BAB 22

764 31 21
                                    

Sejak kematian Nukea, banyak yang berubah dari Lian. Dia menjadi sosok laki-laki yang sangat dingin, dia menjadi tak banyak bicara kepada siapapun. Lian melampiaskan kesedihannya dengan cara belajar dan bekerja tanpa henti. Lian bahkan mengikuti kemana pun Jom pergi untuk kegiatan bisnis, karena memang Jom yang bersikukuh untuk meminta dirinya ikut. Jom ingin, Lian yang menjadi penerus bisnis nya kelak, tapi Jom tidak akan mengatakan hal itu sebelum waktunya, ia takut Lian menolak dan pergi dari keluarganya. Tadinya Jom juga menginginkan Yuan menjadi salah satu pewaris keluarganya, tapi Yuan menolak dengan keras, ia tidak ingin menerima apapun yang Jom berikan, karena Yuan merasa dirinya tidak punya hak untuk menerima semua itu.

Tepat setelah kelulusan sarjananya yang pertama, Lian terpaksa harus menggantikan Jom di perusahaan sembari melanjutkan gelar magister nya, Jom memaksa Lian untuk memimpin perusahaan nya, karena Jom jatuh sakit sejak isterinya meninggal. Ya, Lyn menyusul Nukea ke syurga setelah mengalami sakit jantung selama satu tahun setelah perginya cucu kesayangannya.

Perubahan itu juga terjadi kepada Yuan, pria itu kini telah kembali ke China, melanjutkan bisnis keluarga peninggalan ayah dan ibu nya, sekitar 3 tahun yang lalu kedua orangtuanya telah meninggal. Yuan merasakan begitu kehilangan anak semata wayangnya, yang harus berpisah padahal mereka baru saja bertemu, bahkan Yuan belum sempat mengatakan jika dirinya ayah Nukea dengan benar. Pria itu kini menjadi pendiam, bahkan Yuan sering melamun dan menangis dengan sendirinya.

Sedangkan Yiwah, wanita itu depresi berat pasca meninggalnya Nukea dan mengetahui bahwa dirinya bukan anak kandung dari Jom dan Lyn. Yiwah terus menyalahkan dirinya dan berkali-kali ia mengatakan maaf kepada Nukea. Yiwah yang tidak bisa mengontrol emosi kejiwaannya harus meregang nyawa dengan sangat tragis, Yiwah menyiksa dirinya sendiri dengan pecahan kaca yang ia goreskan di seluruh tubuhnya lalu menggantung kan diri di kipas baling-baling yang berada di dalam ruang perawatan nya.

10 TAHUN KEMUDIAN

Langkah kaki yang beralaskan sepatu hitam mengkilap, di padukan dengan setelan jas vest biru dongker berjalan mendekati seseorang yang duduk di kursi roda dengan menghadap ke luar jendela kamarnya

"Opa....?" Panggilnya, raut wajah lelah dan keriput itu tersenyum ketika ia menoleh dan melihat siapa yang datang menghampiri nya

"Lian.... Apa kau sudah mau berangkat?" Pemuda tampan itu berjongkok di depan Jom dan memegang kedua tangan Jom

"Iya Opa... Opa ikut ya, mereka pasti senang jika Opa juga ikut" pinta Lian

"Nanti Opa merepotkan mu Lian, kau sudah cukup lelah mengurus perusahaan... Kau pergilah nak, Opa menunggu di mansion saja" Lian menggeleng dan menatap wajah Jom

"Lian mohon Opa, berangkatlah bersama Lian... Opa tidak merepotkan sama sekali, jikapun Lian harus menggendong Opa, Lian tidak akan lelah Opa... Percayalah" Jom tersenyum dan menepuk pelan pundak Lian

"Opa tau, cucu Opa ini sangat kuat dan tampan... Baiklah, Opa akan ikut bersama mu" Lian tersenyum

"Kita berangkat sekarang ya Opa?" Jom mengangguk dan tersenyum

Lian lalu membawa Jom keluar dengan mendorong kursi rodanya, mereka turun dengan menggunakan lift karena tidak mungkin jika Lian akan turun bersama dengan Jom menggunakan tangga.

Setelah sampai di halaman depan mansion, Lian membantu Jom masuk ke dalam mobil yang Lian desain khusus untuk membawa Jom ketika mereka keluar menggunakan mobil. Hari ini Lian dan Jom pergi menggunakan supir mansion Kirati. Mobil mereka keluar dari gerbang dan pergi ke tujuan.

"Opa, bagaimana jika setelah ini nanti, kita ke rumah sakit lagi... Kita cek kondisi kesehatan Opa sekaligus terapi Opa" tanya Lian yang duduk di samping Jom

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[END] ANAK HARAM (ZEENUNEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang