27

163 4 0
                                    

"Apapun yang terjadi kedepannya aku harap semuanya akan baik baik saja Tuhan, aku sudah bertahan sejauh ini, jangan sampai aku mengambil jalan kiri hanya karena aku terlalu lelah atas semua yang terjadi."

~Zhen Daviandra Sagara~

Pagi ini, Arzan berada disebuah kantin Rumah Sakit. Arzan tidak sendiri, ia ditemani oleh Albar, Arzan hanya memainkan sendok tanpa menyuapkan makanannya ke dalam mulut.

"Dimakan Arzan" perintah Albar, namun Arzan tetap memainkan sendok dan tatapannya kosong, Albar yang mengetahui kondisi anaknya pun langsung menyuapi dan diterima baik oleh Arzan

Setelah sarapan, mereka pun kembali ke ruang IGD. Kondisi Gara masih sama, tidak ada perkembangan.

"Yah udah telpon Ayahnya Gara?" tanya Fera

Albar menggelengkan kepalanya, "Belum Bu, apa mereka bakal peduli sama Gara?"

"Coba dulu Yah, bagaimana pun mereka adalah orang tua Gara, Gara sangat butuh doa dari Bundanya" balas Fera

Albar pun menggambil handphone nya yang berada disaku, kemudian mencari nomor Alam.

"Pak...Gara koma, tolong Bapak kesini sekarang ajak Bundanya Gara juga"

Tubuh Alam melemas saat mendengar ucapan Albar dari sambungan telepon. Tubuhnya sudah bergetar hebat menandakan laki-laki itu menangis.

"Pak, Bapak kenapa?" tanya Ezra. Alam pagi ini memang sudah berada dikantor dengan ditemani Ajudannya yaitu Ezra

"anak saya koma, Ezra..."

Ezra terdiam, "Gara koma?"

Alam mengangguk cepat. Laki-laki itu bangkit dari duduknya berniat untuk pulang. "Tolong sewa satu helikopter sekarang juga Ezra, saya ingin cepat-cepat menemui Gara" ucap Alam dengan pelan

"Siap Pak, mari saya antar pulang"

Alam menganggung. Laki-laki itu menaiki mobil, hendak pulang dan memberitau kepada istrinya.

"Bun, ikut Ayah ke Jakarta sekarang juga" ucap Alam

Ayu menatap suaminya bingung, "kenapa Yah, kok tiba-tiba?" tanya Ayu

"Gapapa, ada kepentingan mendadak, kita pergi berdua saja dan siapkan baju karena kita akan menginap disana" ujar Alam

"Iya Yah" balas Ayu, yang langsung pergi ke kamarnya untuk menyiapkan keperluan yang mereka bawa

Mereka pun ke Jakarta dengan menggunakan helikopter.

Kita balik lagi ke Rumah Sakit, kini Arzan yang sedang memeluk tubuh Ibunya sembari menangis.

"Abang takut Bu, Abang takut kalau Gara pergi ninggalin Abang" isak Arzan

Fera pun mengelus surai Arzan dengan lembut, "Nak...Gara itu anak yang kuat, Gara ngga akan pergi secepat itu. Abang selalu doa ya biar Gara kondisinya membaik, jangan seperti ini nak...Ibu ngga kuat liatnya" ucap Fera

•••

Alam dan Ayu berlari dilorong rumah sakit. Mereka sangat khawatir dan takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kepada anak mereka.

"Pak..." panggil Alam kepada Albar, Albar yang peka pun langsung membawa Alam kedalam pelukannya begitupun Fera yang memeluk Ayu.

"Kenapa harus anak saya yang terus-terusan merasakan sakit...pak?" tanya Alam dengan suara bergetar

"Gara anak yang hebat dan kuat makannya Tuhan kasih cobaan, Pak...Gara pasti sembuh, saya akan pertimbangan masa dinas Bapak, biar Bapak dan Ibu bisa dekat dengan Gara, Gara sangat membutuhkan kalian" ucap Albar sembari melepaskan pelukannya

SAGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang