BAB 7

382 30 5
                                    

Didalam ruangan yang terlihat membosankan itu, seorang pria yang sudah tidak muda lagi terlihat sangat khawatir. Ia berulang kali memeriksa ponselnya, seperti sedang menunggu seseorang menghubungi nya, dan ketika ponsel itu bergetar, benar saja... Pria itu langsung mengangkat panggilan itu

"Bagaimana? Apa kalian sudah menemuka cucuku?" Tanya nya

"Aku tidak mau tau, kalian harus mencari Nukea sampai ketemu. Jika kalian gagal, dan terjadi sesuatu dengan Nukea, kalian akan mendapatkan hukuman dariku! Sekarang cepat kerahkan semua bodyguard untuk mencari keberadaan Yiwah! Aku yakin dia yang membawa cucuku!" Jom menutup ponselnya dan menggenggam erat ponsel tersebut

"Jika benar kau yang membawa Nukea dan menyakitinya, aku tidak akan pernah memaafkan mu Yiwah. Tidak akan pernah!" Jom terlihat sangat marah saat ini, ia sangat khawatir dengan keadaan Nukea sekarang.

Bagaimana jika isterinya tau jika Nukea telah diculik, mungkin saat ini pun isterinya sedang khawatir menunggu Nukea yang sudah hampir 1 jam belum juga kembali kerumah. Sebab, selama Nukea tinggal bersama mereka, Nukea tidak pernah pulang terlambat dari sekolah. Apa yang akan ia jadikan alasan, jika isterinya menanyakan dimana cucu nya nanti. 

Di salah satu lokasi apartemen lusuh yang tidak berpenghuni lagi dan jauh dari keramaian kota Bangkok, disana lah Yiwah membawa Nukea.

"Cepat jalan..." Yiwah menarik tangan Nukea untuk mengikutinya masuk kebangunan apartemen kosong itu

"Bunda... Kita mau ketempat siapa? Kenapa disini sepi sekali bunda?" Yiwah tidak mendengarkan pertanyaan Nukea. Ia terus menarik Nukea untuk masuk kedalam salah satu kamar apartemen kosong disana dan mendorong Nukea, sampai anak itu terjatuh dilantai

"Aw.. bunda, kenapa bunda membawaku kesini? Kita pulang bunda, Oma dan Opa pasti khawatir sekarang, kita pulang ya bunda... Nukea takut" Yiwah tersenyum miring dan menjambak rambut Nukea

"Awh, sakit bunda..." Rintih Nukea, tangannya memegang tangan Yiwah yang menjambak kuat rambutnya

"Sakit ha?! Apakah sungguh sakit?!" Nukea mengangguk, air matanya sudah membasahi pipinya

"Ini akibatnya karena kau telah membuat hidupku hancur, bahkan orangtua ku sekarang menendang ku dari perusahaan keluargaku sendiri. Dan semua itu gara-gara anak sialan sepertimu! Sekarang ikut aku" Yiwah menyeret Nukea dengan tangannya yang masih menjambak rambut anak itu

"Awh, bunda sakit... Lepasin bunda, ini sakit.." Nukea menangis, kepalanya terasa sangat sakit karena tarikan tangan Yiwah di rambutnya sangat kuat

"Diam! Sini kau" Yiwah membawa Nukea di balkon apartemen itu, lalu mengikat kedua tangan Nukea dengan erat, dan ujung tali lainnya Yiwah ikatkan di pagar balkon itu

"Bunda... Bunda mau apa? Kenapa Nukea diikat seperti ini bunda... Nukea mohon lepaskan Nukea bunda..." Pinta anak itu sambil menangis, tapi Yiwah tidak menghiraukan nya, ia masih melanjutkan tali temali nya kepada Nukea

Setelah selesai, Yiwah mencengkram kuat pipi Nukea, ia tersenyum jahat. Terlihat kepuasan di wajahnya ketika melihat Nukea menangis, tapi kemudian tatapan menjadi benci dan seketika menampar keras wajah Nukea

"Itu hukuman untuk anak pembawa sial seperti mu! Kau kira setelah tinggal dengan kedua orangtua sialan itu, kau akan selamat dari ku hemm?! Kau salah! Plak" satu tamparan lagi mendarat di pipi mulus Nukea

"Bunda... Kenapa bunda sebenci ini kepadaku? Apakah tidak ada sedikit ruang pun dihati bunda untuk melihatku sebagai anak mu? Apa sungguh tidak ada ruang dihati bunda untuk diriku?" Yiwah tersenyum mengejek

"Kenapa kau bertanya seperti itu? Bukan kah kau sudah tau jawabannya?" Nukea menangis pilu, hatinya lagi-lagi dibuat hancur berkeping-keping

"Apa yang akan bunda lakukan kepadaku lakukanlah, jika itu bisa membuat bunda senang, maka lakukanlah bunda. Aku rasa hidup pun aku tidak ada gunanya... Seluruh hidupku telah mati sekarang, jadi tidak ada gunanya juga aku hidup.... Lakukan bunda, jika itu bisa membuat bunda tersenyum kembali, Nukea ikhlas" Nukea tersenyum manis walaupun hatinya saat ini benar-benar hancur, kedua matanya kemudian tertutup

[END] ANAK HARAM (ZEENUNEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang