10

308 17 1
                                    

"Mari sembuh dan berkembang lebih indah. Apapun penyebab luka itu, biarkan itu berlalu. Mari hidup bahagia sebahagianya. Cobain hal-hal baru yang bikin seneng, berteman dengan orang yang menyenangkan dan hangat. Ayo hidup lebih lama lagi disini."

~Author~

Setibanya di Rumah Sakit, Arzan langsung berlutut kepada Bundanya Gara, dan tentunya membuat Ayahnya, ibunya, Ayah Gara terkejut.

"Tante maafin Arzan hiks, tadi Gara izin pergi ke toilet katanya mules dan itu sendirian perginya padahal Arzan udah tawarin buat antar Gara tapi Garanya ngga mau Tan, seharusnya Arzan tetap antar Gara walaupun Gara ngga mau hiks, Arzan ngga tau Gara di bully lagi sama Aland dan temen-temennya, maaf Tante" Ucap Arzan membuat Ayu ikut menangis lalu ia memeluk tubuh Arzan.

"Gapapa ini bukan salah kamu, makasih ya udah jagain Gara" Ucap Ayu sembari melepaskan pelukannya.

Plak

"Lagi-lagi kamu Arzan! Kamu kenapa ngga pernah bisa jagain Gara hah!" Teriak Albar membuat suasana semakin mencekam.

"Ayah maaf, maafin Arzan" Ucap Arzan sembari menunduk

"Udah Ayah ini Rumah Sakit, kasian pasien-pasien lain nanti terganggu" Ucap Fera menenangkan suaminya. Lalu ia menatap ke arah Arzan dan Arzan langsung memeluk Ibunya.

"Maaf bu hiks, maafin Arzan, Arzan ngga bisa jadi abang yang baik buat Gara hiks, Gara pasti sakit ya bu di dalam sana, kenapa harus Gara hiks, Arzan pengin liat Gara bahagia yang lama Bu, Arzan pengin liat Gara tertawa yang lama Bu hiks" Isak Arzan dipelukkan Ibunya

"Bukan salah abang, doain aja adeknya ya, semoga Gara baik-baik saja dan bisa main sama abangnya ini, udah dong jangan nangis kalo Gara liat pasti diketawain" Ucap Fera menenangkan anak bungsunya.

"Jangan ninggalin abang sendirian dek" gumam Arzan yang masih bisa didengar oleh orang tuanya dan orang tua Gara

Arzan terhanyut dalam pikiran-pikiran negatifnya, dia benar-benar hancur sekarang.

"Om, Tan, mungkin bukan waktu yang tepat tapi Arzan mau kasih tau kalo Gara dapat penghargaan, nilai Gara hampir sempurna, Matematika dapet 100, Fisika, Bahasa indonesia, dan kimia dapet 98, bahasa inggris dan kimia dapet 97" Ucap Arzan sembari memberikan penghargaan dan bingkisan milik Gara.

"Arzan juga dapet penghargaan jadi siswa berprestasi peringat pertama" Ucap Arzan sembari meneteskan air mata

"Selamat untuk Arzan semoga tetap bertahan di posisi ini ya" Ucap Ayu

Ceklek

Dokter keluar dari ruangan IGD dengan tersenyum. "Saya perlu berbicara dengan orang tua pasien di ruangan saya"

Sesampainya di ruangan Dokter, Alam dan Ayu langsung disuruh duduk.

"Ananda Gara itu anak yang sangat kuat, ia sakit seperti itu saja tidak sampai koma, justru ia baik-baik saja sekarang, tidak ada organ tubuh yang rusak hanya saja kulit tubuhnya luka karena sayat dan cambukan, bahkan lebam dimana-mana, saya sudah menjait luka sayatan dan mengobati luka cambukan dan juga luka lebamnya, Gara itu anak yang tidak mudah menyerah pak bu, justru disaat sakit ia berusaha untuk tetap bertahan, tapi mungkin Gara sedang lelah, untuk ginjalnya sudah membaik sudah tidak ada gangguan lagi di ginjalnya, tapi kemungkinan mentalnya sangat terganggu pak bu, sebaiknya anda bawa Gara ke psikiater atau psikologi" Jelas Dokter

SAGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang