8. Lusa ya!!

12 3 0
                                    


"sok sok an mau nimbrung, lu mah kalo diajak nimbrung malah ngeganggu bjirr" Ucap Melisa.

"Bisa diem gak sihh, ini kita acaranya mau pelukan, and minta maaf pada temanku yang tercintahh yang baru saja nikah. Bukannya debat, bambangg" Ucap Kanaya.

"Iyaa ihh, ai mah cuman mau mencairkan suasana ajaa" Ucap Raya.

"Halahh ngeles lu"

Mereka pun saling berpelukkan ala dramatis. Lebay.

"Dewiii maafin gue yaa yang suka ngeganggu lo tiapp malam, tapi lo nggak marah karna kita bestih" Ucap Melisa ala drama-drama yang ada di tv. Lalu Melisa mengambil air yang memang sudah ada di pinggir Melisa dan meneteskan sedikit dibagian bawah mata. Supaya terlihat sedang menangis. Lalu ia menirukan suara yang sedang menangis sesegukkan.

BWAHAHAHAHAH!!!!

Mereka yang sedang melihat tingkah aneh Melisa langsung tertawa terbahak-bahak, Lendra pun sama.

"Ishh, lu mah malu-maluin tau gakk sihh?" Bisik Kanaya tepat dipinggir telingan Melisa.

Dewi yang melihat tingkah temannya hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Ekhemm" Deheman Lendra pada Dewi.

"Hmm? apa?" Tanya Dewi pada Lendra.

"Kok suaminya didiemin sih" Goda Lendra.

Uhukk uhukk Dewi langsung terbatuk ketika mendengar kata Suami. Maklum pertama kali juga.

"Kenapa? Emang bener kan?" Ucap Lendra dengan mengangkat-angkat srbelas halisnya.

"I-iya sihh hehee" Ucap Dewi gugup.

Obrolan mereka terputus begitu saja kala mendengar teriakkan Melisa.

"ACIEEEE PENGANTIN BARUU LAGI NGOBROL NIH, EMAKK AINK IRII!!!" Ucap Melisa heboh sendiri. Lalu kanaya dan Raya membekam mulut Melisa secara tiba-tiba.

"Heh Liliss lu bisa diem nggak sihh!! Bikin malu aja tauu" Geram Raya sambil menjitak kecil kepala Melisa.

"Ishh apaan sihh sakit taoo" Ucap Melisa sambil mengusap-usap kepalanya yang dijitak Raya.

"Halahh" Jawab Raya dan Kanaya bersamaan.

*****

Setelah mereka semua pergi, termasuk teman-teman Dewi pun pergi, suasana rumah menjadi hening tidak ada yang teriak-teriak lagi.

Dewi dan Lendra beristirahat dikamar. Ya, dikamar Dewi tentunya. Mereka berdua sedang rebahan di ranjang yang sama karna hanya ada satu ranjang.

Keadaan di kamar hening, sangat hening sehingga sanya suara AC dan jarum jam dinding terdengar.

"Dedew" Ucap Lendra membuyarkan keheningan.

"Hmm" Jawab Dewi tanpa menoleh kearah Lendra.

"Pindah ke rumah kitanya mau kapan?" Tanya Lendra.

"Emang udah punya rumah?" Jawab Dewi tanpa tahu apa-apa.

"Ya udah lahh kan rumah itu jadi mahar" Ucap Lendra.

Dewi langsung membulatkan matanya, pasalnya ia belum tahu bahwa rumah juga dijadika mahar oleh Lendra, setau Dewi hanya logam mulia dan alat sholat saja.

"Waw, are you kidding me?" Ucap Dewi.

"Saya gak tau bahasa inggris Dedew"

"Owhh iya iya, kamu beneran jadiin rumah sebagai mahar?"

"Bener lahh yakali tipu-tipu, jadi mau pindah rumahnya kapan?" Tanya Lendra lagi.

"Eumm terserah kamu aja dehh" Jawab Dewi.

Teacher BTQ My Husband | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang