"Aku pasti bisa melewati semua, aku dan diriku dapat bertahan"
~Zhen Daviandra Sagara~
S
emenjak masuk rumah sakit, kondisi Gara belum ada perubahan. Ia lebih sering tidur. Kalaupun bangun, pasti karena ada Dokter atau suster yang mengecek kondisinya, meminum obat, makan dan ke kamar mandi, terkadang ia juga ngobrol bersama Ayah atau Bundanya.
Kini, hari sudah mulai petang dan Gara masih tertidur.
Alam sudah pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat berjamaah, sedangkan Ayu ia akan melaksanakan sholat di ruangan.
"Gara, bangun nak" ucap Ayu, kedua kelopak mata Gara perlahan terpejam
"Hm, iya" gumam Gara
"Bunda mau sholat ya?" tanya Gara saat melihat Bundanya sudah rapi mengenakan mukenah
"Iya sayang, Gara mau wudhu? Biar Bunda bantu ya" ucap Ayu yang diangguki oleh Gara
Gara pun berwudhu dengan dibantu oleh Ayu, setelah itu mereka melaksanakan sholat maghrib dengan Gara yang menjadi imam.
Setelah sholat, Gara tidak langsung tiduran tapi ia mengambil Al-Qur'an, Ayu menyimak duduk disamping Gara.
Gara melantunan ayat suci Al-Qur'an dengan irama yang sangat merdu membuat siapapun yang mendengarnya akan menjadi tenang. Memang benar, jika kita sedang merasakan gelisah, maka sebaiknya berwudhu lalu membaca Al-Qur'an, baca dengan penuh penghayatan, maka hatinya akan tenang.
"Shadaqallahul'adzim" Gara menutup Al-Qur'an, kemudian mencium mushaf nya
"Alhamdulillah, bacaannya semakin indah sayang, nanti kalau udah sembuh harus rajin-rajin setor hafalan ke Ayah atau Bunda ya" ucap Ayu dengan mengelus surai Gara
Gara meletakkan tangannya dengan posisi hormat, "Siap Bunda, Gara bakal rajin setor hafalan ke Ayah atau Bunda, biar hafalan Gara semakin kuat" jawab Gara dengan semangat membuat Ayu terkekeh
"Gara makan ya nak, biar cepet sembuh" ucap Ayu mengambil nampan berisi bubur dan lauk
Suapan demi suapan Gara terima dengan baik, ia justru sangat lahap memakannya membuat Ayu semakin semangat untuk menyuapi Gara, kini bubur dan lauk sudah habis dilahap Gara.
"Bunda seneng sayang, kalau kamu makannya habis terus" ucap Ayu sembari meletakkan nampan ke atas nakas, kemudian ia mengambil air putih dan obat-obatan
Ceklek
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam, Ayah tadi Gara makan sampai habis" ucap Gara sangat antusias
Alam mendekat ke arah Gara, "Benarkah? Hebat sekali anak Ayah, Gara mau apa hm? Nanti Ayah belikan"
Tawaran Alam membuat Gara senang, "hmm Gara pengin beli lego Yah, tapi yang besar" jawab Gara dengan tangan yang mempraktekan sebesar apa lego yang ia mau
Alam terkekeh, "Siap, nanti Ayah belikan yang banyak, Gara lagi suka ngerakit hm?" tanya Alam
"Iya Yah, ngerakit lego walaupun pusing tapi seru, nanti kita main bareng ya Yah biar pusingnya bareng-bareng" jawab Gara membuat Alam dan Ayu tertawa
"Mau tidur apa gimana Gar?" tanya Alam
Gara menggelengkan kepalanya, "Gara pengin jalan-jalan Yah, bosen"
"Udara malam ngga baik buat kesehatan jantung kamu nak" jawab Alam
"Kenapa ya Yah Bund, Gara harus sakit padahal Gara ini kan Tentara, Tentara itu terkenal kuatnya bukan penyakitan kaya Gara"
"Huss ngga boleh bilang gitu sayang, Tentara juga manusia pasti akan merasakan sakit, terkadang manusia itu terlihat baik-baik saja padahal lagi hancur. Ayah aja kalau lagi sakit pasti ngga bisa ngapa-ngapain cuma tiduran dikasur dan itu wajar sayang" jawab Ayu menenangkan Gara
"Nonton kartun aja ya, kamu masih suka pororo kan?" tanya Alam
Gara menatap wajah Alam, "Pororo? Gara udah lama ngga nonton pororo Yah, ayo nonton" ucap Gara sembari tersenyum, Alam pun mencari kartun pororo di tablet nya
Gara menonton dengan serius, sesekali ia menggelengkan kepalanya, bahkan ia tertawa saat ada adegan yang menurutnya lucu, membuat Alam dan Ayu merasa gemas. Mereka tidak menyangka, anaknya yang masih kecil ini sudah menjadi Tentara, diam-diam Ayu mengambil video dan mengirimkan video itu ke Arzan.
