12

219 12 0
                                    

"Nggak semua capek obatnya tidur, karena ada capek yang obatnya adalah pulang. Tapi kita tidak boleh pulang sendirian, harus menunggu jemputan."

~Zhen Daviandra Sagara~

Matahari pagi sudah berganti dengan sinar yang mulai menyengat kulit. Gara yang sedari tadi hanya guling-guling di kasur pun merasa bosan, hingga akhirnya ia pun membuka hp nya untuk mengirim pesan kepada seseorang.

Sagara
Ze, Kamu di rumah?

Zelin
Iya Gar, aku di rumah, kamu udah pulang dari rumah sakit?

Sagara
Udah tadi pagi, saya mau main ke rumah kamu boleh ngga Ze?

Zelin
Kamu baru pulang dari rumah sakit lho gar, harusnya istirahat dulu

Sagara
Tapi saya bosan Ze, saya pengin ketemu kamu

Zelin
Ya udah, kesini naik apa?

Sagara
Motor

Zelin
Hati-hati ya Gar, aku tunggu di rumah

Read

Gara pun langsung mengganti pakaiannya, ia menggunakan kemeja berwarna coklat dan celana jeans berwarna hitam yang membuat penampilannya sempurna, style sederhana namun membuat siapapun yang melihatnya akan tertarik.

Setelah dirasa sudah siap, Gara pun mengambil kunci motornya, lalu ia menuruni anak tangga, sebelum pergi ia menyempatkan untuk izin ke orang tuanya.

"Yah, Bund Gara izin keluar ya, mungkin agak lama pulangnya" ucap Gara

"Mau kemana Gar? Rapi banget" Tanya Alam saat melihat penampilan anaknya yang sudah rapi

"Mau main Yah" jawab Gara

"Ouh ya udah, hati-hati bawa motornya, ini buat jajan ya Gar" ucap Alam sembari memberikan empat lembar uang berwarna merah

"Makasih Yah, ya udah Gara pamit dulu ya" ucap gara sembari mencium tangan orang tuanya, lalu ia pun berjalan keluar rumah

"Anak Bunda udah gede, udah bisa main sama cewe, udah ngerti cinta-cintaan" ucap Ayu yang tau tujuan anaknya itu

Gara pun menyalakan motornya dan menancap gas keluar dari pekarangan rumahnya, ia menyusuri jalanan di siang hari yang sangat panas ditambah jalanan sangat padat, tidak lama kemudian ia pun sampai disebuah rumah, Gara pun memarkirkan motornya, lalu ia turun dan berjalan ke rumah itu.

Ia mengetuk pintu, "assalamualaikum, permisi" ucap Gara sambil mengetuk pintu hingga tiga kali

Karena, ia pernah belajar di pesantren dan ia pun mempelajari tentang adab-adab ketika bertamu, salah satunya mengetuk pintu rumah sampai tiga kali dengan ketukan yang tidak terlalu keras hingga dapat menganggu pemilik rumah, dan jangan mengintip karena tidak sopan.

Ceklek, pintu terbuka menampakkan wanita paruh baya yang Gara yakin itu adalah seorang Asisten Rumah Tangga.

"Den Gara ya?" Tanya ART

"Betul bi, panggil aja mas Gara" ucap Gara yang lebih nyaman di panggil mas dibanding yang lainnya

"Siap mas, saya bi Asri, ayo mas masuk Mbak Zelin sudah menunggu di dalam" ucap bi Asri yang dibalas senyuman oleh Gara

SAGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang