BAB 3

527 40 2
                                    

Tak ada suara lain selain dari monitor jantung yang ada diruangan itu. Suasana hening menyelimuti ruangan VIP rumah sakit itu.
Sesaat kemudian, suara pintu yang terbuka memecahkan keheningan disana, kedua orang yang menunggu pasien disana, menoleh ke arah pintu ruangan itu.

"Pa.. ma..... " Kakinya melangkah masuk kearah ranjang pasien yang belum sadar kan diri itu, kedua matanya menatap orang tua nya yang duduk diruangan itu secara bergantian

"Kau mau apa kesini Yiwah?" Yiwah menatap wajah dingin papa nya dengan rasa takut

"Tadi.. Yiwah telfon mama, dan mama bilang Nukea dirumah sakit, jadi... "

"Kamu kesini untuk memastikan apakah dia masih hidup atau sudah tiada, begitu?" Yiwah terdiam, wajah nya kaku seketika saat nada datar papa nya itu menginterupsi kalimatnya tadi

"Bu-bukan begitu pa.. Yiwah cuma..."

"Nukea akan tinggal bersama kami! Aku tidak akan membiarkan mu menyiksanya lagi, selama ini aku diam, dan kukira kau akan berubah, kau akan kasihan pada anak mu, kau akan menyayanginya, tapi aku salah. Seharusnya dari dulu aku tak mengizinkan mu membawanya dari rumahku!"

"Ta-tapi pa? A-ku...." Yiwah gugup sekarang, papa nya seperti nya marah besar pada nya

"Aku tidak mau dengar alasanmu! Mulai besok kamu akan papa pindah kan ke bidang pemasaran. Papa akan mencari direktur baru untuk menggantikan mu!" Yiwah terkejut bukan main, apa-apaan ini. Kenapa dirinya dipindah kan begitu saja, ini tidak adil bagi dirinya.

"Nggak pa! Aku gak mau! Cuma gara-gara ini aku dipindahkan? Aku gak terima pa! Ini gak adil!" Yiwah menentang papa nya, dan meninggikan suaranya

Plak....

Yiwah memegang pipinya yang terasa perih dan panas. Kedua matanya melebar saat merasakan tangan itu menampar pipinya

"Cukup Yiwah! Lebih baik kamu pulang! Mama kecewa sama kamu!" Yiwah menoleh kearah mama nya yang sudah menampar pipi nya tadi.
Ia menggeleng pelan bahkan bibirnya tersenyum miring, ia tak menyangka mama nya akan menampar pipi nya.

"Ma... kenapa mama menamparku. Apa aku salah ha?! Apa mama akan menyalakan aku karena kondisi Nukea saat ini?! Seharusnya yang disini salah itu mama! Mama yang sudah membiarkan aku melahirkan anak sialan itu! Mama tau kan, aku dari dulu tidak pernah menginginkan akan itu lahir, tapi mama.... Mama selalu melindungi anak sialan itu!"

Plak...

Untuk kedua kalinya, wajah Yiwah merasakan perih dan sakit. Kali ini rasanya lebih sakit, darah segar keluar dari sudut bibir nya, papa nya yang melakukan itu

"Cukup Yiwah!!! Pergi kamu dari sini, dan jangan pernah menemui Nukea!" Emosi nya sudah tak bisa ditahan lagi, saat mendengar Yiwah yang menyalahkan isteri nya dan meninggikan suaranya kepada isterinya. Anak nya ini benar-benar keterlaluan, fikirnya

"Baik. Aku akan pergi dari sini. Tapi lain kali aku akan buat perhitungan dengan anak sialan itu. Lihat saja nanti!" Kedua orang tua Yiwah menatapnya dengan penuh amarah. Yiwah melangkahkan kakinya pergi dari ruangan itu, rasa amarah dan dendam nya kepada Nukea semakin membara.

Tangannya mengusap kasar air mata dan darah yang berada di ujung bibirnya itu. Matanya memerah, merasakan emosi nya.
Kakinya melangkah dengan cepat meninggalkan koridor rumah sakit itu.

"Pa?... Apa papa akan melaporkan kejadian ini kepada polisi?" Laki-laki itu menatap punggung isterinya yang duduk disamping ranjang cucu nya itu

"Ntahlah ma... Tapi, kita kasih Yiwah kesempatan sekali lagi. Kalau dia masih menyakiti Nukea, aku tidak akan segan-segan menjebloskan dia ke penjara!" Bibirnya tersenyum pahit

[END] ANAK HARAM (ZEENUNEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang