Jake seorang siswa yang meninggal karna kebakaran yang membakar sekolahnya, bukanya langsung menuju alam baka, melainkan tersesat di raga seorang pemuda bernama jaeyun, yang hidupnya sangat lah menyedihkan.
Lalu apa yang terjadi? Apa jake mengubah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keadaan Sunghoon kacau balau karna mencari jaeyun yang tak kunjung di temukan, dan ibunya yang menekannya agar mencari jaeyun.
Jika di hitung sudah tiga bulan kepergian jaeyun, dan sudah lama pula pencarian jaeyun yang tak kunjung ketemu.
"Agrhhh sialan, kenapa harus pergi sih? Nyusahin saya aja" Teriak frustasi Sunghoon dalam ruang kerjanya, untung saja ruangan itu kedap suara.
Sunoo telah di bebaskan itu pun karna suruhan ibu Sunghoon, sebenarnya Sunghoon bisa saja tidak memperbolehkan nya dan langsung membunuhnya,karna membuat semuanya menjadi rumit.
Kehidupan Sunghoon menjadi tak semulus dahulu, semua karna jaeyun, jaeyun lah yang membuatnya tak nyaman, dan tersesat dalam penyesalan.
Bicara tentang jaeyun, hidup jaeyun berbanding terbalik dari hidup Sunghoon.
Hidup jaeyun lebih bahkan sangat sangat mulus, tiada masalah yang datang.
"Kak hee, bisa tolong bawa ni-ki berjemur ngak?" Teriak jaeyun dari arah kamar mandi.
"Iya nanti aku bawa" Sahut seseorang yang di pangil hee oleh jaeyun.
Ya, orang itu adalah heeseung yang ikut jay pindah ke Aussie, dan yang memangil jaeyun waktu itu adalah heeseung sendiri, dan kini heeseung tingal berdampingan dengan jaeyun.
Heeseung sering bermain dengan ni-ki, membuat jaeyun sedikit lega, setidaknya anaknya itu tidak kesepian. Jaeyun mengurus cafe milik orang tua Sunghoon yang berada di Aussie.
Cafe yang di urus oleh jaeyun sangat ramai bahkan setiap harinya pengunjung akan naik secara drastis, hal itu membuat jaeyun senang dan sedih secara bersamaan.
Senang karna cafe yang diurus nya menjadi berkembang, dan sedih karna jika terlalu banyak pengujung akan lebih banyak pula waktu yang dibutuhkan, jadi dirinya akan sangat sibuk, dan bisa saja dirinya melupakan ni-ki yang masih sangat kecil.
Kini jaeyun sudah mempunyai rumah sendiri, yang berdekatan dengan rumah jaywon, dan heeseung tentunya.
Untuk jay melanjutkan pekerjaannya mengurus perusahaan park company yang bercabang di negara yang dirinya tempati.
"Kak jangan pulang dulu makan , aku masak lumayan banyak" Ajak jaeyun yang di anguki semangat oleh heeseung.
"Kalo itu sih oke, lagian di rumah gak ada apa apa, adanya roti gosong buatan jungwon" Ucap heeseung sedikit bergidik ngeri membayangkan dirinya memakan masakan buatan jungwon yang campur aduk.
"Hahahah, baiklah baiklah, nanti kamu bawakan untuk adik dan adik i-".
" JEYUUNNN, AKU DATANG,MAU MINTA MAKAN, AKU LAPAR YUNIEE"suara teriakan yang sangat nyaring memotong ucapan jaeyun.
Untungnya ni-ki tidak menangis karna teriakan jungwon.
"Haiss, ngak perlu teriak teriak dongo" Sahut Heeseung yang masih menutup telinga.
"Hehehe, ya maaf kan itu udah jadi kebiasaan" Ucap jungwon cegegesan.
"Udah lah ayok makan" Jaeyun mendahului kakak dan adik ipar yang masih beradu mulut itu.
Jungwon berlari menyusul jaeyun dan juga disusul heeseung yang masih mengeram rendah.
Mereka makan dengan hening, tiada pembicaraan hanya suara dentingan sendok yang terdengar.
"Yunie, nanti kamu ke cafe?" Tanya jungwon membuka suara.
"Iy-" Sebelum selesai mengucapkan kata katanya sudah dipotong oleh heeseung
"Banyak nanya" Sambar heeseung dengan nada kesal.
"Ya terserah aku dong, iri? Bilang babi" Mata Jungwon menatap julid heeseung.
"Gak ngapain iri sama monyet bekatan kek elu".
" AWAS AJA UWON KASIH TAU JAY".
Sesuai perkataan jaeyun yang belum terucap kini jaeyun sudah stanby di cafenya.
Pelanggan yang sangat ramai, bahkan sampai ada yang mengantri di luar.
Melihat itu jaeyun berinisiatif untuk merenovasi halaman cafe yang terbilang luas itu.
Karna keadaan diluar yang panas, jaeyun langsung masuk walau hatinya tak tega dengan orang orang yang mengantri di depan cafe, panas panasan demi masuk ke dalam cafenya.
Jaeyun mulai mengerjakan berkas berkas keuangan Pemasukan dan pengurangan cafe untuk beberapa bulan ke depan.
Jungwon datang bersama heeseung dan Ni-ki di gendongan Heeseung.
"Mi-mii"Oceh ni-ki memangil jaeyun. Dan jaeyun yang lansung membawa ni-ki ke gendongannya.
" Anak mommy kesini mau ngapain hm?"tanya jaeyun menggesekan hidung nya ke hidung kecil ni-ki.
Ni-ki tertawa menatap wajah mommynya.
"Mi-mi-mii,da-da-daa" Tangan kecil ni-ki yang mengepal menujuk heeseung, seolah berkata "mommy, daddy".
" Dia bukan daddy sayang"ucap jaeyun halus, membuat heeseung dan jungwon canggung.
"Ekhm, yunie, aku sama jay besok mau ke indo" Ujar jungwon tiba tiba.
"Eh? Tiba tiba banget".
" Iya soalnya nyonya minta kita pulang segera"ucap jungwon di balas angukan Oleh jaeyun.
"Aku ngak di ajak?" Tanya jaeyun dibalas gelengan oleh jungwon.
"Kalo kamu ikut, pasti ni-ki juga ikut, dan pasti kita ketemu Sunghoon, aku ngak mau Sunghoon ngambil ni-ki" Jawab jungwon membuat jaeyun mengaguk mengerti.
"Lagian kan ada kak Heeseung di sini, jadi kamu masih ada yang jaga, dan siapa tau nanti kalian saling jatuh cinta kan gada yang tau" Ucap jungwon setelah itu berlari ke luar.
"YAAA,, JUNGWONNIEE" Teriak jaeyun membuat Heeseung tersentak kemudian tersenyum canggung, padahal biasanya mereka tidak secangung ini.