"Gemes bangettt pengin cubit pipinya, tante makasih banyak videonya"
Kini suara tawa telah menjadi dengkuran halus. Ya, Gara sudah tertidur, Alam pun mematikan tablet nya, kemudian ia menyelimuti Gara sebatas dada.
"Ayah makan gih, Ayah kan belum makan" ucap Ayu kepada suaminya
"Bunda juga belum makan kan? Ayah pesankan ya, Bunda mau makan apa?"
"Nasi goreng aja Yah, Ayah juga pesan ya biar makan bareng"
"Iya Bunda"
Alam pun memesan makanan, tidak lama makanan pun datang dan mereka langsung makan dengan lahap.
•••
Arzan, mengendarai motornya dengan santai, ia sedang menuju ke suatu tempat dan bertemu dengan seseorang. Tempat itu sangat jauh dari pemukiman warga.
Sesampainya disana, Arzan memarkirkan motornya dan melepas helmnya. Arzan terkejut, ternyata orang itu sudah sampai dan sedang duduk dipinggir jalan.
"Datang juga lo" ucap seseorang dengan santai
Arzan tersenyum remeh, "Lo kira gw takut sama lo? Lo udah berani nyakitin Adek gw Aland!" bentak Arzan, ternyata orang itu adalah Aland
Aland berdiri dan berjalan ke arah Arzan, "Ouh iyakah? Padahal gw cuma main-main aja Adek lo noh yang lemah, cihh Tentara kok lemah"
Bughh
Arzan sudah terlanjur emosi langsung memukul wajah Aland membuat sang empu tersungkur.
"Pukulan lo semakin kuat ya Zan, hahahaha hebat juga lo"
Bughh bughhh
"GW MASIH PUNYA DENDAM SAMA ADEK LO ITU! ASAL LO TAU GW BENCI BANGET SAMA DIA!!! GW BERUSAHA BIKIN DIA MATI!!!" teriak Aland, layaknya orang yang tak waras
"Ternyata lo gangguan jiwa! Kalau lo berani sama Gara langkahi dulu gw! Dan lo tau kan siapa Ayah dan Papa gw? Siap-siap aja Land, lo bakal hancur sehancur-hancurnya!" teriak Arzan penuh penekanan
"Gw ngga peduli, gw mau Gara secepatnya mati ditangan gw!" Aland tertawa sembari menjalankan motornya
"Bocah gendeng!" ejek Arzan yang lelah dengan sikap Aland yang semakin hari semakin tidak waras
"Kuat juga pukulan tuh bocah! Sampai ngeluarin darah gini, kalau Papa liat bisa habis gw" ucap Arzan sembari mengusap darah yang keluar dari ujung bibirnya
Setelah itu, Arzan pun pulang dan langsung istirahat karena besok pagi ia harus berangkat ke kantor dan melaksanakan kunjungan kerja menemani Albar, Papanya.
Udah lama ngga nulis hehe...
Jangan lupa vote dan komen ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA
Teen Fiction"Aku hanya ingin tenang tanpa merasakan sakit, apa itu salah?" ~Zhen Daviandra Sagara~ Zhen Daviandra Sagara, Remaja yang sering di bully oleh teman di sekolah hanya karena orang tua nya tidak pernah datang ketika ada undangan ke sekolah, ia di bull...