat kepalanya, tangannya menghapus air matanya dan turun dari ranjang yang ia tempati. Entah kemana Nukea akan pergi, tapi sepertinya ia ingin menyegarkan fikirannya di luar ruangan, dirinya bahkan menggunakan lift dan menekan tombol yang akan membawa dirinya ke lantai paling atas...
Ha? Apa? Lantai paling atas? Kenapa Nukea kesana? Apa yang akan ia lakukan di lantai paling atas itu? Siapa yang akan ia kunjungi di lantai itu?

Sementara itu Yuan, Kim dan juga Jom sedang bergegas menuju salah satu apartemen yang berada di pusat kota dan tidak jauh dari perusahaan nya. Setelah anak buahnya menemukan siapa pengunggah konten yang berisi tentang cucu nya itu, Jom segera menuju ke tempat itu, bahkan para anak buahnya langsung ia kerahkan untuk berjaga di setiap pintu keluar apartemen itu, juga berjaga pintu masuk lantai apartemen tersebut.

"Pah... Biar aku dan Kinn saja yang masuk, Papa tunggu disini" tapi Jom tidak mengindahkan permintaan Yuan, dengan wajah nya yang penuh dengan emosi, Jom masuk kedalam lift dan menekan tombol angka tujuh, di sanalah sang pengunggah konten itu terakhir terdeteksi, bahkan saat ini nomer ponselnya masih aktiv.

"Tuan Besar" lirih para anak buahnya, mereka menunduk menyambut kedatangan Jom

"Bagaimana kondisi didalam?" Tanya Jom

"Sepertinya mereka lebih dari satu orang Tuan, karena kami sudah mengintai tempat ini dari sekitar 20 menit yang lalu, ada empat pemuda yang masuk ke dalam kamar ini Tuan" Jom mengangguk dan mengisyaratkan kepada anak buahnya untuk menyergap tikus-tikus itu

Di dalam apartemen

"Bagaimana kalian bisa seceroboh itu?! Apa kalian tau konsekuensinya jika anak itu sampai menyebarkan rekaman itu, atau menyerahkan rekaman itu kepada polisi? Aku tidak mau tau, kalian harus rebut rekaman itu bila perlu bunuh anak itu!" Perintah Yiwah kepada ke empat pemuda yang ada di hadapannya, yang tidak lain Foei dan ketiga kawan nya yang ia ajak memperkosa Nukea waktu itu

"Apa-apaan ini phi? Setelah kau menyuruh kami untuk menyakiti anak mu, kau juga menyuruh kami untuk membunuh Lian? Tidak! Aku tidak mau.... Aku masih memiliki kewarasan jika harus terlibat dalam pembunuhan!" Yiwah tersenyum miring mendengar ucapan Foei

"Lalu kenapa saat aku menyuruhmu menyakiti anak itu, kau tidak berfikir terlebih dahulu? Apa kau tidak takut jika orangtua ku mungkin saja menemukan bukti yang merujuk kepada kalian, lalu membawa kalian ke penjara? Oh atau bahkan di bunuh? Bukankah sama saja hukumannya jika kalian harus membunuh anak itu juga?" Foei menggeleng kan kepalanya, ia tidak menyangga jika mereka berurusan dengan wanita yang gila

"Waktu itu aku sangat membutuhkan uang untuk membeli barang, jadi aku menerima tawaranmu phi...  Tapi untuk kali ini, aku tidak ingin terlibat lagi, kau bisa mencari orang lain phi" Yiwah tertawa mendengar penolakan dari Foei. Namun tawa nya seketika diam dan terlihat panik, ketika pintu apartemen itu di bobol dan terbuka dengan sangat keras, Yiwah sangat terkejut melihat siapa yang ada di ambang pintu itu, bahkan keempat pemuda itu juga terlihat terkejut juga gugup.

[END] ANAK HARAM (ZEENUNEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang