Jeno ini menenangkan diri di sebuah taman kota yang lumayan sepi.
Ia benar-benar merenung.
Apa ia keterlaluan memarahi Nana?
Apa ia salah mengatur Nana?
Apa Nana tidak nyaman dengan-nya?
Semua Jeno lakukan untuk kebaikan Nana.
"Ah sial!" Kesal Jeno sembari meremat dadanya yang terasa nyeri karna memikirkan Nana yang tidak menganggapnya ada.
"Apa aku tidak penting baginya sampai dia tidak menganggap ku ada? Apa dia tidak nyaman berbagi cerita denganku?" Monolog Jeno.
"Padahal aku sangat menyayangi dan selalu ingin tau tentangnya" lanjut Jeno.
Hari sudah hampir malam.
Sudah hampir satu jam dia meninggalkan rumah.
Tapi Jeno belum ingin pulang, dia masih perlu menenangkan diri agar tidak marah marah lagi dengan Nana.
Saat sedang bergelut dengan pikirannya, berusaha untuk meyakinkan dirinya sendiri kalau semua harus ia maklumi lagi dan lagi, Jeno mendapatkan telpon dari seseorang.
"Ck siapa sih!" Kesal Jeno sembari merogoh kantong celananya untuk mengambil ponselnya.
"Bi Ana?" Gumam Jeno saat mendapati nomor Bi Ana atau orang yang bertugas memasak di rumahnya itu menghubunginya.
"Tumben" ujar Jeno lagi sebelum ia menerima panggilan tersebut.
"Hallo ada apa Bi?" Tanya Jeno.
"T-tuan! Tuan Nana! Tuan harus pulang sekarang!" Ujar Bibi Ana yang membuat Jeno langsung berdiri dan melangkahkan kakinya menuju mobil.
"Nana kenapa?" Tanya Jeno.
"Aaa jangan- jangan sudah!!"
Pekikan Bibi Ana itu menjadi ucapan penutup, karna setelah Bi Ana mematikan telpon.
Jeno yang sudah memasuki mobilnya itu segera tancap gas menuju arah pulang.
Pikirannya tak menentu.
Apa yang sebenarnya terjadi pada Nana? Kenapa Bibi Ana terdengar sangat panik?!
Dengan kecepatan yang lebih cepat dari biasanya, Jeno akhirnya sampai di kediamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Baby
FanfictionMenceritakan kehidupan seorang remaja yang tidak merasakan kasih sayang sedari kecil dari kedua orang tuanya. Ia lahir dari keluarga yang broken home dan harus menjadi bantaian dari setiap hal yang yang bahkan tidak ia ketahui. Kehidupannya lebih ba...