07

349 20 0
                                    

"Negara apakah boleh kita berbagi? Aku juga butuh sosok Ayah sekarang, kau masih punya banyak Tentara tentara lain yang bisa menjagamu, aku hanya ingin Ayahku sebentar, aku tidak akan mengambil sepenuhnya darimu."

~Zhen Daviandra Sagara~

Siang harinya tepat pukul 13.00 Gara terbangun, Gara mengerjabkan matanya berulang kali, guna menetralisir cahaya yang memasuki retina matanya. Lalu mengamati sekitar ternyata ia sudah berada di kamarnya.

Ceklek

Suara pintu dibuka membuat Gara mengalihkan perhatiannya "kamu sudah bangun sayang?" Tanya Ayu, didekatinya tubuh Gara yang masih terbaring lemah di ranjang.

"Gara mau apa nak?" Tanya Ayu menatap gelagat Gara yang sepertinya menginginkan sesuatu

"Minum Bunda" Ujarnya dengan suara yang sangat pelan, namun Ayu mendengarnya.

Ayu pun mengambil segelas air putih yang tersedia di atas nakas, lengkap dengan sedotan agar Gara lebih mudah meminumnya.

Gara mulai minum dengan dibantu Ayu
"Udah Bund" Ujarnya lemas, Ayu pun meletakkan kembali gelas itu di atas nakas

"Kenapa Gara maksain berangkat hm? Padahal Gara tau sendiri, Gara ini belum sembuh, Bunda khawatir kalo Gara kenapa-napa" Ucap Ayu sembari mengelus surai Gara

"Maaf Bund, Gara udah banyak izin, Gara ngga mau ketinggalan pelajaran lagi, Gara hari senin juga udah ujian" Jawab Gara

"Huh ya sudahlah, yang penting Gara harus tau, Gara ngga boleh kelelahan dan jangan mikirin yang berat-berat" Ucap Ayu

"Siap Bunda" Jawab Gara, yang membuat Ayu terkekeh

"Ayah mana Bund?" Tanya Gara sembari melihat sekitar karena ia sedari tadi tidak melihat Ayahnya

"Ayah ke Surabaya, ada rapat mendadak" Jawab Bunda

"Kenapa Bunda ngga ikut?" Tanya Gara dengan menatap Bunda nya serius

"Kalau Bunda ikut Ayah ke Surabaya, nanti Gara sama siapa?" Ucap Ayu sembari tersenyum

"Gara udah terbiasa Bund, kasian Ayah masa ngga didampingi Bunda?" Ucap Gara yang membuat Ayu terdiam

"Pulang ya Bund, Gara baik-baik aja kok, nanti Bunda kesini lagi kalau Gara lulus Sekolah, Gara ngga ngusir Bunda, tapi kasian Ayah sama Kakak di Surabaya" Ucapnya kembali, membuat Bunda meneteskan air matanya, ia tertampar dengan ucapan Gara.

"Maaf, maafin Bunda sayang, Bunda ngga bisa jagain Gara, Bunda ngga bisa nemenin Gara, InsyaAllah nanti Bunda sama Ayah dateng ke Sekolah, Gara harus sehat ya, jaga diri baik-baik sayang" Ucap Ayu sembari memeluk tubuh Anaknya, Gara pun ikut meneteskan air matanya, lagi-lagi ia harus sendirian di rumah.

•••

Malam harinya, saat ini Gara sedang berada di taman bersama Arzan, Gara merasa bosan di rumah sendirian, karena Bunda nya sudah pulang ke Surabaya, mereka sembari menikmati jajanan yang ada di sekitar taman.

"Lo mau tau tentang hidup gw bang?" Tanya Gara membuat Arzan menganggukan kepalanya

"Hidup gw di penuhi rasa trauma karena gw selalu dibully bahkan setiap hari, sampai gw takut berangkat sekolah, gw ngga punya tempat pulang, rumah yang seharusnya jadi tempat ternyaman untuk pulang pun justru di dalamnya sepi, gw ngga tau harus kemana gw pulang. Ngga ada satupun yang nanyain tentang hari-hari gw gimana, gw kesepian dan gw ngerasa hampa, bahkan disaat gw berada di keramaian pun gw masih ngerasa kesepian. Bukan cuma fisik gw yang luka tapi batin gw juga luka, dan luka itu selalu terbuka lebar rasanya sakit banget bang, gw pengin istirahat, gw capek" Ucap Gara panjang lebar dengan wajah yang sudah dipenuhi air mata

SAGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang