BAB 9

326 26 4
                                    

Minggu ini Nukea kembali absen di sekolahnya, Opa Nukea sudah mengizinkan Nukea kepada kepala sekolah dan guru wali kelasnya. Saat ini ada satu-satunya murid yang kehilangan Nukea, setiap pagi ia menunggu kedatangan Nukea di depan gerbang, tapi Nukea sampai pagi ini tak kunjung datang, terlihat jelas jika ia kecewa

"Kenapa Nukea tidak pernah hadir ke sekolah seminggu ini? Apa setelah pulang kemarin sesuatu terjadi padanya? Ah tidak mungkin, aku tidak boleh berfikir negatif" Lian melihat jam tangan yang melingkar, kedua matanya masih mencari dan menunggu orang yang sangat ia nantikan, namun nihil. Akhirnya Lian memutuskan untuk ke kelasnya, karena sebentar lagi bell masuk berbunyi

"Woy... Ku perhatikan kau selalu menunggu seseorang sebelum masuk kelas, siapa? Apa anak haram itu? Hahaha" Lian menoleh kebelakang

"Apa kalian tau sesuatu tentang Nukea?" Ketiga murid yang selalu mengganggu Nukea itu mendekati Lian

"Yah... Kami waktu itu melihat nya diseret seorang wanita, emm... Mungkin wanita itu sudah membunuhnya, hahaha" gelak tawa ketiganya terdengar sangat menyebalkan ditelinga Lian

"Hati-hati kalian kalau berbicara!" Ucap Lian dengan tatapan marahnya

"Kenyataannya memang begitu... Sudahlah, ayo tinggalkan orang bodoh ini" ajaknya kepada kedua temannya, Lian melihat senyum mereka yang mengejeknya

"Siapa wanita itu? Apa urusannya dengan Nukea? Kenapa dia menyeretnya?" Tanya Lian kepada dirinya sendiri, saat ini ia sangat khawatir dengan keadaan Nukea. Lian sangat ingin bertemu Nukea atau mengunjungi rumah nya, tapi Lian tidak tahu dimana rumah Nukea

Nukea side

Dari pagi, Nukea duduk memandangi taman rumah dari jendela kamarnya. Sudah 3 hari ini Nukea keluar dari rumah sakit, tapi Nukea belum diizinkan Opa dan Oma nya sekolah.

Soal konsultasi kepada psikiater, Nukea menolak. Ia tidak mau mendatangi psikiater walaupun Opa dan Oma mau menemaninya, Jom dan Lyn juga tidak bisa memaksa cucu mereka jika Nukea tidak mau. Saat ini mereka hanya perlu memberikan perhatian extra dan penjagaan yang lebih ketat lagi terhadap Nukea, mereka tidak ingin kejadian yang kemarin terulang kembali

"Nhu... Sayang" Lyn membuka pintu kamar itu secara perlahan, ia sempat mengetuk pintu kamar Nukea terlebih dahulu, tapi tidak mendapatkan jawaban dari Nukea

Lyn melihat Nukea yang duduk menghadap jendela, Lyn mendekati nya. Nampan yang ia bawa ditaruh di atas nakas samping tempat tidur Nukea

"Sayang... " Nukea menoleh ketika pundaknya disentuh oleh Lyn

"Oma... Ada apa Oma?" Lyn tersenyum ia berjongkok dihadapan Nukea dan menggenggam tangan mungil cucunya

"Sayang, kenapa Nhu diam saja?" Nukea tersenyum dan menatap Lyn

"Nhu baik-baik saja Oma, Nhu hanya berfikir besok Nhu ingin sekolah... Nhu takut ketinggalan pelajaran Oma, kan sebentar lagi Nhu ujian akhir semester" Lyn mengusap punggung tangan Nukea

"Baiklah, nanti Oma akan bicara kepada Opa dulu ya sayang... Sekarang Nhu sarapan dulu naa" Nukea mengangguk, Lyn berdiri dan mengambil kursi untuk duduk di hadapan Nukea, lalu mengambil nampan berisi nasi goreng telur kesukaan Nukea dan segelas air putih

"Oma siapin ya sayang...?" Nukea mengangguk, Lyn senang melihat Nukea yang tersenyum menerima suapan darinya, ia berharap cucu satu-satunya ini akan selalu tersenyum. Lyn tidak ingin senyum Nukea menghilang dari wajahnya.

"Oma harap Nhu bisa tersenyum seperti dulu lagi. Oma tidak ingin melihat Nhu sedih seperti kemarin, hati Oma pedih nak. Oma tidak tau apa yang membuat Nhu terluka dan membuat Nhu sedih seperti ini, tapi Oma ingin Nhu kuat dan jangan bersedih sayang. Oma sangat menyayangi Nhu" ucap Lyn yang hanya didengar oleh nya, bibirnya tersenyum namun air matanya menetes

[END] ANAK HARAM (ZEENUNEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang