01

1.1K 135 26
                                    

Sorry for typo because typo is manusiawi🙏

Jadi hari ini Erga tengah pusing dengan segala materi yang sudah ia hadapi di kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi hari ini Erga tengah pusing dengan segala materi yang sudah ia hadapi di kampus. Rasanya pusing yang ia derita ini menjalar ke seluruh kepalanya hingga membuat tubuhnya terasa ingin limbung.

Beruntungnya ketika ia baru saja keluar dari gedung fakultas, ia dipertemukan oleh Atha yang nampak kaget melihat wajah pucat Erga.

"Sakit lo? Pucet gini bentukan lo." tanya Atha sembari memeriksa kening Erga.

"Bentukan gue kenapa? Cakep ye? Iya orang bentukan gue macem malaikat surga." ujar Erga bercanda.

Atha yang mendengar candaan itu pun memasang wajah datar. Haduh, bisa bisanya di saat seperti ini dia malah bercanda, padahal dapat ia rasakan kening Erga sangat panas tadi.

"Pulang ayo, gue anter." ajak Atha sedikit membopong tubuh Erga yang lebih tinggi darinya itu.

"Gue mau ke perpus dulu, Tha." tolak Erga sembari hendak melepaskan tangannya yang berada pada pundak Atha.

"Ck, jangan keras kepala! Nanti gue ambilin deh buku yang mau lo pinjem, tinggal ngomong aja buku yang kayak apa." sungut Atha galak.

Mendengar nada ketus dari cara berbicara Atha pun Erga cuma bisa pasrah. Kalau udah kayak gini, mau gak mau dia harus ikut Atha buat balik ke apartemennya.

 Kalau udah kayak gini, mau gak mau dia harus ikut Atha buat balik ke apartemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sinilah mereka berada. Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu sekitar lima belas menit, akhirnya Atha sampai pada salah satu gedung yang menjulang tinggi ini.

Gedung ini adalah gedung apartemen yang cukup elit di kawasan pusat kota. Dengan tingkatan lantai yang mencapai sepuluh tingkat, gedung ini nampak sekali mewah dan luas.

"Masih sama kan sandinya?" tanya Atha dan diangguki Erga yang kini sudah tak kuat mengangkat kepalanya sendiri, sehingga kepalanya ia sandarkan pada bahu Atha yang lebih pendek darinya.

Setelah menekan beberapa nomor pada pintu tersebut, akhirnya pintu terbuka. Dengan bergegas Atha membawa Erga untuk dibaringkan di ranjangnya.

"Lo tidur di sini dulu ya, gue mau ke dapur dulu." pamit Atha setelah memastikan Erga berada pada posisi nyaman di kasurnya.

Little ErgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang